Kenalan - 4

13 5 2
                                    

I die every single time you see me.

Viera berjalan menyusuri koridor dan membuka lokernya. Ia menyusun bukunya dan tiba tiba sebuah bola menggelinding di kakinya. Viera mengambilnya dan mencari siapa pemiliknya.

"Bola gue. Thanks ya," ucap Fero yang baru sampai di depan Viera.

Viera tersenyum dan memberikan bolanya. Fero membalas senyum nya dan berjalan pergi. Viera pun berjalan ke arah kelas dengan senyum yang cerah.

"Tuh muka kenapa?" tanya Derran yang duduk disamping Viera.

"Fero ngomong sama gue! Aaa gue seneng banget, ya ampun!" pekik Viera.

"Aelah gue kira apaan coba,"

Viera hanya menghiraukan Derran dan bermain hp. "Eh, ran, ntar istirahat gue ke perpus ya," ucap Viera.

"Ga perlu ditemanin, kan?" tanya Derran. Viera hanya menggelengkan kepalanya. Dan bel masuk pun berbunyi.

--

Fero berjalan ke kelasnya dan duduk disamping Alfi, teman sebangkunya.

"Eh, Fero! Lo ntar ikut ga?" tanya Alfi.

"Engga, lagi males" jawab Fero.

"Ada Keenan, bro"

"Titip salam aja"

"Oke" jawab Alfi dan bermain hpnya.

--

Bel istirahat pun berbunyi. Fero berjalan menuju lapangan untuk bermain voli bersama kelas lain karena sehabis istirahat mereka akan olahraga. Sesampai di lapangan mereka membagi tim menjadi dua dan mulai bermain.

Viera berjalan menyusuri koridor menuju perpustakaan. Ia berjalan sambil mendengarkan musik dari headset nya. Viera berbelok ke kiri untuk menuju perpus. Ia mulai menyusun bukunya ke dalam laci. Setelah selesai Viera berjalan keluar menuju lapangan.

Tadi sebelum ke perpus, Derran pergi main voli. Viera berjalan dan duduk di tepi lapangan. Ia melihat Fero bermain dengan serius.

Dia ga tau kalau lo ada.

Kalimat itu terus terngiang di kepala Viera. Keenan memang benar. Kalau di lihat lagi sudah berapa kali mereka secara tidak sengaja bertemu.

Viera menghela napasnya. Semua ini terasa penat. Keenan pernah bilang 'kalau ga mau dipikirin, nyatain.' Sekarang, bagaimana dia mau menyatakan perasaannya? Tidak mungkin dia berjalan ke Fero dan langsung berkata 'Gue suka lo' itu gila. Dan kalau dia berkata seperti itu kepada seorang Fero bisa bisa hidup--

"Hayo lo mikirin siapa" Kejut Derran.

"Aaaa Derran gue benci sama lo!" teriak Viera dan memukul Derran.

"Aduh, aduh sakit, ra"

"Biarin biar tau rasa lo!"

"Ekhem, gue dikacangin gitu?" tanya seseorang. Suara itu membuat Viera menoleh ke sumbernya. Fero. Yap, wujud nya sedang berada dihadapannya.

"Eh, iya Fer, sorry ni anak tapir emang kayak gini dia. Lain emang," canda Derran.

"Ih, derraaaan!" jawab Viera dan mncubit pinggang Derran.

"Iya, iya, sakit ra" jawab Derran, "ayo Fer"

Mereka pun berjalan beriringan ke kantin dan duduk di salah satu meja kantin. Derran dan Fero tampak asik mengobrol. Disini Viera seakan akan seorang hantu. Cuma ditawarin makan, udah gitu doank. Sisanya 'suka hati lo deh' istilahnya. Viera mnatap Derran dengan tatapan tidak dapat diartikan. Derran yang melihat itu pun jadi kebingungan.

"Fer, gue lupa. Ini Viera, sahabat gue" kenal Derran setelah mengerti tatapan Viera.

"Fero" ucap Fero sambil menatap Viera.

Viera yang sedang minum pun hanya tersenyum manis menjawab Fero.

"tinggal dimana, ra?" tanya Fero.

"eh, itu, di samping rumah derran" jawab Viera seadanya.

"kalian udah kenal lama?"

"udah, dari derran masih pake di gendong aja gue udah kenal,"

Fero yang mendengar itu justru tertawa dan Derran menatap horror Viera. Bel masuk pun berbunyi. Setelah mereka berbagi id line dan berpamitan, mereka berjalan ke kelas masing-masing.

Hp Viera bergetar dan ia melihat sederet pesan yang tertera di hpnya.

ntar lo pulang sama gue ya.
gue mau liat rumah lo.
sekalian main di rumah Derran nanti.

Viera yang melihat itu lantas membelalakkan matanya.

"ran, gue ga pulang sama lo ya"

"kenapa?"

"gue pulang sama Fero,"

--

Hallo readers! publishnya satu satu dulu ya! Otak lagi ga jalan soalnya wkwk. Ini udah agak mau di konflik (?) jadi tunggu aja. jangan lupa vote + comment. thank you💞💞

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang