Chapter 2 : Begin

323 36 15
                                    

Maaf yaa udah lama gak update cerita yang ini XD hehehe... soalnya bulan-bulan lalu aku lagi sibuk buat UN USBN dan USEK, jadi wattpadnya aku telantarkan dulu T_T

Langsung aja kita lanjut yaaa....

Ting…tong…

Aku mencoba menekan bel yang terpasang di depan pintu rumah Karuho. Mungkin aku terlalu pagi datang kemari, sehingga Karuho dan keluarganya belum bangun.

Ah, lagi-lagi aku merecoki keluarga mereka.Tak lama setelah bel berbunyi, Ibu Karuho yang sedang memakai celemek keluar dan membuka pintu gerbang,

“Ah, Ohayou Nakahara-chan, sudah lama menunggu di depan? Maaf tadi obasan sedang di dapur, mari masuk,” sapanya ramah

“Terimakasih, Obasan,”

“Keita-chan, sana bangunkan Karuho untuk sarapan bersama. Aish, Karuho memang anak malas, jadi maklumi saja ya, jam segini belum bangun” sambung Ibu Karuho sambil melirik kearah jam yang sudah menunjukkan pukul 06.35

“Hehe, nee, Obasan. Kalau begitu saya pergi ke kamar Karuho dulu. Maaf apabila selama beberapa hari ini saya menumpang dirumah Obasan dan sedikit menggangu keluarga ini,” ujarku sambil membungkukkan badan 90° didepan Ibu Karuho, sebagai tanda hormat sekaligus terimakasih.

“Eh, tak perlu berlebihan seperti itu, Nakahara-chan. Kau kan sudah seperti adik kecilnya Karuho,” ujar Ibu Keita sambil terkekeh geli.

Aku segera menaiki tangga dan pergi ke lantai dua, tempat dimana Karuho sedang tidur.

Kriieet…

Aku membuka pintu kamar Karuho dengan pelan-pelan agar bisa sedikit menjahilinya yang sedang tertidur pulas,

“Nee, sayangku… Peluk onii-chan… Aish jangan panggil begitu, panggil aku kakak manis saja…”

Hah? Dasar bocah mesum! Sudah pagi begini masih saja memimpikan hal-hal menjijikan terkait gadis-gadis seksi. Hmm… namanya juga tipikal lelaki puber.

Plakk…

Ku layangkan tanganku ke badan Karuho yang tengah tertidur pulas sambil mengigau-igau,

“Hoy! Bocah mesum!” Pekikku sambil menggoyang-goyangkan tubuh Karuho, namun tampaknya ia tak kunjung sadar dari fantasi liarnya dan malah mengulet-ngulet lalu berbalik mencari posisi tidur yang nyaman tanpa sadar bahwa saat ini ia sudah berada diujung tempat tidur.

Bruk…

Akhirnya Karuho jatuh ke lantai. Kudengan suara pekikannya, sepertinya kepalanya membentur lantai. Melihat hal itu aku hanya bisa terkekeh seakan-akan menahan tawa geli,

“Aduh… sakit… kepalaku…” pekiknya sambil mencari pegangan untuk berdiri, dan ia kembali terjatuh saat melihat wajahku sudah berdiri dihadapannya,

“H…hantuu… bagaimana kau bisa masuk? K…Kapan kau masuk? Apakah ini halusinasi? Ini Keita?” Tanyanya sambil mengucek-kucek mata,

“Bukan Onii-san, yang benar aku Keychan…” godaku sambil menirukan suara gadis-gadis imut,

“Huh! Menganggu saja kau ini!” Umpat Karuho kesal dan melayangkan bantalnya ke wajahku,

“Jadi, kau baru saja datang?” Tanya Karuho dengan nada serius

“Hm…”

“Bagaimana orangtuamu? Apakah mereka sudah mengetahui hal ini? Kau… mendaftar di Yokohama, bukan?” Karuho bertanya sambil menuangkan segelah air mineral yang terletak di meja kecil disudut selatan kamarnya.

FORGIVE ME AND THANKYOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang