⚪C

48.3K 2.6K 36
                                    

*****

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

*****

Oh Sehun, laki laki dewasa dengan segudang kelebihan pada dirinya.

Udah ganteng, kaya, keluarganya terpandang, pekerjaannya mapan, berjabatan tinggi, idaman para wanita

Dan lain sebagainya yang gak bisa dijabarkan satu-satu.

Dengan semua hal yang dimilikinya itu, gue yakin banyak perempuan yang bakal bersedia jadi milik dia, dan berharap bisa jadi pendamping hidupnya, entah itu karena cinta ataupun hartanya, banyak yang bahkan dengan sukarela bakal buka lapak, buka selangkangan cuma biar bisa jadi pasangan semalam nya.

Bahkan bukan cuma para perempuan lajang aja, tapi juga para ibu-ibu bersuami, janda sampai nenek-nenek juga pasti bakal suka juga sama dia. Gak deh canda, terlalu berlebihan.

Aura memikat yang dimilikinya itu bagaikan magnet yang menyerap perhatian para kaum hawa. Sampai banyak yang bersaing memperebutkan posisi untuk bisa jadi pendampingnya, ini baru bener.

Tapi, kenapa gue yang harua jadi istrinya coba? Kenapa gue yang harus nempatin posisi itu?

Yang bahkan berharap pun gak pernah untuk jadi pendamping hidupnya, didalam mimpi sekalipun, berangan-angan pun enggak.

Gue heran, padahal diluaran sana masih banyak cewek dewasa yang cantik, baik, lemah lembut, pintar dan bisa jadi ibu rumah tangga yang baik juga buat keluarganya kelak.

Gak seperti gue.

Yang bahkan masih bocah ini, masih manja, masih bersikap labil, masih butuh bimbingan, perhatian, kasih sayang berlebih, butuh dingertiin, menuntut banyak hal dan lain sebagainya. 

Semua sifat gue masih jauh dari kata dewasa.

Jauh pake banget.

Tapi kenapa, dari banyaknya insan di dunia, kenala gue yang Tuhn takdirkan jadi pasangannya. kenal juga enggak, aplagi suka.
Kadang takdir memang selucu itu ya.

"Somi!"

"Astagfirullah..."

Kaget.

Itu yang gue rasain pas suara yang lebih mirip teriakan itu menggema dari arah samping gue, memekakkan gendang telinga gue, bikin pikiran gue barusan jadi buyar.

Gue menoleh, dan mendapati si temen un-faedah gue, Jeno
Lagi berdiri dengan satu lengannya yang ditumpuknya di meja gue.

Dia ngeliatin gue dengan tatapan bete nya.

Sial, ternyata dia pelakunya yang bikin jantung gue hampir copot!

"Lo apa-apaan sih Jeno! Ngagetin gue aja tau gak!" yang gue bales tatapannya itu dengan bentakan.

Jeno keliatan kaget juga sama reaksi gue barusan, mungkin dia gak nyangka reaksi gue bakal gitu.

Abis gue masih sebel jiga sama dia, perihal ngadu ke Sehun kemaren, jadinya rasa marah gue double, gara-gara dia gue jadi kena hukuman dari Sehun.

My Husband  || Oh Sehun (PROSES REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang