Chapter 2: misteri

220 18 1
                                    

Kenapa wajah dia serius seperti itu. Tapi hal yang ku kagetkan adalah dia seorang vampir disini.

Dia bergumam sesuatu dan aku bisa membaca gerakan bibir dia.
Dia berkata
"apa yang akan dilakukan oleh nenek tua itu ya? Kenapa dia bisa masuk kesini?"

"Bisakah kau antarkan aku keruang kepala sekolah?"
"Maaf aku ada urusan, dan kau jangan pernah hadir dihadapanku lagi "

Jutek banget. Pokoknya kegedung dulu deh. Aku sudah melewati beberapa kelas dan tempat lain tapi ruang kepala sekolah masih belum ketemu.

Rata2 kenapa disini yang kulihat wanita semua ya! Laki-lakinya pada kemana? Dan satu hal yang buat diriku tidak nyaman adalah mereka melihatku seakan aku adalah makanan mereka.

Sebenarnya disini semua orang waras atau tidak sih.
Lebih baik aku bertanya kepada salah satu dari mereka.

"Permisi bisakah kau antarkan aku keruang kepala sekolah?"
"Baiklah aku antarkan ganteng!"
"Biar aku saja! Ayo sini" seru perempuan pendek itu.
Seketika aku melihat dia tersenyum kecil.

Dia antarkan aku kemana ya? Kenapa dia mengantarkanku ke tempat gudang gini! Jangan sampai apa yang dipikiranku itu kenyataan. Kalau dia itu juga vampir!

Setelah aku masuk kesana tiba" dia mendorongku ke tembok dan menghendus hendus tubuhku.
"Darah suci"

Aku tidak pernah takut sama namanya vampir, aku disini karena ingin belajar.

Aku segera mengeluarkan bawang putih dari kantong celanaku yang diberikan oleh moi tadi pagi Dan dia malah tertawa.

"Hahaha kau pikir aku ini vampir jaman dahulu. Kau ini bener2 tidak tau apa2 tentang vampir sampai2 kau memakai cara tradisional"

Jadi vampir sekarang tidak takut dengan namanya bawang putih ya! Lalu segeralah aku menunjukkan kalung salib yang kupakai dileherku.
"Hahaha kau buta atau apa? Lihat aku juga memakai kalung yang sama denganmu " sentak dia.

"Sekarang kamu milikku!" Seru dia dengan senyum lebarnya itu.
Lalu dia segera ingin menciumku. Tapi dengan cepat aku menyingkirkan wajahnya dari hadapanku.

"Cukup sudah lelucon sampahmu itu rosella" suara wanita lagi! Dan yang ini seperti gak normal juga. Rosella jadi nama dia rosella.

"Kau menggangguku saja sinon" dan satu ini namanya sinon. Masalahnya sih sinon ini kenapa dia terlihat seperti aneh juga.

Rambutnya pendek warna biru. Dan dia membawa sebuah pedang dibelakang punggungnya. Emang dia mau bertarung apa?

"Kau sebaiknya jangan ikuti wanita cebol ini dah" seru sinon yang berdiri duduk diatas meja.
"Kau pikir aku cebol ha? Dasar babi!" Padahal dia cebol sih. Sedangkan sinon malah tidak kelihatan babi sama sekali.

"Kalian ini siapa? Dan kenapa kalian membawa aku ke gudang ini!" Tanyaku.

"Kudengar kau bertemu dengan mikasa tadi pagi" kata sinon yang segera turun dari meja itu.

mikasa? Siapa lagi itu?
Biar kuingat dulu, ooh dia itu yang tadi pagi jatuh bersamaku.

"Jadi namanya mikasa. Trus apa hubungannya sama aku?"
"Kami mendengar informasi dirimu dari dia" kata rosella.

"Kau pemilik darah suci kan" mereka berdua bicara barengan.
Darah suci ya! Jadi itu julukanku sekarang disini.

"Kau pemilik darah suci seharusnya kau tidak akan pernah menginjak kakimu kedaerah sekolah ini" sentak sinon.

Suasananya jadi seram dan tegang. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan.
"Aku tidak mengerti apa yang kalian bicarakan? Aku kesini ingin belajar dan menemui kepala sekolah terlebih dahulu dan aku punya nama namaku zen"

"Zen kau itu manusia apalagi kau pemilik darah suci. Apa kau tau kalau sekolah ini semuanya adalah vampir!" Kata rosella

HOLY BLOOD | RevisiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang