PART 3

21 1 0
                                    

2 hari MPLS pun berlalu, Cila menjalani MPLS seperti biasanya, tidak ada hal yang terjadi pada hari-hari itu. Sekarang saatnya hari terakhir masa MPLS. Leganya hati gue gabakal lagi buang-buang duit buat hal-hal yang gapenting lagi. Seperti biasa Cila berangkat bersama Pijar. Mereka pun tiba pukul 07:10 dan langsung masuk ke kelas gugus mereka masing-masing.

"Cil, bantuin gue lanjutin bikin yel-yel dong. Belum selesai nih gue pusing. Malah hari ini tampil lagi. Huh!" Geram Adam.

"Haduh, Dam kasih gue nafas sebentar kenapa, baru sampe gue."

"Lah daritadi lo ga nafas dong, Cil? Hebat ga mati hahaha." Ledek Adam.

"Ish apaan si lo rewel!" Geram Cila pada Adam.

Cila dan Acha pun membantu Adam dan yang lainnya untuk membuat yel-yel. Pastinya, ada harapan untuk menjadi team yang terbaik. Tak lama kemudian, seluruh peserta pun mendapat intruksi untuk berkumpul di lapangan. Satu per satu gugus maju membawakan yel-yelnya masing-masing dengan sedemikian baiknya. Sekarang, tibalah giliran gugus 8, yaitu gugus Cila. Tiba-tiba seorang kakak OSIS laki-laki, ya memang dia tampan, tinggi, putih, so ga salah jadi idola adik kelasnya, datang menghampiri Cila.

"Cil, ayo bangun! Pimpin teman-temannya." Pinta kakak OSIS itu Yang diketahui bernama Rafli sambil mengulurkan tangannya dan melemparkan senyum manis kepada Cila.

Pandangan peserta dan kakak OSIS lain beralih ke arah mereka berdua. Keadaan menjadi canggung, tapi syukurlah kekonyolon Adam berhasil memecah suasana. Gugus Cila pun maju ke tengah-tengah lapangan. Entah mengapa banyak mata yang memandangi Cila. Bukan pandangan tak suka, melainkan pandangan kagum terutama dari para kaum adam, entah apa maknanya. Pandangan Cila terfokus kepada salah 1 kakak OSIS laki-laki yang berdiri di belakang barisan gugus 6. Yang diketahui laki-laki itu bernama Ronal. Kak Ronal ngapain ya ngeliatin kak Rafli sampe kayak gitu banget? Apa ada masalah ya? Ah, bukan urusan gue juga! Cila kembali menyanyikan yel-yel gugusnya dengan setengah fokus ke arah Kak Ronal yang terus memperhatikan Kak Rafli. Tiba-tiba pandangan Kak Ronal tepat jatuh ke arah Cila. Haduh, mati den gue! ketauan deh gue merhatiin dia. Haduh Cilaaaa, Cilaaaa. Dengan kegugupannya, Cila berusaha untuk kembali fokus. Sesekali dia melirik ke arah Kak Ronal, memastikan bahwa Kak Ronal tidak menyadarinya. Ketika selesai tampil, Cila langsung cepat-cepat duduk mendahulukan yang lain.

Ketika Cila duduk, Cila merasa ada sepasang mata yang sedang diam-diam memandangi dari arah kirinya. Sontak Cila pun menoleh ke arah kiri untuk memastikan. Benar saja, ada seorang anak laki-laki yang memperhatikannya. Cila tidak terlalu menghiraukan hal itu, lagipula sedari tadi juga banyak mata memandang dia.

Waktu istirahat pun tiba. Cila dan teman-teman satu gugusnya pun memakan bekal di depan kelasnya. Terlihat banyak sekali anak perempuan yang keluar dari ruang gugus dan memfokuskan pandangannya ke arah lapangan. Bagaimana tidak, kakak-kakak OSIS sedang berkumpul disitu.

"Sof, itu pada ngapain deh kakak-kakak OSIS rame banget disitu?" tanya Acha kepada Sofie yang baru saja datang menghampiri setelah jajan di kantin.

"Mereka main Truth or Dare gitu deh. Tadi sih gue denger pas nungguin Nawal, kak Rafli kena tuh dan dia milih truth awalnya. Terus dia di tanya siapa ada gak adek kelas yang mikat hati dia dan kalaupun ada, siapa orangnya. Terus.." ujar Sofie dan seketika omongannya pun terhenti.

"Terus-terus gimana, Sof?! Dia jawab siapa?! Sumpah gue kepo!" potong Qyna.

"Ih lo mah rese! Kebiasaan deh! Makanya dengerin dulu gue belum selesai kan ngomongnya!" Geram Sofie.

"Hehe iya deh maaf" ujar Qyna.

"Terus tadi dia gak mau jawab gitu. Akhirnya dia ganti deh minta dare. Terus darenya itu malah lebih ekstrim menurut gue, karna dia harus bawa cewe yang mikat hati dia itu ke tengah lapangan dan foto bareng sama dia. Tuh makanya cewe-cewe banyak yang nongol di sekitaran lapangan sama di depan kelas." ujar Sofie.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 30, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Happiness and TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang