"Selamat pagi, Leonardo Syahputra Pangaribuan. Selamat datang kembali, bagaimana perasaanmu setelah melihat dunia yang sangat luar biasa itu? Pasti banyak yang sedang kau pikirkan sekarang, atau bahkan kau sedang merasa ketakutan? Atau justru kau merasa heran? Mungkin kau sedang bertanya tanya kepada dirimu sendiri. Tenang aku tidak menguntit dirimu, aku juga bukan peramal yang bisa melihat kisah hidup seseorang dari jauh. Hanya saja aku mengetahui siapa yang mengunjungi situsku dan siapa yang masuk kedalam dunia mimpi setelahnya. Jika kau punya banyak pertanyaan atau kau ingin mengerti seluruh hal mengenai mimpi, kau bisa datang ke perkumpulan yang diselenggarakan setiap hari sabtu pukul 2 siang, tempat Jl. Merpati 5 jakarta selatan gedung kebebasan no.4 lantai 12. Kami tunggu kehadiranmu." Nama pengirim Mr. A
Aku terdiam dan bingung dengan apa yang terjadi, apa maksud dari pesan ini? siapa sebenernya orang yang mengirim pesan ini? Bagaimana dia mengetahui tentang mimpiku? Atau tepatnya kemana aku pergi? Tidak dia belum tentu mengetahui tentang mimpiku. Tapi ini terlalu aneh. Aku mencoba untuk tenang dan berfikir sejenak.
Mr. A, dia pasti pemilik situs sekaligus penulis tentang mimpi yang kemarin malam kukunjungi. Lalu kenapa dia bisa tahu nama lengkap ku, pasti dari data yang kugunakan untuk membuat akun di situs tersebut. Lalu bagaimana dia mengetahui tentang mimpiku masih belum bisa kujawab. Dia bahkan mengundang aku untuk datang ke perkumpulan atau apapun itu. Aku tidak begitu yakin mengenai undangan itu, namun pertanyaan yang sudah sangat menumpuk ini membuatku tidak punya pilihan lain selain datang ke perkumpulan itu.
*
Senin pagi merupakan waktu yang sangat kubenci. Bagaimana tidak? kembali beraktivitas setelah beristirahat hanya satu atau dua hari saja selama satu minggu. Baru kemarin libur, tanpa disadari sudah hari senin lagi. ah sudahlah pasti semua orang pun tidak ada yang menyukai senin pagi.
Bagiku yang menyebalkan dari senin pagi adalah kembali kuliah. Bangun pada pagi hari, mandi, sarapan, lalu berangkat mengendarai sepeda motor dan merasakan kemacetan setiap pagi hanya untuk sampai dikelas tepat pada waktunya. Lalu mendengarkan dosen ceramah, mencatat serta mengerjakan tugas harian, makan siang, belajar lagi, lalu pulang kerumah. Apakah hidup begitu membosankan seperti ini? kita berputar pada siklus yang sama berulang ulang? atau mungkin aku yang tidak menikmati hidup ini? Hhh... Seandainya saja aku pintar menjawab pertanyaan hidup, sepintar aku mengajukan pertanyaan tersebut.
Aku sampai dikampus pada pukul 07:30 pagi. Setelah memasuki ruangan kelas, aku langsung duduk dikursi yang biasa aku tempati, Bagian pojok kanan barisan paling belakang. Aku orang ke lima yang datang di kelas pada pagi hari ini. Suasana kelas yang masih sepi memang menenangkan. Kosong, sejuk karena hembusan udara AC yang baru dinyalakan, Tenang.
Kelas pertama dimulai pada pukul 08:00 pagi, sekarang waktu menunjukan pukul 07:57 pagi. Seluruh bangku ruangan kelas sudah terisi, kecuali satu bangku yang berada disamping kanan bangku yang kutempati.
*Brakk!* "Sialll! aku kira aku telat lagi" Teriak seorang pria yang masuk sambil membanting pintu kelas.
"Oyy Erik, mau sampai kapan kau datang selalu terburu buru seperti itu? nanti pintu kelas kita bisa hancur kalau kau selalu membanting saat masuk kedalam kelas" tegur seorang perempuan yang duduk di barisan paling depan ruangan kelas.
"Yaa maafkan aku sarada. oyyy Leo! sudah datang kau rupanya!" sambil menarik kursi dan duduk disampingku.
"Tentu saja, justru kamu yang seharusnya memperbaiki waktu tidur dan bangun mu, Erik"
Erik adalah salah satu teman terdekatku di kuliah. Kedekatan kami mungkin berawal dari teman sebangku dikelas saja, namun seiring berjalannya waktu dan mungkin karena persamaan nasib dan pemikiran, dia satu satunya orang yang bisa kupercaya di kampus ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perang Jiwa: Doppelganger
Fantasy*Pernahkah kamu berfikir bahwa tubuh yang kamu miliki bukan milikmu sepenuhnya?. **Pernahkah kamu hilang kendali atas seluruh tubuhmu? lalu lupa kejadian setelahnya?. ***Kita tidak pernah mengetahui diri kita sebenarnya, karena kita terlalu sibuk me...