chap 1

160 14 0
                                    

Cast: Yoon Bora (sistar) Yong Junhyung (highlight) & Wonho (monstaX)

Aku tidak menyalahkanmu, tapi aku menyalahkan takdir yang mempermainkan kita seperti boneka!

Tangisnya pecah dalam kegelapan malam yg pekat, berusaha menangis tanpa suara, membekap mulutnya dengan tangannya, agar tangisnya tidak menganggu dua orang yg sedang bercinta tepat di sebelah kamarnya,
Suara erangan, desahan kenikmatan mereka mengusik mengoyak hatinya,

Kenapa ini sangat sakit?? Kenapa rasa sesak di dada ini begitu menyiksa, bahkan walaupun ia menumpahkan semua airmatanya, kenapa ini masih sangat menyesakkan?
Ini malam ke 90 kalinya ia merasakan hatinya membengkak! Suara itu? Suara itu kenapa sangat menyakitkan! Seakan mengoyak hati yg sudah sekarat,
Sebenarnya apa yg membuat ia bertahan mendengarkannya? Desahan mereka setiap malam menjadi nyanyian selamat malam yang menyayat hati!

Suara itu berhenti setela 3jam menyiksanya,
Bora menstabilkan emosi yg bergejolak di hatinya, ia menghapus airmatanya, melihat bayangan dari cermin, ia tersenyum kebayangannya, meyakinkan hati nya agar ia harus kuat!
Bora berdiri tepat di saat pintu kamarnya di buka oleh seorang pria yg kini berstatus suaminya.

"Aku akan siapkan air hangat untukmu mandi,," Bora tersenyum seakan tidak perna terluka

Junhyung p.o.v

Dia tersenyum lagi! Selama 3bulan dia selalu tersenyum dengan sorot mata yg penuh dengan luka,
Sekuat apa dia? Aku selalu tidak habis pikir, setajam apapun pisau yg aku tusukan di jantungnya, ia terus saja tersenyum, seolah tidak merasakan sakit! Semakin membuat aku ingin menyakitinya lagi dan lagi,
Aku ingin dia menangis dan memohon agar aku mencabut Nyawanya detik ini juga!

"Aku sedang malas mandi, aku ingin langsung tidur!"

Aku segera saja merebahkan tubuhku ke kasur, lagi lagi aku melihat senyum nya,
Sial! Dia membuat aku merasa kesal dan..... bersalah!'-'
Aku mulai memejamkan mataku, kegiatan tadi sangat menguras energiku, rasanya sangat lelah,!
Aku bisa merasakan Bora mulai berbaring di sampingku,

"Junhyung..Tubuhmu penuh dengan pelu, tidurmu bisa tidak nyenyak"

Nadanya penuh dengan luka, nada bicaranya bergetar dan terdengar seperti keluhan, ia mungkin sedang berusaha untuk kuat,
Benar-benar gadis yang bodoh!

"Jangan mengusikku, itu bkn urusanmu!"
Aku membalikkan tubuhku memblakanginya,
Aku tau mungkin dia sedang menangis! Suara tangisnya tertahan,
.
Junhyung p.o.v end
.

Dagu Bora bergetar menahan tangisnya, ia berbalik membelakangi Junhyung berusaha memejamkan matanya, sejenak melupakan sakit di hatinya

Junhyung membuka matanya, perasaan sakit mengoyak hatinya, senyum Bora benar2 mengoyak ngoyak dinding daging hatinya
Sial kenapa bisa sperti ini?
Kenapa ia merasakan sakit saat tau Bora menangis,

Pernikahan sialan ini benar2 telah merenggut semuanya, merenggut kekasihnya yg sangat di cintainya,
Kalau saja perjodohan bodoh ini tidak terjadi, gadis itu tidak akan meninggalkannya, perjodohan ini membuat yura gadis yg sangat bearti di dalam hidup Junhyung berani nekad mengakhiri hidupnya tepat di hari pernikahan terkutuk ini terjadi,!
.
Airmata Junhyung Mengalir, hatinya kembali sakit, kenangan indah bersama yura kekasihnya mulai mengoyak luka di hatinya,
Ia merindukan yura,
Seandainya mereka lebih merestui ia dengan Yura, seandainya Bora itu tidak datang kerumahnya,
Seandainya keluarga tuan Yoon tidak meninggal di kecelakaan itu,
Seandainya Bora juga ikut meninggal di kecelakaan itu,
Ia pasti skrg sedang berdua bahagia bersama Yura,
Dan itu hnya andai andai yg tidak berguna!
rasa benci di hati Junhyung kembali membara terhadap Bora, wanita itu harus merasakan sakiit yang lebih dari yg Yura dapatkan dulu,
.
**
.
Pagi pagi kediaman Junhyung kedatangan tamu,
Bora yg masih menggunakan piyama, berusaha cepat membukan pintu,
Seorang pria tersenyum manis,
Jantung Bora berhenti berdetak, airmatanya mengalir, kenapa pria ini baru datang setelah ia merasakan penderitaan yg teramat menyiksa,
Bora memeluk tubuh pria yg dulu jadi kekasihnya, seakan menemukan tempat, dia menumpahkan semua airmatanya di pundak pria ini,

