2. Sang Pahlawan

178 19 12
                                    

"Menolongmu adalah suatu kebahagiaan tersendiri bagiku"
(Sammy Gunawan)

~oOo~

Dear diary

Hari ini kuungkapkan padamu bahwa 'Sammy adalah seorang yang semu' tingkahnya kelabu namun hadirnya itu nyata. Ejekan demi ejekan selalu ia lontarkan, setiap hari Re dibuat marah olehnya. Namun di saat terpuruk, Sammy selalu datang membawa berbondong-bondong kebahagiaan dan pertolongan. Perlindungannya membuat Re tenang dan merasa bahwa Re tidak sendiri.

Satu kata yang pasti diucapkan jika sudah membaca diary Renata diatas yaitu 'Lebay'. Yah, Renata memang lebay jika dihadapkan dengan buku diary kesayangannya. Re adalah nama panggilan yang selalu ia lontarkan dalam hati. Tidak ada yang tahu nama panggilan itu, Bu Zainab-pun tak tahu-menahu tentang hal itu. Renata berharap nama itu akan terucap dari bibir orang yang ia sayang nantinya. Lebaykan? yah begitulah. Bahkan ia berjanji akan mencintai laki-laki yang memanggilnya Re untuk yang pertama kali. Ia tak memikirkan akibatnya, bagaimana kalo yang memanggilnya pertama kali adalah bapak-bapak. Kita doakan saja mudah-mudahan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.

*****

Suara adzan telah berkumandang dalam sepi, membangunkan umat muslim dari tidur lelapnya untuk melaksanakan ibadah shalat. Namun, penghuni kamar bernuansa laut itu telah bangun sebelum adzan kebiasaan mengerjakan shalat tahajud. Tapi ada yang berbeda dengan perasaannya hari ini. Renata bingung dengan perasaannya kepada Sammy, perasaan yang tidak dapat didefinisikan dan ia juga bingung bagaimana menghadapi Anita hari ini. Keduanya membuat rutinitas paginya hancur seketika.

Mentari pagi sudah bersiap untuk menerangi bumi. Sedikit demi sedikit sinarnya mulai nampak. Renata makin gelisah apa yang harus Re lakukan jika nanti ketemu Anita? apa Re senyum aja? Tuhan tolong Re, berikan Re petunjukmu seru Renata dalam hati. Disaat Renata mengeluh, tiba-tiba suara burung terdengar menandakan ada pesan masuk.

From: Sammy (Sheep)

Sekarang juga gue jemput lo.

Pesan yang sangat singkatkan? begitulah Sammy. Pada dasarnya Sammy merupakan seorang yang cuek pada sesuatu apapun. Renata senyum sendiri membaca pesan dari sahabat karibnya, ia tidak terkejut dengan apa yang akan Sammy lakukan. Renata tidak mengambil pusing, ia langsung bergegas mandi sebelum seseorang akan mengejeknya nanti.

"Deeeekk ... ada Jang Sammy nih nungguin," teriak Bu Zainab ibunya Renata.

"Iya mah, dedek ke bawah sekarang," jawab Renata. Sebelum keluar dari kamar Renata mengucapkan syukurnya kepada Tuhan, "Alhamdulillah, mungkin ini jalan dariMu." Renata tersenyum lebar, ia menerik napas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Ia tidak menyangkal bahwa kehadiran Sammy di sampingnya membuat ia merasa tenang.

"Lama banget, dasar cewek. Sekolah aja pake ngebentuk alis segala," seru Sammy sambil memakan roti yang ada di meja makan.

Memang tidak ada kecanggungan sedikitpun karena mereka teman satu komplek. Meskipun begitu mereka lebih sering bertemu di sekolah. Bukan hanya mereka, Argi juga. Mereka bertiga satu komplek, tapi di sekolah mereka tidak menunjukkan bahwa mereka merupakan sahabat semasa kecil karena di sekolah harus professional begitu katanya. Lucu bukan? memang trio yang aneh!

"Apaan aihh ... enak wae kalo ngomong! ini alis asli tau, enggak perlu dibentuk, dasar kambing jelek!" Renata menggerutu.

"Udah atuh makanmya jangan sambil berantem, pamali!" lerai Bu Zainab dengan logat sundanya.

"Udah ah mah, dedek berangkat sekolah sekarang aja. Assalamualaikum," pamit Renata sambil mencium tangan ibunya.

"Kalo gitu Sammy juga Tante. Sammy pamit Assalamualaikum." Sammy ikut menyalami Bu Zainab.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hanya ingin kau tahuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang