05

100 20 5
                                    

-Bolos Itu Enak-

Pagi ini Yuki berangkat telat sekali. Bingung, itu yang dirasakannya sekarang. Masih di samping pintu gerbang yang tertutup itu, dengan keringat dingin dan badan yang mulai bergetar.

"Duuh dah jam segini..., Yuki bego! Yuki bego!", setelah melihat jam yang melingkar di tangan kirinya dan menunjukkan pukul 07.25 setelahnya menupukkan jidatnya merasa dirinya sangat bersalah.

Masih dengan cara intip-mengintip, Yuki melihat Pak Sis sedang mengililingi sekolah berjaga-jaga jika ada yang datang telat. Sepeda Yuki dia parkirkan di warung depan sekolahnya.

Brem Brem
Bunyi motor datang dari belakang Yuki. Yuki pun membalikkan badannya dilihatnya Kevin anak baru yang kemarin di kelasnya. Kevin pun turun dari motor nya itu sembari melepaskan helm yang berada di atas kepalanya.

"Lo Yuki kan?, Kita sekelas kan?," tanya nya,

Dan Yuki pun menjawabnya dengan anggukan,
"Gue tau lo Kevin, anak baru. Sekelas sama gue...,"

"Lo telat?,"

"Ya gitu deh..., lo sendiri telat juga kan?"

"Kenyataannya gimana?," satu alis terangkat di wajah nya.

'Ih gila nih orang, baru satu hari masuk besoknya telat,ck'
Batinnya dalam hati.

"Gue telat gara-gara tadi ban motor gue bocor, trus abangnya yang benerin bannya lama banget. Jadi telat deh," kedua bahunya diangkat dan mulutnya dimanyunkan.

"Trus lo telat kenapa?"

"Ah gue tadi bangunnya kesiangan. Gue ga biasa bangun pagiii, hehe,"
Yuki mengaruk-garuk tengkuknya yang padahal sama sekali tidak gatal.
Dan dijawab Kevin dengan tawa kecil.

"Duuh dah jam delapan lagi... gimana yaah??,"
Yuki mendengus kesal, sambil menatap kembali gerbang sekolahnya itu.

"Ki!," panggil Kevin.

"Sssssttt, itu ada Pak Sis ntar kita ketauan...,"

"Ki!", panggil Kevin kedua kalinya

"Apaan sih?!?!?," dengan ekspresi kesal ia membalikkan badannya menghadap Kevin yang sedari tadi memanggilnya.

"Ikut gue yuk!"

"Keman-- eh eh"
Belum selesai Yuki berbicara tangan Yuki ditarik oleh tangan Kevin. Kevin menariknya menuju motor ninja nya.

"Dah ikut aja, kita bolos!. Dari pada kita sekarang masuk, nanti kita dapet hukuman. Nih pake", Kevin menyerahkan sebuah helm ke Yuki.

"Eengg tapi.. gue kaga pernah bolos sekolah," ia masih belum mengambil helm dari Kevin, karena kaget mendengar kata 'kita bolos!'. Karena seumur hidupnya dia tak pernah ikut dalam masalah bolos-membolos. Tiba-tiba Kevin memakaikan helm itu langsung di atas kepala Yuki.

"Dah ah yuk, ga usah tapi-tapi an ikut gue sekarang,"
Yuki masih dengan ekspresi antara bingung dan datar itu pun menuruti perintah Kevin.

***

"Vin...Kevin? Kita mau kemana sih?,"
Ragu-ragu dan malu saat bertanya kepada Kevin saat di tengah-tengah perjalanan.

"Kemana aja boleh lah ... . Eh iya, tadi kan lo bilang lo ga pernah bolos, itu beneran?"

"I-iya, serius ga peernah bolos sama sekali. Bagi gue, bolos itu hal yang paling memalukan sepanjang sejarah," dengan nada polosnya ia menjawab pertannyaan Kevin.

"Wkwk, memalukan? Apa nya coba?. Nih ya ki, bolos sekolah tuh enak. Kita bisa bebas dari pelajaran, sekolah, sama guru-guru killer. Jadi intinya bolos itu ga memalukan tapi enak," dengan semangat '45 nya ia berkata bahwa bolos itu enak.

"Kan menurut lo,menurut gue ya memalukan. Soalnya ntar jadi malu sendiri kalau bolos. Ntar dibilangnya ga niat sekolah lah trus dibilang anak pemalas lah bla bla bla lah, jadinya maluuu"
Wajah sedihnya mulai keluar.

"Oh gitu yah,"

"Yaa jadi gitu deh vin,"
Tak lama motor ninja merah Kevin berhenti di sebuah taman.

"Yuk turun ki!,"

"Kita kesini?,"

"I-iya.. emang lo kenapa? Ga suka?. Kalau ga suka kita cari tempat lain aja,"

"Hah? Nggagaga gue suka banget. Ga usah pergi ketempat lain, di sini aja dah cukup kok,"

Mereka pun memasuki taman tersebut. Dan tertuju pada sebuah bangku panjang yang masih kosong.

"Sejuk banget ya vin!," Yuki menghirup udara yang sangat segar dan menikmati suasana yang sejuk disana. Banyak pohon-pohon yang sangat subur. Jam segini waktu yang masih sangat pagi, sehingga keadaan disana sangat sepi, hanya ada tukang pembersih yang menyapu dedaunan.

"Ki?"

"Hmm iya?"

"Gue denger-denger kemarin lo lihat cewe bunuh diri di sekolah yah? Tapi katanya ga ada apa-apa. Maksudnya gimana sih?"

"Hah? Oouh itu. Gue ngga tau juga kenapa pas itu, vin. Yang gue tau, gue itu sebelumnya habis ngelakuin semacam ritual gitu nah trus besoknya gue jadi sering lihat yang aneh-aneh deh. Tapi intinya gue ga tau kenapa...,"

"Mungkin, gue rasa sih gue sekarang punya indra ke-6 atau bisa lihat setan semacamnya...," lanjut Yuki.

"Hah? Setan? Serius lo, ki?," banyak tanda tanya yang muncul dalam otak Kevin.

"Hmmm ga tau deh," jawabnya simpel sambil menaikkan kedua bahunya.

"Nah, lo lihat bapak-bapak yang lagi nyapu itu ga vin?"

"Iya, gue lihat. Kenapa?,"

"Punggung nya dia bungkuk banget kan?"

"Yaa, trus kenapa emangnya?"

"Dia bungkuk, soalnya di punggung dia ada yang gendong. Anak kecil, kira-kira dah ada 10 tahun dia disana. Semenjak bapak itu kerja di sini...," jelas Yuki yang spontan membuat Kevin takut.

"Ntar-ntar, lo becanda kan ki?"

"Enggaa, gue serius," jelas Yuki meyakinkan

Dari jawaban Yuki, Kevin memandang Yuki dengan tatapan kosong atau bengong.

"Vin? Lo ga apa-pa kan? Vin?" Sambil melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Kevin.

"Hah? Hah? Gue ga apa-pa kok, iya ga apa-pa," Kevin langsung sadar dari lamunannya itu dan segera menghadap depan.

"Kenapa vin?. Atau jangan-jangan lo penakut yah? Cie cie cowo ganteng kaya lo kok penakut," jahil Yuki

"Ntar dulu 'ganteng'?. Lo bilang kalau gue ganteng? Emang gue ganteng sih, makasih loh," dengan rasa percaya dirinya Kevin pun mengangkat satu alisnya ke arah Yuki.

"Hiih apa-an sih, maksud gue itu 'ganteng dibawahnya mimi peri', bukan 'ganteng kaya artis korea'. Pede banget sih lo,"

"Halah bilang aja ganteng. Diem-diem naksir lagi sama gue?," lagi-lagi kegombalan dari Kevin bukan membuat Yuki senang ,malahan bergidik jiji dan memutar bola matanya.

"Asik juga lo, ki dijadiin temen cerita. Dari tampilannya sih kelihatan ngeri tapi ternyata hatinya ga se-ngeri penampiannya,"

"Pa-ansi vin, geli banget tau ga..."
Setelah itu mereka saling bercanda, ketawa-ketawa ga jelas sampai dilihat banyak anak kecil yang sedang main disana.

Setelah itu, Yuki merasa kalau ternyata apa yang dikatakan Kevin itu benar yaitu 'Bolos itu enak'.

***bersambung***

I am YukiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang