Maafkan chapter 1 yang terkesan menggantungkan :((
Lanjut yah guys 💕
Happy reading!! 😀
------------Aku teringat malam itu Ayahmu yang membalas pesanku. Setelah kurang lebih satu tahunan aku mengenalmu, baru kali ini yang membalas Ayahmu. Katanya kamu sudah tertidur beberapa jam yang lalu. Deg-degan memang. Tubuhku pun tiba-tiba terasa seperti mendidih. Ya.. Sedikit alay memang. Jika kamu jadi aku mungkin kamu akan merasakannya juga. Rasanya seperti diintrograsi setelah ketahuan berbuat salah. Padahal aku tak melakukan kesalahan. Tapi aku takut Ayahmu akan memarahiku. Mengingat aku dan kamu adalah perempuan dan laki-laki yang masih remaja. Yang dimana kebanyakan remaja suka bermain dengan Cinta. Dan mungkin saja Ayahmu memiliki sudut pandangan berbeda tentang kita. Padahal realitanya kita hanya teman biasa.
Beberapa kali kuatur pernapasan karena dadaku terus saja berdegup kencang. Tak kusangka semuanya sungguh di luar dugaan. Ayahmu malah bercakap biasa padaku, seolah tak ada yang ingin dia marahi. Ayahmu sesekali bertanya tentang identitas dan hubunganku denganmu. Akupun menjawab jujur seadanya. Ayahmu juga menceritakan banyak hal tentangmu. Kata Ayahmu kamu menjadi pendiam setelah pindah dan juga tak mau banyak berteman. Sampai tetangga perempuanmu yang cantikpun kamu tolak untuk berkenalan. Ya.. Kamu memang 'aneh'. Ibarat handphone canggih, menjauhkan yang dekat, mendekatkan yang jauh. Tetanggamu yang sudah jelas di depan mata kamu abaikan. Sementara aku yang jauh malah seolah kamu perhatikan.
*bercakap lewat pesan
Terdengar buruk memang. Ya.. Aku paham. Kamu pernah menceritakannya padaku. Katamu teman-temanmu disana tak seperti teman-temanmu yang dulu. Mungkin kamu masih belum bisa beradaptasi. Sama juga sepertiku, yang butuh waktu lama untuk beradaptasi. Tapi aku tidak seburuk kamu. Aku memiliki teman baru yang akrab denganku. Teman yang membuatku menjadi mengenalmu. Tapi aku tak bilang pada teman baruku, jika aku dan kamu sering kali bertukar pesan. Namun sesekali dia curiga. Karena aku sering menanyakan tentangmu.
Aku masih sama seperti satu tahunan yang lalu saat kita baru saling mengenal. Masih tetap bahagia. Karena kamu masih mau berteman denganku. Dan kini setelah berteman cukup lama kamu pun sudah sedikit berubah, tak secuek waktu pertama. Bagiku itu sudah perkembangan luar biasa. Ya.. Walaupun membutuhkan waktu lama. Kamu sekarang menjadi lebih terbuka. Sering banyak bercerita. Entah kenapa ceritamu kadang membuatku kagum padamu. Ya.. Aku mungkin menyukaimu. Kadang aku berpikir "apa kamu sudah menganggapku istimewa? " Ku jawab iya, meyakinkan diriku sendiri. Akupun sesekali tersenyum. Membayangkan jika kita bertemu. Akankah aku berani memulai percakapan seperti di pesan? Mungkin saja tidak.
Aku juga bahagia, ketika ayahmu respon positif padaku. Seperti sebuah kebahagiaan yang luar biasa. Ya... Meskipun kita hanya berteman lewat pesan. Dan pesan kitapun lebih dominan aku yang bertanya. Aku mungkin lebih terkesan sedang berjuang. Aku tak tahu apa yang kamu rasakan. Apakah sama atau malah sebaliknya? Karena kadang kamu terlalu misterius. Susah untuk kutebak.
Di pesan terakhir Ayahmu, dia malah menyuruhku menjagamu dan menjadi teman baikmu. Aku tertawa geli membacanya. Seolah tak percaya dengan yang kubaca. Akupun mengiyakan permintaan Ayahmu. Sebenarnya tanpa Ayahmu meminta akupun akan melaksanakan. Karena aku tak mau meninggalkan dan juga tak mau kehilangan, meski kita masih bukanlah pasangan. Kita yang masih sebatas teman. Akan selalu kutunggu sebuah kepastian dan juga pertemuan. Meski tak tahu itu sampai kapan. Semoga saja ada keajaiban.
-17/4/2017
Masih grogi nulisnya. Maafkeann :(((
JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENT!! KRISARNYA JUGA
BE A GOOD READER 💕👌TO BE CONTINUE
KAMU SEDANG MEMBACA
Rinduku Berujung Pilu
RomanceKupikir aku tak begitu bodoh,jadi aku tak pantas memanggil diriku si 'bodoh'. Tetapi mengapa dalam perihal merindukanmu aku selalu tak punya solusi?. Aku tak tau pasti mengapa rindu itu selalu singgah dihati. Hingga bersemayam sampai berhari-hari. ...