"Kau terlambat! Kenapa baru datang! Aku.. aku merindukanmu!"

Bora mempererat pelukannya, menangis terisak di dalam pelukan pria yg ia kira sudah pergi bersama keluarganya saat kecelakaan mobil nya terjatuh k jurang meninggalkannya Sendirian di dunia ini

Dari atas tangga Junhyung melihatnya, ia merasa kesal dan marah! Apa pria itu tidak tau wanita yg ia peluk itu adalah istrinya,
Junhyung turun menghampiri Bora dan pria asing itu,

Dengan kasar Junhyung menarik paksa Bora

"Siapa kau?? Apa kau tidak tau wanita ini sudah punya suami! "

Pria itu tersenyum ramah

"Aku tau,"

Bora kembali menangis, matanya perih, Wonho tau ia sudah menikah! Wonho pasti sangat membencinya, krna menganggap dia sudah mengkhianati cinta mereka yg sudah mereka jalin dari masa kecil,
Wonho tersenyum getir ke Bora, ia tau saat ini gadis nya itu sedang merasa bersalah

"Aku kesini datang untuk mengucapkan selamat, maaf terlambat, karna aku baru saja siuman dari koma!"

Wonho terus saja menatap Bora saat bicara, memberikan jawaban atas petanyaan Bora selama ini

Junhyung menyadarinya, dia benar2 kesal, dia tidak suka ada pria menatap wanitanya,
Lebih Tepatnya mainnanya! Ya mainan!
.
**
.

Junhyung di kantor terusik dengan banyak pertanyaan aneh di kepalanya,
Siapa pria tadi pagi? Kenapa Bora bisa memeluk pria itu sangat erat! Apa hubungan mereka? Kenapa pria itu terus menatap Bora sperti itu?
Junhyung merasa sngat frustasi, ia sampai mengacak rambutnya dengan kesal!

"Kenapa aku memikirkannya? Kenapa aku merasa kesal dan tidak suka saat pria itu memeluk Bora? Aku ini kenapa?"

Bisikan membuat ia tertegun,
Cemburu! Cemburu!

"Tidak! tidak! tidak! Aku hanya takut mainanku di ambil orang, Bora belum saatnya lepas dariku, ia harus lebih menderita lagi, !"

Bora dan Wonho bertemu di sebuah cafe, tidak ada yg berbicara, Bora hanya bisa diam tertunduk, Wonho menatap Bora, memperhatikan gerakaan Bora yg merasa canggung padanya

Wonho p.o.v..

Kenapa dia hanya diam? Apa dia bingung harus bicara apa? Aku sangat penasaran, ingin sekali aku menanyakan apa dia merindukan ku?
Tapi spertinya keberanianku layu saat melihat cincin yg melingkar di jari manisnya,

"Kau tidak suka bertemu denganku?"

sial! Kenapa aku menanyakan itu,
Ku lihat ia menatapku dengan bingung dan cemas,
Aku selalu berpikir apa aku sudah hilang di hatinya, membayangkan nya saja hatiku sangat sakit

Aku masih Mencintainya

"Oppa jika kau ingin marah, marahlah, aku siap!"

"Kenapa aku harus marah? Bkn kah kau tidak salah, mungkin kita tidak jodoh!"

Sakit rasanya mengatakan kalau kami tidak jodoh, hati kecilku sebenarnya berteriak tidak ihklas, pikiranku menolak kenyataan yg ada,
Tapi logika ku harus berjuang agar mengalahkan hati dan pikiranku, demi kebahagian orang yg bearti buatku,
Aku tersenyum menangkup wajahnya,
Matanya berkaca kaca menatapku, kenapa aku melihat sebuah luka di matanya, apa aku yg membuatnya terluka,?
.
.
Cerita ini perna aku post di grub fb, pngen aja pindah ke sini,
Hehehe

HEART TO LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang