8 - Arfandi ❌ Anindya P.

3.5K 465 14
                                    

-Special Author POV-

Langkah kakinya menggebu sepanjang koridor ruangan berbau obat menusuk itu. Jantungnya berdebar melebihi degupan jantung sebagaimana mestinya. Matanya memerah menahan air mata. Setelah sampai di depan ruangan bertuliskan ICU, ia melihat teman kecilnya tak terlihat jauh darinya.

"Di, gimana keadaan Prista?"

Arfandi menghela nafas kasar. Keadaan wanita yang mereka cintai sungguh memburuk. Dan mereka tak tahu kedepannya bagaimana. Mereka harap, ini hanya mimpi. Mereka harap kejadian kelam dua tahun yang lalu benar-benar tak terjadi. Kejadian yang membuat Prista-nya terbaring koma selama dua tahun.

Pintu bertuliskan ICU itu terbuka menampilkan seseorang dengan tubuh tegap dibaluti jas putih kebanggannya. Ia tersenyum dan mengagguk. Alivaro dan Arfandi menghela nafas lega. Ini berarti gadis cantik yang tengah berbaring di sana baik-baik saja. Kemungkinan buruk yang terjadi telah lenyap begitu saja. Dan harapan itu kembali merekah pada benak mereka masing-masing. Prista-nya pasti akan membuka mata.

Ali berada di kiri pembaringan Prista, dan Fandi sebaliknya.

Ali membungkukan badannya "Pris, gue cinta sama lo," dan setelahnya ia menatap sahabat kecilnya, Arfandi dalam.

"Kalau aja lo cinta sama dia, gue harap itu seterusnya,"

Arfandi menautkan alisnya bingung "Maksud lo?"

"Gue gak yakin gue bakalan terus cinta sama Prista,"

Arfandi terkekeh.

"Lo jatuh cinta lagi bro,"

Ali tersenyum miring "Gue harap, enggak."

***

Prilly POV

Tadi Ali bilang bakalan balik jam setengah empat. Tapi ini udah setengah enam, dia belum balik juga. Ujan gede lagi. Kalau aja gak ujan udah gue balik dari tadi. Emang nunggu itu enak? Apalagi kurang kepastian? Setres gue lama-lama kalau nunggu mulu. The BlackPink's (nama geng gue) pada ninggalin gue lagi. INI GUE BUTUH ALI PELIS. Hari ini jadwal belajar bareng. Besok ulangan lagi. Gue harus dapet nilai gede lagi! Fix.

Mana si Ali belom latihan basket lagi. Minggu depan coy tandingnya! Kalau si Ali jago sih gampang, gak latihan juga jadi. Nah ini? Jangankan dibilang jago, dibilang bisa aja gak yakin gue. Yawla gue jaad banged.

Krek.. Krek.. Krek..

Anjay bunyi apaan tuh?

Jangan-jangan itu suara, SETAN?

Emaaak jangan pertemukan gue dengan setan plis. Maksudnya jangan pertemuin setan dengan gue, karena nanti setannya terpesona sama kecantikan gue. Hehe.

Krek.. Krek.. Krek..

Ups.

Ternyata itu suara perut gue.

Gara-gara Ali nih, kelamaan nunggu ampe kelaperan gini.

Teet.. Teet..

Buset suara klakson siapa tuh? Kagak ada kerjaan amat tu orang.

TEET.. TEET..

Gue melotot. Maksudnya apaan sih tu orang?

"WOY BERISIK BEGO!" Teriak gue dengan gak tau malu. Lagian gue yakin ni orang maksudnya ke gue. Iyalah, ke siapa lagi? Kagak ada orang di sini kecuali gue doang. Gue gak kenal sama mobilnya. Ini Ali? KAGAK MUNGKIN. Dia kan demennya pake motor butut plus stiker hello kittynya.

Gue liat kaca kemudi yang depan turun terus nampilin cowok ganteng, GILS, DIA GANTENG BANGED. REZEKI EMANG GAK KEMANA YA. Nunggu Ali lama, eh yang datang cowok gans gini.

Beautiful Boy VS Dangerous WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang