Hangout - 3

16 4 1
                                    

I can't stop.

Langit sudah gelap. Jam menunjukkan pukul 11.00 malam. Viera tidak bisa tidur. Karena itu ia memutuskan membuat susu cokelat kesukaannya.

Viera pun berjalan ke bawah dan melihat lampu ruang tamu masih menyala. Viera berjalan menuju ruang tv dengan pelan. Tiba tiba ada sebuah tangan menyentuh pundaknya dan Viera pun berteriak.

"Aaaaa!!!"

"Ssstt!!"

Viera menoleh ke belakang dan mendapati Derran sedang menahan ketawanya.

"Ih, Derran mah! Lo bisa ga sih sekali aja ga usah usil?" mencak Viera.

Derran hanya terkekeh kecil lalu mengikuti Viera yang sudah mulai berjalan ke dapur.

"Mau ngapain?" tanya Derran.

"Buat susu, mau?"

"Boleh" jawab Derran, "Keenan mana?"

"Biasa udah tidur"

Derran mulai memperhatikan Viera yang sedang mengaduk susu. Ia sudah terbiasa datang ke rumah Viera malam malam. Namanya tetanggaan balkon aja bersebrangan.

"Kok ga bisa tidur? biasa adem ayam aja lo kalau tidur" ucap Derran.

Viera menghebuskan nafas perlahan lalu duduk di sebelah Derran di meja bar. "Kangen mama papa"

Derran yang mendengar hal tersebut berhenti meminum susunya. "Ra, kalau ada mau ngomong, ngomong aja. Lo jangan pendam gitu deh ga asik"

"Engga gitu, ran. Gimana ya? gue juga bingung tiba tiba kangen aja. Gue pun kayaknya ga ada masalah" jawab Viera sambil menatap Derran. "Ga ada apa apa. Cuma tiba tiba kangen gitu" lanjut Viera dengan mata berkaca kaca.

"Adudu sini sama Derran biar ga nangis lagi" ucap Derran sambil memeluk Viera yang mulai menangis. "Udah Ra, jangan nangis" bujuk Derran sambil menghapus air mata Viera yang ada di pipi. Lama lama tangisan Viera mulai mereda dan terdengar dengkuran kecil. "Kebiasaan banget sih" ucap Derran sambil terkekeh kecil dan menggendong Viera ke kamar.

"kalau ada apa apa cerita, Ra" bisik Derran sambil melompat ke balkonnya.

--

Hari minggu pagi. Ahh, hari dimana semua orang bersantai tak terkecuali, Viera. Ia sudah bangun karena hari minggu biasanya dia, Keenan dan Derran akan sarapan pagi bersama. Hari ini mereka memilih tukang bubur di luar komplek. Mereka pun mulai berjalan sambil bercanda dan sekali kali tertawa.

Sesampainya di tukang bubur mereka segera duduk dan Keenan memesan pesanan mereka.

"Lo pada ada rencana ga ntar malam?" tanya Derran.

"Hmm... kayaknya ga ada deh. Ada gak kak?"

"ga ada. Kenapa Ran?" tanya Keenan yang baru duduk di tempatnya.

"kita nonton yuk! gue bosen dirumah bokap nyokap ntar malem pergi," ajak Derran.

"Ayo!!! gue setuju bro!" teriak Keenan "tapi lo yang bayar kan?" lanjutnya sambil menatap Derran jahil.

"idih enak aja. Elo yang kerja kok gue yang di suruh bayar sih?" jawab Derran sewot.

Viera yang melihat hanya terkekeh kecil dan memakan buburnya.

"Oke deh, ntar pergi bareng diantar Keenan terus sampai sana beli tiket dibayar keenan habis tuh beli makan di bayar keenan. Ingat! beli popcorn di bioskopnya jadi mahal," jelas Derran sambil tersenyum konyol.

"Dasar! anak siapa sih lo?" ucap Keenan kesal sambil melempar kerupuk ke Derran. Vierra dan Derran hanya terbahak mendengar perkataan Keenan dan mulai makan bubur mereka.

--

Viera melihat ke arah cermin dan merapikan rambutnya. Lalu ia melihat ke arah jam yang sudah menunjukkan jam 5 sore. Ia segera ke bawah dan melihat kakaknya dan Derran sedang ketawa bareng.

"Ayo!" ajak Viera.

Lalu mereka berjalan ke mobil dan pergi menuju mall. Di mobil mereka tidak henti-hentinya tertawa dan bercanda.

"Eh, btw ntar mau nntn apa?" tanya Viera.

"Ga tau ni, kita nengok pas disana aja"
jawab Keenan.

Viera hanya mengangguk mengerti. Beberapa saat kemudian mereka sampai di mall. Mereka segera berjalan ke arah bioskop.

"Aaaa gue mau nonton boss baby aja," ujar Viera.

"Eitss, ga bisa gitu donk. Gue mau nonton FF8 nih," ujar Derran lagi.

"jadi mau yang mana nih?" tanya Keenan.

"Boss baby"

"FF8"

Ucap Derran dan Viera bersamaan. Keenan meringis mendengarnya.

"Boss baby ran, please"
"no,no,no kita nonton FF8"
"Derran!! ngalah kek"
"Eh kok lo marah sih? yang ngajak nonton siapa yang milih film siapa?"
"iss derran mahh ga asik"

Penat dengan argumen mereka Keenan pun memutuskan membeli tiket sendiri. Tidak peduli lagi dua makhluk itu mau nonton apa.

Keenan pun berjalan keluar dari bioskop dan melihat adiknya dan Derran, tentunya, masih berantam.

"Eh lo berdua. Mau kelahi sampai kapan hah? Sampai Fero nembak lo iya?" tanya Nathan ke Viera dan Derran. Viera hanya diam dan Derran menahan tawa melihat muka Viera.

"Well, kita nonton apa bro?"

"FF8," Viera yang mendengar itu melototkan matanya ke Keenan, "ga ada penolakan" lanjut Keenan dan menarik Derran dan Viera bersamaan untuk masuk ke bioskop.

Setelah selesai mereka segera pulang dan beristirahat sampai pagi pun datang.

--

Holla! Yey! akhirnya selesai juga. Chapter ini masih awal awal jadi belum ada konflik, hehe. 700+ word guys. Pada mau tau kan apa yang terjadi ke orang tua mereka? ntar deh next chap, hehe. Jangan lupa vote + comment nya. thank you💞💞

Hidden FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang