CHAPTER 4: PERJALANAN #2

49 6 1
                                    

Dua Zombie sudah menunggu kedatangan kami. Fazar yang awalnya di belakang, kini berlari kedepan menyusul Reza.

Mereka sekarang mencoba untuk maju, sebelum di hentikan Fita. "Ada apa?? " tanya Reza. "Ssttt" pinta Fita.

"Tapi kenapa?, dia bisa membunuh kita" bantah Reza. "Sudah kubilang jika kita tetap diam, dia tidak akan mengetahui keberadaan kita" jelas Fita sekali lagi.

"Ohh~" ucap Reza ber-oh panjang. "Sudah lebih baik kita mengambil jalan memutar" ujar Fita.

Kami memilih untuk masuk ke mini market lewat pintu belakang.

"Apa-apa an ini" teriak Reza namun dengan suara yang sangat kecil. "Memangnya kenapa?" tanya Feny khawatir.

"Pintunya tidak terkunci! " jelas Reza. "Apa salahnya dengan itu? " tanya Feny bingung.

"Apa kau bodoh!, itu berarti di dalam bisa jadi ada orang lain" jelas Reza lagi. "Itu Bagus! , kita bisa minta tolong kepadanya" seru Feny.

"Terus, bagaimana jika di dalam bukan seseorang, tapi Zombie?" tanya Reza menakut-nakuti. "Itu tidak mungkin!, Zombie tidak bisa membuka pintu" jawab Feny.

Di tengah-tengah perdebatan mereka, tanpa di sadari ada satu Zombie mendekat dari belakang.

BBUUKK

Zombie itu tumbang akibat sikut-an Fazar yang mulai kesal dengan perdebatan itu.

"Apa kalian bisa lebih cepat!?" tanya Fazar dengan nada sinis. Melihat hal itu mereka terkejut dan kagum dengan nada bicara Fazar.

"Ok, kita masuk" jawab Reza cepat. "Baguslah! " jawabnya dengan sinis.

Aku hanya bisa berpikir. 'Ada apa dengan nya?  Sikapnya bisa berubah dengan sekejap' pikir ku sendiri 'melihat hal itu aku jadi teringat dengan adik'ku' sambungku lagi.

Kami memeriksa mini market tersebut. Semua tempat sudah kami periksa dan kami tidak menemukan seorang pun.

Sementara yang lain masih memeriksa mini market, aku masih saja memikirkan nasib adik'ku. Namun aku bingung dengan sikap Fazar, kenapa dia tampak seperti memikul beban yang sangat berat di pundaknya.

Aku sekarang mendatangi nya yang tengah mencari Snack dan minuman kaleng. "Hei, bagaimana kabarmu Zar?" sapaku basa-basi. "Baik" jawabnya dingin.

"Aku tahu kau tengah memikirkan sesuatu, kau bisa bercerita padaku" ujarku padanya. "Aku baik-baik saja, aku cuman lapar" jawabnya dengan sifat yang berubah ceria.

"Hei. ada apa dengan mu, kenapa sifatmu bisa berubah-ubah seperti itu!?" tanyaku sambil menunjuk wajah nya ngeri. "Kau mau tau kenapa? " tanyanya dengan nada dingin.

Aku hanya bisa menelan ludah dan meng iya kan karena rasa penasaran yang tinggi. "Aku hanya mencoba berubah menjadi Fadhil" jelasnya.

"Tapi kenapa? " tanyaku tidak percaya. Dia akhirnya menjelaskan semuanya padaku.

₣₺@$#฿@€k

Fadhil membisikkan kepada Fazar.
"Hei. Kau tahu, kau itu teman terbaikku, Kau mau berkorban untukku dan peduli padaku. aku ingin kau melakukan permintaan yang mungkin terakhir buatku.

Jaga kakak dan adik'ku selagi aku pergi, aku tahu aku mungkin tidak akan selamat. Dan kala aku tidak selamat, aku ingin kau menghibur kakak'ku seperti yang biasa kulakukan.

Ini bukan permintaan yang sulit, kau hanya perlu menjaga dan menghibur mereka. Namun aku tahu, kau adalah pembuat lelucon yang buruk, jadi aku pasti akan kembali untuk menghibur mereka.

SURVIVAL FROM ZOMBIE APOCALYPSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang