Part 1

113 21 23
                                    

"Akhirnyaaaaa!!! Setelah 2 jam bermonolog dengan soal-soal fisika yang susahnya ngalahin Valentino Rosi, gue bisa menghirup udara kantin lagi," ucap Ara girang sambil merentangkan kedua tangannya dan menghirup udara sebanyak-banyak nya seakan-akan sejak di kelas tadi dia tidak dapat pasokan udara.
     
Memang, guru fisika yang bernama Pak Bakrie dengan ciri-ciri kepala plontos, kumis yang aduhai dan berkacamata bagaikan kacamata minion itu guru yang paling disegani di SMA Samudera. Jika beliau sudah memasuki kelas, tidak akan ada murid yang bisa berkutik dengan soal-soalnya bahkan guru tersebut dengan baik hatinya menahan waktu istirahat murid-muridnya dengan menyelesaikan soal yang beranak bagaikan anak kucing. Tak urung sampai sekarang tidak ada yang bisa memahami materi dari guru berkepala licin itu.

"Loh, emang Rosi dulu balapan sama soal fisika?" Celetuk Sophie tidak nyambung.

Mendengar jawaban dari temannya itu membuat Ara membuang nafas kasar. Dari ketiga temannya dialah yang tidak pernah nyambung alias lemot saat teman-temannya bercerita. Sophie Calya Belva, perempuan ini pintar dalam bidang akademik, bahkan dia yang menyelamatkan satu kelas agar bisa keluar dari kurungan maut Pak Bakrie dengan menyelesaikan dan membagi-bagikan jawaban kepada teman-temannya. Cukup baik bukan?
Tapi untuk urusan mendengarkan orang bercerita, tadi kalian bisa lihat sendiri kan?

"Ck.." Suara decakan cukup keras membuat dua orang yang sibuk dengan pikirannya kini teralihkan pada sosok perempuan yang ada di depannya. Fela, yang sedari tadi duduk di hadapan mereka tampak menghiraukan obrolan teman-temannya. Perempuan tersebut terlihat gelisah melihat ponselnya dan mengscroll layarnya keatas dan kebawah dengan kasar. Melihat itu dua orang didepannya mengerutkan dahinya heran.

"Lo kenapa sih? Dari luar kelas sampe duduk di kantin itu mulut dari tadi bunyinya cak cek cak cek terus, lagi manggil temen lo?" tanya Ara yang sedari tadi sudah menahan kekesalannya sebab perempuan di depannya terus saja mengeluarkan suara decakan sedari tadi.

Sophie yang mendengar teguran Ara terhadap orang di hadapannya langsung melihat langit-langit kantin beserta tembok untuk mencari apa yang Ara maksud

"Ra, gue tuh dari tadi nungguin kabar dari Bani. Masa sampe sekarang dia gak ngasih kabar satupun ke gue, kan gue jadi khawatir," jawabnya

Kekehan kecil terdengar dari mulut Ara "Jadi dari tadi lo duduk gelisah kaya orang kena penyakit ambeien cuma nungguin pesan dari kekasih ldr lo?"

Fela menganggukan kepalanya pelan dan kembali melirik ke layar ponselnya.
"Jadi sampe sekarang dia belom ngasih kabar ke lo?" tanya Sophie yang sedari tadi baru nyambung terhadap pembicaraan kedua temannya.
Mendengar pertanyaan yg diajukan oleh Sophie, Fela mengangguk kedua kali tanpa melirik siapa yang bertanya karena fokusnya sekarang adalah handphonenya. Ara yang melihat Sophie baru nyambung hanya memutarkan kedua bola matanya malas

"Gila aja kali! Lo LDR baru 1 tahun dan sampai berbulan bulan ini dia gak ngasih kabar ke lo, tapi respon lo gini-gini aja? Lo itu bego atau gimana si La?" cecar Ara dengan guratan emosi yang sudah menggebu-gebu.

"Dia kan mahasiswa baru Ra, jadi wajar kalo akhir-akhir ini dia sibuk dan gabisa megang hp buat selalu ngabarin gue, dan gue memaklumi kok lagian biasanya dia ngabarin meskipun cuma sebentar," belanya

"MEMAKLUMI?!! lo pikir 3 bulan ga ngasih kabar dengan jelas itu wajar? Sumpah ya kalo bukan temen muka lo udah gue samain kaya bakso gue!" Sambung Ara sambil menusuk-nusukan baksonya dengan ganas.

Sophie yang duduk disebelah Ara hanya meringis melihat bakso yang begitu menggiurkan berubah menjadi mengenaskan. "Ra, kasian ih baksonya gasalah apa-apa malah jadi korban tusukan sadis lo. Mending buat gue mumpung cacing di perut gue lagi minta jatah," ucap Sophie sambil nyengir 5 jari.

Waiting Or Releasing?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang