First of all, aku mau minta maaf karena baru bisa update sekarang. I'm an amateur, so aku masih sering kekurangan ide dalam melanjutkan ceritanya. But i'll always try my best.
•••
Natasha baru saja keluar dari kamarnya dan langsung menuju meja makan untuk menyantap sarapan yang telah disiapkan oleh Adrina. "Guten Morgen sweetheart (Selamat pagi sayang)." ucap Jonathan. "Guten Morgen vater (Selamat pagi pa)." balas Natasha. "Duduklah, kau ingin roti atau sereal?" tanya Adrina pada Natasha. "Hmm.. aku ingin roti." ucap Natasha. Adrina pun mengoleskan selai diatas roti dan menyerahkannya pada Natasha.
Setelah selesai menyantap sarapan, Natasha berpamitan pada Jonathan dan Adrina untuk segera pergi ke kampus. "Hati-hati Natasha." ucap Adrina sambil melambaikan tangan. "Ja mutter (Iya ma)." ucap Natasha sambil berhormat yang membuat Adrina terkekeh. Natasha pun melajukan mobilnya meninggalkan parkiran apartemen.
•••
Sesampainya di kampus, Natasha bergegas keluar mobil dan berjalan cepat menuju gedung fakultasnya. Ia bukan kesiangan, namun ia tak ingin mendapatkan kursi paling depan saat di kelas. Ia selalu merasa nervous jika harus berhadapan langsung dengan dosen. Tanpa ia sadari seseorang datang dari arah depan Natasha dengan tergesa-gesa yang membuat kedua bahu mereka bersentuhan. Buku-buku yang digenggam Natasha pun berjatuhan dan menimbulkan suara yang menggema di lorong itu. "Tut mir Leid (Maaf)." ucap seseorang yang menabraknya. "Es spielt keine Rolle (Tidak masalah)." ucap Natasha dengan tersenyum. Ia pun mengambil buku-buku yang terjatuh barusan. "Ini." Natasha menolehkan kepalanya dan menerima salah satu buku yang ikut terjatuh. "Danke (Terima kasih)." ucap Natasha yang dibalas dengan senyuman. Orang tersebut pun bergegas pergi meninggalkan Natasha yang telah berdiri kembali.
"Natasha." seru seseorang dari arah depan Natasha. Natasha pun memperjelas pandangannya untuk mengetahui siapa yang telah memanggilnya. Namun, Natasha sama sekali tak mengenal orang yang telah memanggilnya barusan. Ia pun berbalik dan mencari apakah ada seseorang yang mungkin memiliki nama yang sama dengannya. "It's you Natasha." ucap orang tersebut yang membuat Natasha terlonjak kaget karena orang itu seketika telah berada di hadapannya. "Ups sorry." Natasha menghembuskan napas untuk menetralkan detak jantungnya. "It's okay." ucap Natasha.
"Ada yang bisa aku bantu?" tanya Natasha. "Ich heiβe Viona (Nama saya Viona)." ucap gadis itu tanpa menjawab pertanyaan Natasha. Viona mengulurkan tangannya yang dibalas Natasha dengan menaikkan salah satu alisnya. Ia merasa bingung, ia sama sekali tidak menanyakan nama gadis itu. Viona pun berdeham dan mengalihkan tatapannya menuju tangannya yang telah terulur untuk menjabat tangan Natasha. Merasa bingung Natasha pun mengikuti arah pandangan gadis itu. "Oh sorry." Natasha langsung menjabat tangan Viona. "Ich heiβe Natasha (Nama saya Natasha)." ucap Natasha. "I know." ucap Viona sambil terkekeh pelan.
"Kau ingin ke kelas bukan?" tanya Viona setelah melepaskan jabatan tangannya dengan Natasha. "Iya. Ingin ke kelas bersama?" tawar Natasha. Viona mengangguk dengan semangat. Natasha hanya dapat terkekeh dan mulai melangkahkan kakinya menuju kelas dengan sesekali berbincang-bincang dengan Viona.
•••
Natasha terus berusaha memfokuskan dirinya pada dosen yang sedang menjelaskan materi di depan kelas. Namun, sejak tadi Viona tak henti-hentinya membisikkan sesuatu yang menurut Natasha tidaklah penting. "Can you stop whispering at me?" ucap Natasha sambil melirikkan matanya menatap Viona dengan geram. Viona pun terkekeh dan mengangkat jarinya membentuk 'V'.
Tidak lama setelah itu bel pun berbunyi menandakkan waktunya istirahat dan habisnya jam pelajaran. Dosen pun beranjak keluar kelas. Viona dengan cepat memasukkan buku ke dalam tas dan berdiri dari tempat duduknya. Natasha hanya memerhatikan Viona tanpa membereskan buku-bukunya. "What are you looking at? Come on!" ucap Viona sambil memasukkan buku-buku Natasha. "Are you okay?" tanya Natasha. Natasha memerhatikan Viona yang terlihat terburu-buru. "I'm not okay! I'm so hungry!" ucap Viona sambil menjatuhkan dirinya ke kursi dan ia dengan cepat berdiri kembali lalu menarik tangan Natasha untuk segera beranjak keluar dari kelas. Natasha pun memutar bola matanya, tidak percaya dengan tingkah laku Viona.
KAMU SEDANG MEMBACA
If It Was Just A Movie [PAUSED]
RomanceKisah seorang Amanda Genevieve Schneider yang harus menghadapi dua lelaki sekaligus dalam satu waktu. Mencintai salah satu dari mereka, namun tidak ingin menyakiti yang lainnya. Mengetahui bahwa sahabatnya sendiri mencintai lelaki yang sama dengan l...