-Bapak Tukang yang Gay-
"Ki, laper kagak? Gua laper nih dah bunyi nih perut gue...," keluh Kevin yang dari tadi sudah menahan rasa laparnya itu.
"Perut lu bunyi? Jangan-jangan ada bayinya di dalam perut lu?," gurau Yuki.
"Eh kampret. Mana ada bayi di perut cowo," Kevin memunculkan wajah sebal.
"Ngehehehe," tawa Yuki.
"Udah deh, kita makan," ajak Kevin yang sudah tak tahan, lalu menarik tangan Yuki.
"Eh eh, tapi gua pan kagak laper!!!"
"Udah ikut gue aja, lo harus nurut!"
"Hmmm iya deh iyaa"
Setelahnya Kevin dan Yuki pun meninggalkan tempat pertama nya untuk pergi ke tempat selanjutnya.
"Lo mau kemana?" Tanya Yuki di tengah-tengah perjalanan.
"Ke kuburan," jawab Kevin dengan disusul sebuah tawa kecil
"Eh serius lo?"
"Ya ga lah ki. Kita mau cari cafe daerah sini"
"Oh gue kira beneran mau kesana. Ga usah ke cafe deh,"
"Emang mau dimana?"
"Di.... nah situ tuh di situ!," seru Yuki saat menemukan gerai makanan mie abang adek.
"Serius mau disana?"
"Iyaa. Disana aja,"
"Oke deh" segera Kevin memarkirkan motornya di depan pedagang tersebut. Mereka pun turun dari motor dan menuju ke bapak tukang bakso.
"Bang saya beli mie gorengnya dua ya," ucap Kevin kepada bapak tukang tersebut.
"Pedes ga dek?"
"Mana saya tau pak, kan saya belum nyoba-in," ucap Kevin bicara asal, membuat pak tukangnya sebal.
"Eh bego banget sih lo! Otak nya kaya otak si herp," ucap Yuki kesal, gimana ga kesel coba.
"Hehehe," tawa jahil Kevin muncul.
"Ketawa lagi gue gampol lu!. Pak dua-duanya pedes pak, bikin yang pedessss banget, okeh?" Kata Yuki sambil memberi kode kepada Pak tukang.
"Sip" kata pak tukang.
"Eh eh, ga deng pak yang satu ga pedes,"
"Yah udah dibikin dek gimana?" Kata pak tukang yang sudah membuatnya.
"Yah gimana dong?, ngeheehe," jahil Yuki ke Kevin membalas dendam.
"Udah ga apa-apa pak yang pedes aja dua-duanya. Udah vin, lo duduk aja," kata Yuki sambil memberikan fake smilenya ke Kevin.
"Untung temen, kalau bukan gue uleg deh." Kesal Kevin ke Yuki.
Akhirnya si Kevin pasrah dan duduk manis menanti kehadiran mie goreng yang bakal berwarna merah karena banyak cabe-cabean disana. Mie pedas pun datang.
"Ini dek, silahkan." Kata pak tukang memberikan kedua mie pedas milik Kevin dan Yuki.
"Terimakasih bapak. Eh vin makasih dong sama bapaknya," ucap Yuki memaksa.
"Hmmm, maksih!" kata Kevin malas.
"Eh yang bener dong ngomongnya,"
"Iya iya!. TE-RI-MA-KA-SIH BA-PAK TU-KANG YANG GAN-TENG", ucapan terimakasih yang membuat Yuki puas dan tertawa terbahak-bahak.
"Iya dek sama-sama," kata pak tukang dan langsung kembali ke gerobaknya melayani penjual.
"Hahahaha, bener-bener somplak lo vin!"
"Iyain aja biar seneng" kata Kevin yang udah sekarat emang. Kevin pun yang tak sabar, langsung mau menyantap makanan di depannya.
"Eiiiittss! Ntar dulu vin!" Yuki menghentikan Kevin yang sudah mangap.
"A-a?" Masih dengan mulut mangap.
"So, gue mau buat challenge. Jadi, lo harus ngabisin nih mie sampai habis ga ada yang tersisa, gue juga. Ga boleh minum sama sekali ga boleh nyerah. Ntar yang habis duluan, boleh ngasih dare ke yang kalah. Berani?" Jelas Yuki.
"Berani! Siapa takut?" Semangat Kevin.
"Okeh! Mulai ya, satu, dua, tiga!!" Yuki pun langsung melahap satu sendok mie tanpa ada ekspresi kepedasan sama sekali. Sedangkan Kevin, baru satu lahapan...
"Huwaaaa!, pedes gila! Air dong air!,"
"Eh! Inget inget, ga boleh minum..." dengan jari telunjuk di goyang-goyangkan.
"Ayo semangat vin! Masa kalah sama gue, mau habis nih gue." Kata Yuki. Tak mau kalah Kevin pun menyusul Yuki, walaupun dengan muka yang merah bak tomat.
"Ga kuat, ki! ga kuat!" Kata Kevin menyerah.
"Yee gua habiss," dengan rasa bangganya Yuki pun bahagia karena dia menang.
"Duh bukannya kenyang malah bikin perut sakit," Kevin memegangi perutnya yang sakit.
"Kesambet apaan lo, ki? Mie sepedes ini lo abisin?"
"Gila ya? gue kagak kesambet apa-apa kali. Oh iya sesuai sama perjanjian tadi yang menang kasih dare ke yang kalah yaaa,"
"Iya deh lo mau gue ngapain?" Tawar Kevin.
"Emmm, coba deh lo peluk bapak tukang nya itu."
"Etdah! Serius nih?"
"Iya, ga boleh nolak lhoo"
"Iya deh iya."
"Semangat Kevin, ayo!!,"
Kevin pun menghampiri bapak tukang mie yang sedang terduduk di kursi.
"Pak, maaf ganggu"
"Iya ada apa dek?"
"Boleh minta peluk?"
Sontak membuat pak tukang pun kaget dengang permintaan dari Kevin. Yuki yang sedang duduk di bangkunya tidak bisa menahan tawanya.
"Tolong dong pak, saya dikasih tantangan nih sama temen saya buat peluk bapak,""Boleh deh dek boleh,"
Akhirnya mereka berpelukkan. Cekikikan keras terdengar dari mulut manusia-manusia yang ada di warung makan itu. Hanya untuk beberapa detik pun berpelukkan selesai."Makasih ya pak,"
"Eh iya, dek. Saya juga makasih lho, soalnya saya udah lama ga kaya gini," jawab pak tukang.
"Ga pelukan sama cewe?"
"Bukan. Maksudnya dah lama ga pelukan sama cowo, terakhir saya pelukan itu sama pacar saya pas SMP namanya Ilham," jelas sang bapak membuat Kevin dan yang ada disana ikut kaget.
"Jadi bapak ini--
"Saya seorang gay, dek,"
"P-pak ini uangnya yah, saya pergi dulu. Ki! Ayo buruan pergi, pak makasih loh pak makanannya," Kevin yang gigu dengan pernyataan dari pak tukang tadi yang merupakan seorang gay pun langsung beranjak pergi dari sana dengan ketakutan.
"Buruan ki! buruan!," Kevin pun memaksa Yuki untuk segera pergi dari warung makan itu. Yuki pun hanya bisa tertawa dengan sangat keras. Mereka menuju parkiran motor.
"Hahaha, kejadian ter-ngakak 2k17 deh tadi," Yuki masih terpingkal-pingkal dengan kejadian tadi.
"Lain kali gue yang menang deh. Biar gue suruh lo buat cium tu bapak!," dengan rasa kesal dan jijik bersatu.
"Miris banget apa, vin?,"
"Udah deh buruan pergi dari sini."
Jadi pelajaran hidup, kalau ngasih tantangan jangan asal. Ntar ujung-ujung nya bisa parah kaya gini.Akhirnya sekitar jam 12 siang mereka baru pulang, Kevin mengantar Yuki kerumahnya menggunakan motor Kevin. Hanya beberapa jam, mereka sudah bisa menjadi teman baik.
***bersambung***
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Yuki
HorrorYuki, seorang gadis berdarah Jepang yang terlalu tertarik pada semua hal-hal gaib menjadikan dirinya sebagai anak yang misterius. Walaupun awalnya hanya coba-coba, tetapi lama-lama ia menjadi seperti seorang misterius pada umumnya. Ia mempunyai saha...