•••
"Sudah disiapkan semua Natasha?" tanya Adrina dari depan pintu kamar Natasha.
"Sudah ma. Aku sudah menyiapkan semuanya di koper di dekat lemari." ucap Natasha.
Adrina pun mengalihkan tatapan nya menuju tempat dimana Natasha menaruh koper nya. "Okay. Pukul 6 pagi besok kita harus sudah berangkat ke bandara. Jadi kau harus sudah siap sebelum pukul 6." ucap Adrina dengan tegas namun tetap terdengar lembut.
"Iya ma. Aku akan segera tidur. Good night mom." ucap Natasha dengan melungkingkan senyuman kepada Adrina.
"Good night swettie." ucap Adrina. Adrina pun mematikan lampu kamar Natasha dan melangkah keluar serta menutup rapat pintu kamar Natasha.
•••
Natasha perlahan membuka mata nya karena merasa terganggu dengan bunyi alarm yang ia setting saat tadi malam. Ia pun meraih ponsel nya dan mematikan alarm yang dihasilkan oleh ponsel nya tersebut.
Setelah berusaha mengumpulkan tenaga untuk membangunkan dirinya dari kasur, Natasha melangkah masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Ketukan pintu terdengar setelah ia baru saja selesai berpakaian. Natasha melangkah mendekati pintu kamar nya dan membukakan pintu kamar nya tersebut.
"Baru saja mama ingin membuka pintu untuk membangunkan mu. Ternyata kau sudah selesai bersiap-siap. Sarapan sudah siap di bawah. Papa juga sudah menunggu mu di ruang makan." ucap Adrina.
"Iya ma. Ini juga aku mau turun ke bawah. Sebentar.." Natasha membalikkan tubuh nya lalu melangkah masuk kembali ke kamar nya untuk mengambil semua keperluan nya. Ia pun menarik koper nya keluar kamar dan melangkah menuruni setiap anak tangga bersama Adrina yang berada tepat di belakang nya.
•••
Jonathan, Adrina serta Natasha baru saja sampai pada Soekarno-Hatta International Airport. Karena waktu sudah menunjukkan pukul 6 lebih, mereka pun melakukan check-in.
Setelah melakukan check-in, Natasha mencari tempat duduk yang tidak berpenghuni untuk ia duduki. Beberapa menit mencari tempat duduk, akhirnya ia memutuskan untuk duduk di salah satu kedai kopi.
Natasha mengeluarkan ponsel nya dari tas selempang yang ia pakai. Sebelum berangkat menuju bandara, ia sudah membulatkan tekad nya untuk memberitahu Michael bahwa ia akan segera meninggalkan lelaki itu.
Aku akan segera pergi. Maaf tidak mengabari mu terlebih dahulu. Tapi menurut ku ini adalah keputusan terbaik. Jangan cari aku lagi. Karena memang kau sendiri lah yang memutuskan hal ini untuk terjadi. -N-
Setelah mengetikkan kata-kata itu, Natasha pun mengirimkan pesan tersebut kepada Michael. Sesaat setelah pesan tersebut terkirim, ia mematikan ponsel nya dan mengeluarkan sim card dari ponsel nya.
Bukannya ia tidak peduli Michael akan membalas nya atau tidak, ia bahkan sangat lah penasaran dengan balasan lelaki itu. Namun ia juga tidak dapat menahan rasa sakit bila ia harus membaca balasan dari Michael.
Satu tetes air mata mengalir begitu saja membasahi pipi nya. Natasha dengan cepat menghapus air mata tersebut dengan punggung tangan nya. Ia tidak mau terlihat lemah hanya karena seorang lelaki yang telah meremukkan hati nya itu.
Tak lama setelah itu, Natasha dan kedua orang tua nya sudah mendapat panggilan untuk memasuki pesawat yang akan membawa mereka ke Jerman.
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Was Just A Movie [PAUSED]
Lãng mạnKisah seorang Amanda Genevieve Schneider yang harus menghadapi dua lelaki sekaligus dalam satu waktu. Mencintai salah satu dari mereka, namun tidak ingin menyakiti yang lainnya. Mengetahui bahwa sahabatnya sendiri mencintai lelaki yang sama dengan l...