Aku tahu bahwa aku harus tetap diam tak bergerak dan tak melakukan sesuatu hal yang bodoh. Hal ini juga yang membuatku terus mengawasinya, mengawasi setiap tindakannya. Ia jauh lebih serius saat ini. Perubahan ekspresi yang setiap saat kulihat itu menguarkan aroma kepribadian yang khas dan berpengaruh. Ia benar-benar seorang hacker.
"Sial! Scorpion, menjauh!!"
Changsub mendadak bangkit dari kursiya dan mendorongku kuat-kuat hingga terjerembab ke belakang. Kami terpisah dalam jarak beberapa meter. Ruang dimensi putih itu tiba-tiba bergetar. Changsub yang masih berada di area hamparan tombol-tombol monitor dan layar besar kemudian terkunci dalam sebuah kumparan listrik yang tiba-tiba muncul. Dalam sekejap, udara dalam dimensi putih kian menyesakkan. Kami dikelilingi arus listrik entah berapa ratus volt. Ruangan itu menjelma medan perang sesungguhnya.
"Changsub oppa! Kau baik-baik saja?" tanyaku refleks. Atmosfer kami kemudian berbeda. Changsub terlihat baik-baik saja di sana, tapi ia tidak bisa melakukan apa pun selain tetap berada di tempatnya.
"Aku baik-baik saja, scorpion. Jangan mendekat kesini, arus kumparannya terlalu kuat."
"Apa yang terjadi? Apa yang sudah terjadi?!"
"Kode yang kukirimkan bertolak belakang dengan servernya, tidak, lebih tepatnya kode itu terkirim kembali padaku dan menghantam kemari. Aku sudah memprediksi ini akan terjadi, tapi tidak menyangka secepat ini datangnya. Ia memutuskan berperang dengan kita," ujarnya.
"Ia tidak sendirian. Ada seseorang yang membantunya. Aku sangat yakin," balasku.
Changsub tampak berpikir keras setelah mendengar pernyataanku baru saja. sementara ia termenung dan berpikir, aku juga tidak melakukan apa-apa, tidak bersuara juga takut mengganggu. Aku berada dalam ruwetnya pemikiranku sendiri tentang duo cracker yang berkolaborasi mengangkat panji-panji dan menabuh genderang, mencoba memulai perang dengan kami. Aku tak terbiasa meladeni orang-orang jahil seperti mereka, tapi karena ini tak hanya menyangkut nyawa satu orang, aku akan berusaha menyelesaikannya sebaik mungkin.
"Ah, aku lelah." Laki-laki yang terkurung dalam kumparan listrik itu tiba-tiba mengeluh dan mendesah pelan. Ia kemudian merebahkan tubuhnya di atas lantai dan tidak melakukan apa-apa setelahnya. Terkejut dengan perilakunya yang mendadak berubah menjadi ringan dan receh, aku pun bertanya untuk mengurangi rasa penasaranku.
"Oppa, apa yang kau lakukan?"
"Aku butuh satu cup kopi. Duel ini melelahkan."
"Kenapa kau memikirkan satu cup kopi di saat seperti ini. Bahkan jika kopinya ada, kau tidak akan bisa meminumnya." Aku memandangnya kesal. Aku sudah menetapkan hatiku untuk berjuang melanjutkan semuanya sendirian dan berniat meminta bantuan darinya serupa instruksi, namun ia menjadi seperti ini. Mungkin memang aku baru tahu, ia maniak kopi. Ia bahkan menghabiskan satu cup kopi panas kurang dari lima menit: cup kopi keempatnya.
"Aku juga manusia yang bisa lelah. Lagipula, keadaan seperti ini akan berakhir jika target sesungguhnya lenyap. Bukan begitu?" tanyanya. Ia membelokkan pembahasan tentang satu cup kopi ke pembahasan lain. Seorang Lee Changsub yang berpikir ringan dan receh beberapa saat lalu mengubah kembali imagenya menjadi seorang hacker.
"Apa maksud perkataanmu?"
"Maafkan aku, scorpion. Aku tidak punya pilihan lain selain mengembalikan semuanya ke awal. Targetnya adalah aku. Seharusnya kau tidak perlu terlibat begitu jauh. Sebenarnya aku sudah meretas servernya sejak tadi, juga mendapat semua informasi tentang yz_6. Kau bisa pulang dengan tenang, scorpion. Ruangan kerjamu sudah bebas dari segel. Kau harus segera pergi, karena segelnya akan memenuhi dimensi putih ini segera," ujar laki-laki itu. Ia berkata-kata tanpa beban dan aku menerimanya sebagai sebuah kemustahilan.
Jadi sejak tadi ia memang sudah meretas server milik cracker itu dan menghalangiku untuk mengetahui lebih banyak informasi karena ia sedang melakukan sebuah penawaran? Ini gila. Penawaran yang dilakukannya sungguh tidak main-main. Ini semacam berita konyol yang kudengar saat diriku masih berada di alam mimpi: merasa lega setelah meneggak udara dalam sebuah cangkir.
"Tahukah kau bahwa semua yang kau lakukan ini konyol? Oppa, kenapa kita tidak menyelesaikannya bersama? Kau mengatakan padaku untuk percaya, apa ini yang harus kupercaya? Kegilaan ini semakin menjadi-jadi!" marahku padanya.
Ia hanya diam mendengar semua kemarahanku, memandangiku lekat seolah ia sudah lama tidak melihatku, dan tersenyum simpul di balik kumparan listrik yang memenjarakannya, kemudian mulai berkata-kata setelah dirasa kemarahanku sedikit memudar. Aku bahkan tak mengerti berapa banyak waktu tersisa untuk ruang dimensi putih ini tetap bertahan utuh meski tersegel. Changsub seolah sengaja menahanku untuk tidak melakukan apa pun dan hanya menunggu sambil mendengar apa yang akan dikatakannya.
"Aku memahami kemarahan itu, scorpion. Tapi ini yang harusnya kulakukan. Setidaknya aku bertanggung jawabatas kejadian ini. Penawaran yang kulakukan akan sebanding dengan apa yang kau alami denganku di sini...."
"Oppa, aku akan mendengarkan kelanjutannya nanti. Tombol-tombol di monitor cahayanya mati satu per satu, kita harus melakukan sesuatu." Aku panik.
~ continue part 7
KAMU SEDANG MEMBACA
[2017] SPY ☑
Fanfiction(Diterbitkan dalam 'INTERLUDE') Bertemu denganmu di dimensi putih ini akan menjadi ingatan terakhirku. Jika boleh, kau harus membiarkan aku kembali suatu hari nanti ~ Lee Changsub Main cast: Lee Changsub Pendukung: Yook Sungjae, melody