Part 2

44 5 6
                                        

•••

Selama perjalanan pulang, Natasha terus memikirkan tentang hal yang menimpa nya saat di kampus. Ia tak habis pikir akan menemukan seseorang seperti lelaki itu. Di acuhkan, di abaikan, tak diberi respon apapun dan tak di tatap sedikitpun. Ini merupakan kali pertama untuk nya di perlakukan seperti itu oleh seorang lelaki.

Natasha memiliki paras yang sangat cantik dan tubuh semampai bak seorang model, tak ada satupun lelaki yang pernah mengacuhkan nya. Namun beberapa saat yang lalu itu semua telah berubah. Lelaki itu dapat dengan mudah mengacuhkan nya. Bahkan lelaki itu mengabaikan Natasha yang membentak nya tidak terima karena kursi taman yang ingin di dudukinya itu di ambil alih oleh lelaki itu.

Ia akui bahwa lelaki itu pun memiliki paras yang sangat tampan dan tubuh yang tak kalah semampai dengan nya, bahkan lelaki itu mempunyai tinggi badan melebihi nya. Namun ia tetap menganggap lelaki itu tidak sopan. Lelaki itu dingin, cuek, dan tidak sopan. "Tapi dia sangatlah tampan!" ucap Natasha dalam hati. Ia merasa kesal karena diri nya merasa tertarik dengan paras lelaki itu.

Ia memilih untuk melihat pemandangan Jerman dari kaca mobil dengan tetap berkecamuk bersama pikiran dan hati nya.

•••

Natasha dan Jonathan memilih untuk makan siang di salah satu restoran di dekat kampus. Namun beberapa saat tidak menemukan restoran yang sesuai dengan selera yang diinginkan, ia pun memilih cafe yang terdapat di antara restoran-restoran yang telah menarik perhatian nya.

Natasha baru saja melangkahkan kaki nya mendekati cafe tersebut, ketika tiba-tiba terdengar dering ponsel. Awalnya ia mengira bahwa ponsel nya lah yang berdering, ternyata ponsel Jonathan lah yang berbunyi tanda adanya panggilan masuk.

Ia pun menunggu Jonathan hingga selesai berbincang dengan seseorang melalui ponsel. Sambil menunggu, ia menikmati pemandangan di sekitar nya yang sama sekali tak membuat nya bosan melihatnya berulang kali.

"Natasha." panggil Jonathan.

Natasha mengalihkan tatapan nya menuju Jonathan. Ia melebarkan mata nya. Bukan, itu bukan karena panggilan dari Jonathan yang mengejutkan nya. Namun, hal yang berada di belakang Jonathan lah yang membuat nya terkejut.

"Natasha!" panggil Jonathan lagi.

"Eh? Ya?" ucap Natasha. Ia mengalihkan tatapan nya menuju Jonathan kembali. Namun tetap saja ia tidak dapat memfokuskan diri nya pada Jonathan.

Karena merasa jengah dengan putri nya tersebut, Jonathan pun mengikuti arah tatapan Natasha. Jonathan mendapati seorang lelaki seumuran putri nya yang sedang berjalan melewati Jonathan dan juga Natasha menuju cafe yang sama dengan cafe yang akan di kunjungi oleh nya.

Jonathan mengalihkan tatapan nya kembali menuju Natasha. Ia melihat ekspresi terkejut yang sangat terlihat jelas pada wajah putri semata wayang nya itu. Natasha menutupi mulut nya dengan telapak tangan nya. Ia sangat lah merasa terkejut dengan kehadiran lelaki itu.

"Ada apa dengan pria itu? Kenapa kau melihat nya seperti dia adalah seorang kriminal?" tanya Jonathan heran dengan tingkah laku Natasha.

"Eh? Kriminal? Tentu saja bukan pa." jawab Natasha. Ia masih saja memerhatikan pintu cafe yang baru saja di buka oleh lelaki itu.

"Ya sudahlah. Papa tidak dapat menemani mu untuk makan siang. Papa dapat panggilan untuk datang ke kantor sekarang juga. Jadi, tak apa bukan jika kau makan siang sendiri? Atau kau ingin pulang saja?" tanya Jonathan.

Natasha menunjukkan raut wajah sedih nya. "Hmm.. Sepertinya aku akan makan siang sendiri saja. Aku juga telah terlanjur penasaran dengan cafe itu." ucap Natasha.

If It Was Just A Movie [PAUSED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang