01

241 25 16
                                    


-Ritual Malam-

00.00 AM
Waktu yang pas sekali baginya. Ritual pun dimulai. Semua sudah terlelap dan bermimpi indah.

Ia mulai menata segala hal yang diperlukan untuk ritualnya. Lampu mulai dimatikan, pintu-pintu sudah ditutup serapat-rapatnya. Satu-satu dinyalakanlah api dan ditumpangkan di atas 23 lilin merah berukuran besar. Cahaya dari lilin membentuk lingkaran dalam segitiga. Duduk ditengah-tengah terangnya cahaya itu.

Matanya terpejam agar ia bisa fokus dalam menjalani kegiatan ini. Mulutnya mulai mengeluarkan kata-kata 'aneh' yang orang lain tidak akan paham. Dengan sangat fokus dia jalani.

Hawa tak sedap mulai terasa. Angin semilir berhembus-hembus, menyebabkan api-api yang semula diam kini bergerak-gerak terdorong angin.

BUUUSY

Benar-benar gelap, tidak ada satu lilin pun yang menyala. Angin mulai mengencang. Badannya ikut terdorong oleh angin yang dahsyatnya luar biasa. Tetapi, ia hanya fokus membaca mantranya yang juga semakin cepat.

Lambat laun angin kencang tadi mulai mereda. Namun, hawa menyeramkan masih setia di kelilingnya.

"Ono opo jenengan manggil kula nggih? hi hi hi ",

Ia tersentak kaget. Badannya menegang ketika sebuah helaian jari-jari panjang mengelilingi wajahnya.

Badannya mendingin, keluar keringat dingin membasahi sekujur badannya. Badannya benar-benar bergetar tak karuan. Bulu kuduknya mulai terangkat.

Yooo elingo yen wengi wes tumeko.....ssanak kandang putih gendhongen...cat katon cat ora...kang topo ing guwogarbane sundhelpati

Senandungan jawa terdengar persisi di telinganya.

"Buka'no matamu cah ayuuu hihihi"

Sudah cukup!, ia berhenti membaca mantra. Dia mencoba memberanikan diri membuka matanya. Dan hasilnya NIHIL!, tak ada yang ia lihat, hanya gelap gulita. Memang dia belum sempat menyalakan senter yang ada di sebelah kanan badannya.

Cek cek

Ia mencoba menyalakan senter itu namun tak menyala. Mencoba memukul-mukulnya. Dan ia ulangi lagi menyalakan senter tersebut.

Cek
Tombol on sudah ia pencet.

Keluar sudah cahaya dari benda tersebut. Ia mulai mengarahkan cahaya ke depan

KYAAAAAAAA!!!!

Hihihi....

Tepat di depan wajahnya terpampang wajah seorang perempuan tua berwajah menyeramkan dengan rambut beruban panjang ikal meringis kegirangan.

*** bersambung ***

I am YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang