Pertemuan Singkat

756 49 0
                                    

Hari minggu memang menjadi hari favorit bagi siapapun untuk beristirahat sejenak dari kepenatan bekerja, sekolah, atau segelintir aktivitas yang membuat kepenatan. Jam menunjukkan pukul 9 pagi. Kai masih meringkuk manis dibawah selimutnya. Hari ini ia berniat tidur sepuasnya dirumah mengingat minggu besok menjadi minggu produktif. Pendalaman materi dan bimbel membuatnya seperti ingin menyeburkan diri ke kolam luas. Memuakkan.

"Neng, ga bangun?" Tania, Mama Kai membuka kenop pintu. Ia menggelengkan kepalanya melihat kelakuan putri bungsunya yang sedang bermalas-malasan.

"Mama masak enak tuh! Makan sana!" bujuk Mama Kai di depan pintu, berharap Kai segera bangun. Tiba-tiba muncul Ikram dari arah kamarnya, sudah selesai mandi dan tengah mengeringkan rambutnya yang setengah basah dengan kipas angina hello kitty milik Kai.

"Belom bangun dia, Ma?" Tanya Ikram pada Mamanya. Mamanya hanya menggeleng pasrah.

Ikram langsung masuk ke dalam kamarnya dan menindih selimut Kai sampai gadis itu mengaduh kesakitan.

"WOOOY BANGUUUUN!" teriak Ikram santai sambil mengibaskan tangannya.

"AABAAANG!" teriak Kai mengaduh kesakitan dan meronta meminta Ikram segera menyingkirkan tubuh besarnya itu.

"DASAR LO DUGONG!" kesal Kai saat Ikram sudah terduduk menatapnya dan menahan tawa.

"Ga nyadar apa lo badan lo segede bagong!" cerocos Kai lagi seraya mengambil jedai hitam diatas nakasnya.

"Ih Ade. Abang kan ganteng, bukan bagong!" bela Mama Kai melihat pertengkaran kedua anaknya.

"Tau ah! Abang ngeselin Ma! Sakit nih badan ade ditindihin kakek gajah!" Kai menilik tajam kearah Ikram sedangkan Ikram tertawa puas, berhasil mengerjai adiknya.

"Abisnya lo kebo sih! Buruan sana mandi. Gua tau lo udah ga mandi kan 2 hari? Baunya kaya sampah bantargebang lo!" goda Ikram lagi sambil menjitak kepala Kai.

"ABANG ISSSSH!"

**

Kai meminum segelas susu coklat di meja makan. Kali ini ia mengikuti tradisi minggu pagi untuk sarapan bersama. Kebetulan Papa Kai pulang. Biasanya, Papa Kai hanya pulang sebulan sekali. Namun bulan ini pengecualian.

"Ade sekolahnya gimana?" Tanya Papa Kai menatap Kai yang sibuk mengoleskan selai kacang ke roti tawarnya.

"Enak kok." Jawab Kai tak singkron.

"Maksud Papa, persiapan ujian nasionalnya gimana? Terus mau lanjut kuliah kemana?" terang Papa Kai pelan.

"Ooh itu. Baik, Pah. Gatau mau kuliah dimana. Ade kuliah dimana aja yang mau nerima ade hehehe...." Balas Kai menyengir.

"Dia mah buang aja ke laut, Pah." Cerocos Ikram menyela ucapan Kai.

"Hih! Urusin tuh skripsi lo Bang! Gila aje, dah berapa ratus taun lu ngampus? Masih aja jadi mahasiswa abadi!" balas Kai lagi sambil tersenyum penuh kemenangan.

"Hei, abangmu ini sedang berikhtiar adinda." Ucap Ikram tersenyum sarkastis.

Kai hanya mencebik. Kedua orang tua mereka pun sudah menganggap hal itu sebagai hal biasa. Sebenarnya, pertengkaran itu sisi lain dari cara untuk menunjukkan kasih sayang.

"Kai nanti siang mau ke mal sama temen-temen ya Papski." Izin Kai.

"Abang ikut dong!" Ikram mengacungkan jarinya.

"Gak. Ini urusan cewe, Bang!" Kai menggelengkan kepalanya pertanda tak setuju.

"Yaudah tapi jangan pulang malem-malem neng. Ngayap mulu nih." Sahut Mamanya. Kai mengacungkan jempolnya dan berlalu kembali ke kemarnya.

BITTERSWEETTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang