[5]

153 16 4
                                    

"Chan" Chan ah" teriak Nyonya Park.

"Eoh Eomma." Sahut Chan menuruni tangga..

"Ommo!" betapa terkejutnya dia melihat siapa yang sekarang duduk di ruang tamu mereka, dia menghentikan langkahnya di anak tangga ke sekian. Seperti melihat hantu.

"Apa yang kau lakukan?" Chan mencoba menuruni tangga.

Irene berdiri dan membiarkan Park Kkone menubruk Chan meluapkan kerinduannya.

"Aku sudah katakan. Kau bisa ke rumah ku kapan saja kalau kau merindukannya." Sahut Irene angkuh.

Chan mengangkat dan memeluk erat anak bulu nya.

"Aku tau kau pasti sedang membutuhkan nya."

"Kau baru saja di putus kan, benar kan?"

"Nikmatilah sebelum ku bawa dia pulang."

Chan duduk di sofa mengelus - elus Park Kkone di pangkuannya tanpa menghiraukan gadis bastard yang sedikit berbuat baik padanya.

Irene sibuk mengelilingkan mata nya pada rumah sederhana milik keluarga Park itu. Dan matanya tertuju pada dapur di satu sudut. Tanpa penghalang apapun dari ruang tamu, terlihat jelas sebuah kehangatan. Tuan dan Nyonya Park sedang bercanda sambil menyiapkan makan malam, romantis dan hangat hingga bibir kelu Irene seakan sedikit meleleh dan mengguratkan senyum.

"Yak! Yeobo panggil lah Yoora. Gadis itu tak pernah membantu Ibu nya menyiapkan makan" omel Nyonya Park.

"Kenapa aku? Chan saja." Rengek ayah nya yang duduk di meja makan sambil sesekali menjahili istri nya.

"Cickh! Kau ini. ! "

"Araseo. Araseo." Ayah nya berdiri melangkahkan kaki sambil mengomel.

"Chan-ah pastikan kau tidak memilih wanita menakutkan." Suara ayah nya agak menyaring tepat di dekat sofa sebelum menaiki anak tangga.

Deg!

Tatapan Irene begitu menusuk Ayah Park. Membuat Tuan Park bergidik dan mempercepat langkahnya. Seperti baru melihat lukisan yang menggerakkan mata nya, menyeramkan.

Dikamar Yoora, beberapa saat sebelumnya..

"Ahh bagaimana ini?"

"Apakah gadis itu mencari ku?"

Yoora Park begitu gemetar dan gugup menguping pembicaraan di lantai bawah dari kamar nya.

"Apa dia akan mencekik ku?" Yoora Park membayangkan betapa kuat nya gadis itu menghancurkan diri nya.

"Apa yang harus aku lakukan?" Dia mondar mandir kecil sambil menggigit - gigit jari nya.

"Ahh apa itu?" Ayah akan kesini?" Yoora mendengar teriakan Ibu nya di dapur.

Yoora mencoba untuk keluar rumah dari jendela kamarnya di lantai dua. Setelah menumpuk kursi, buku, selimut dan apapun yang bisa menahan pintu itu agar tak terbuka.

Dan, sangking gugupnya dia mencoba kabur hanya dengan baju piyama, rol rambut yang belum terlepas, dan kaca mata besar yang melengkapi betapa absurd nya dia.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad IreneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang