Meskipun cuaca siang hari ini cukup terik, namun hal tersebut tidak mampu menghambat aktifitas penduduk kota seoul.
Jalanan masih saja tetap ramai di penuhi para pejalan kaki, bus yang terkadang singgah maupun mobil-mobil yang berlalu lalang menyusuri jalanan kota seoul.
Tidak terkecuali sebuah mobil mewah sejenis limo yang di kawal beberapa mobil sedan hitam pada depan dan belakang mobil tersebut.
Dimana di jok penumpang mobil mewah tersebut terselimuti hawa dingin yang mencekik di antara keempat sosok manusia yang duduk saling berhadapan.
Mengabaikan supir dan assistent kepercayaan salah satu dari mereka yang mungkin saja duduk tidak nyaman di bangku kemudi depan karena tersekat dengan lubang jendela yang kini tertutup rapat.
Tidak ingin obrolan penting mereka terintrupsi atau bahkan sekedar terdengar oleh sosok lain yang tidak mereka inginkan.
Sebenarnya ketegangan terjadi diantara sesosok pemudah cantik dengan kedua wanita paruh baya yang masih terlihat cantik di usia mereka sekarang ini.
Meninggalkan sosok mungil yang sedari tadi memeluk erat pinggang sang pemuda.
Menyembunyikan raut ketakutannya pada ketiak sang pemuda yang tak lain adalah jaejoong.
Si mungil sendiri yang kita tahu bernama changmin bahkan sudah beberapa kali merengek pada sang ibu yang mungkin saja teredam karena sedari tadi ia tenggelamkan kepalanya pada ketiak sang ibu.
Changmin takut sekali pada ibunya untuk saat ini, demi tuhan sejak dirinya mulai dapat mengingat ia tidak pernah melihat tatapan tajam yang seperti ini dari sang ibu.
Jika saja tatapan mata dapat membunuh seseorang, mungkin saja kedua orang yang mengaku neneknya itu sudah tewas untuk saat ini.
"Eomma~" cicitnya kembali teredam.
Sementara jaejoong tidak mengindahkan sama sekali rengekan dari putranya dengan terus menatap kedua wanita yang masih mengaku sebagai mertuanya dengan pandangan yang sulit di artikan.
"Apa yang kalian inginkan dari kami?" tanya jaejoong degan mengeratkan pelukannya pada sang anak.
"Ratu muda jung~ kami hanya-
"Jangan memanggilku dengan panggilan menggelikan tersebut."
Ratu song ji hyo yang bahkan belum sempat menyelesaikan kalimatnya karena intrupsi jaejoongpun mendadak membeku di tempatnya.
Dirinya tidak menyangka sosok menantu yang di sayanginya, sosok penuh dengan kelembutan mampu berbicara dengan nada amat sangat dingin kepadanya.
"Jaejoong?" tanya selir lee tercengang.
"Setelah sekian lama kami hidup dengan tenang, dan kali ini kalian datang berniat menghancurkan kehidupan kami? mencoba memisahkanku dengan putraku?" tanya jaejoong dengan nada meninggi.
"Kalian sudah pernah menghancurkan hidupku sekali dan kali ini aku tidak akan membiarkannya terjadi kembali, aku tidak akan membiarkan kalian menghancurkanku untuk kedua kalinya." desisnya marah.
"Jongie~ kami tidak seperti itu." bela ratu song syarat akan kelembutan.
"Tch! tapi kalian melakukannya beberapa tahun yang lalu!" balas jaejoong dengan senyum hambarnya.
"Apa kalian bermaksud mengambil changmin dariku? jangan harap!" ujar jaejoong sarkas.
"Lagipula kalian bodoh jika menganggap anak ini adalah cucu kalian- putra jung yunho?" tanyanya dengan tawa mengejek.
"Naif sekali, kalian pikir aku sebaik itu? ayolah aku bahkan tidak tau siapa ayahnya." jelasnya mencoba untuk santai dengan menyilakan kakinya.
"Ku beritahu satu fakta- aku bekerja di klub malam selama ini jika kalian ingin tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Queen
Fantasy"Hiduplah Bahagia Yunho-ah, Di masa depan atau kehidupan yang akan datang semoga kita tidak terlibat di jalan tuhan yang sama" Yunjae YAOI