All begin

33 9 9
                                    

"Krekk..."

Nante POV

Suara pintu rumahku saat ku buka dengan perlahan.

Ku lihat di rumah tidak ada tanda-tanda dari ibuku, hanya ada panci, mungkin bekas ibu yang memasak mie tadi.

"Buu... ibu ada di rumah?" Aku memanggil ibuku untuk memastikan bahwa ibuku memang benar tidak ada di rumah.

Setelah beberapa kali aku memanggilnya sepertinya memang benar ibuku sedang tidak berada di rumah. Tapi, aku aneh kenapa pintu rumahnya tak di kunci olehnya. Biasanya ibuku suka disiplin dalam hal itu.

Aku pun segera pergi ke kamar untuk beristirahat dan mengganti pakaianku yang sudah kucel ini di pake seharian full

"Gerah sekali hari ini tak biasanya gerah seperti ini."

Yah benar sekali hari ini sangat terasa panas sekali keringatku perlahan bercucuran dari seluruh pori-pori kulitku.

Tapi, panas ini juga mungkin gara-gara tadi aku jalan kaki dari sekolah hingga ke rumah yang jaraknya lumayan jauh untuk di tempuh dengan berjalan kaki. Yah, tak ada pilihan lain bagi kita, Aku dan Anton, aku ingin mengetahui semua tentang Santiago dan dia akan menceritakannya padaku dengan gamblang.

Jika kami pulang menggunakan bus perjalanan akan terasa sebentar dan apa yang aku ingin ketahui tentang Santiago pun otomatis akan sedikit. Jadi kami terpaksa untuk jalan dari sekolah.

Di tambah rasa malu tadi di sekolah masih teringat begitu jelas setiap detail-nya membuat suhu tubuhku menjadi lebih hangat dan jantung yang lebih kencang memacu darah. Ini sangat membuatku gerah.

"Blusss... Tringg... Wusss..."

Kuhempaskan baju seragamku ke lantai kamarku. Angin sepoi-sepoi dari jendela kamarku terasa dingin menyentuh seluruh badanku. Keringatku pun seakan tertahan untuk keluar dari pori-pori kulitku.

Kasur empuk yang ada di kamarku seolah-olah memberikan rayuan manis agar aku melompat kepadanya dan tidur dengan nyamannya.

"Brukkk..."

"Uhhh nikmat sekali rasanya, ibu tak ada, aku bebas melakukan apapun."

Kaki yang dari tadi pagi mencoba terus menopang berat badanku kini aku istirahatkan dengan memberikan service kasur yang empuk padanya.

Malu yang tadi aku rasakan mulai pudar dari ingatanku. Di ingatanku hanya ada kenikmatan, kenyamanan dan kebebasan yang bisa ku rasakan.

---

Tak terasa olehku, aku tertidur dengan pulasnya. Hampir 2 jam aku tertidur di atas empuknya kasur kamar tidurku.

Aku pun teringat bahwa aku belum mandi, lengket dari keringatku terasa di seluruh badanku. Rasa ingin mencicipi segarnya air dari bak kamar mandi pun ingin segera ku rasakan.

Dengan segera aku pergi ke kamar mandiku untuk memanjakan seluruh badanku yang dari tadi telah di cucuri oleh keringat cape dan malu.

Dengan hati girang riang gembira aku lari ke kamar mandi untuk melaksanakan kewajibanku. Tak sabar aku ingin merasakan segarnya air dari bak mandiku.

"Kreeekk..."

Tak sabar aku saat ku buka pintu kamar mandiku. Segera ku buka baju dalamku, terasa hawa dingin dari ruangan kamar mandi pun menyentuh kulit badanku sampai membuat bulu bulu yang ada di badanku berdiri sambil bergoyang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 28, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ubed's Story [ Rocinanté ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang