11 - Awal.

3.1K 440 27
                                    

"Prill, tungguin gue dulu," gue menulikan telinga gue dan terus lari.

Dengan satu kali tarikan, gue langsung diam. Cowok itu natap gue tajam dan narik gue ke arah yang sepi. Berusaha buat ngindarin orang-orang di sekitar.

"Lo itu temen kecil gue. Temen kecil Prista," kata Ali setelah dorong gue ke tembok koridor rumah sakit yang sepi itu. Buset. Tenaganya leh ugha. Kenapa, gue langsung kesel waktu nama Prista disebut-sebut?

"Gue gak pernah punya temen—"

Cup.

Gue mematung.

Ali nyium gue.

"Gue nungguin lo balik, dan apa? Yang lo tunjukin ke gue waktu itu—"

"Meskipun gue gak inget lo, lo itu menjijikan." Potong gue menatap mata onyx-nya tajam.

Ali menaikkan alisnya.

"Lo lekong. Gue gak suka itu." Kata gue mulus.

"Lo bad girl, gue gak suka itu." Balasnya tajam.

"Lo suka warna pink, gue gak suka." Gue makin ketus.

"Lo suka ngerokok. Gue benci itu."

Gue langsung melotot. Kok dia tau?

"Lo suka sama Prista. Gue.. gak suka." Kata gue dalam hati.

Gue merapatkan kelopak mata gue. Nutupin rasa, yang cukup, membuat gue sesak.

"Gue gak tau Li, kenapa gue ngarepnya lo itu suka sama gue." Lanjut gue dalem hati.

Hening.

"Lo suka warna pink,"

Gue mendongkak. Sejak kapan gue suka warna pink?

"Makanya gue juga suka warna pink."

"Meskipun lo sama Prista itu beda, kalian sama-sama suka warna yang sama." Gue natap dia aneh. Kenapa ngomongnya makin ngelantur?

Ali menghela napas "Prill, kenyataannya tetep sama. Dari dulu gue suka nya sama lo. Gadis cablak yang gak punya malu. Tapi gue gak ngerti, apa yang ngebuat lo jadi se-bad ini. Gue juga gak ngerti. Kenapa lo lupain gue,"

Gue menggeleng. Dan tertawa hambar.

"Kalaupun gue inget. Gue pasti mikir, kenapa lo lekong. Cowok yang gue suka, gak mungkin cowok lekong kaya lo!"

Ali menggeram. "Prill lo ngerti atau bener-bener bego sih?"

"Ada juga lo. Lo ganteng tapi bego."

Ali tertawa hambar "Lo bener-bener gak tahu hidup gue ya?" kata dia menatap gue dengan tatapan, bisa dibilang mukanya minta ditabok banget.

"Kayanya gue emang gak mau tau, deh." Gue menatap mata onyx-nya makin tajam.

"Jangan-jangan lo itu emang bukan Ali? Lo Prista 'kan? Jiwa kalian ketuker kan? Heh, lo jangan feminim di tubuh orang bangsat!"

"Gue lekong itu karena lo!" ucapnya meninggi. Gue langsung natap dia tajam. Nyalahin gue hah?

"APA? ATAS DASAR APA LO NYALAHIN GUE?!" Gue teriak. Gak peduli sama keadaan sekitar yang pasti natap gue dan Ali aneh.

"Karena gue cinta sama lo! Gue mau menutup diri karena orang yang gue cinta—"

Cukup kali ya? Gue beneran pengen muntah dengernya.

"Sumpah, lo kayak FTV banget," ucap gue santai, motong perkataannya.

"GUE ITU GAK LEKONG PRILL. ITU YANG SEBENERNYA."

Beautiful Boy VS Dangerous WomanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang