-Kimy&Nathan-SEVEN

17 6 0
                                    

Kimy tak menggubris tiga cewe yang sedang membicarakannya tentang kejadian tadi pagi. Yang katanya Kimy seperti itu karena modus agar bisa berdekatan dengan Nathanlah atau sedang cari muka didepan Nathan agar bisa berdekatan dengannya atau alasan lainnya. Ia terlalu malas untuk meladeni para cewe alay seperti mereka. Hanya karena kejadian tadi pagi, mereka bahkan membicarakannya tanpa henti. Membuat telinga sakit saja.

Kimy sempat heran kenapa bisa sampai seheboh itu. Tapi setelah mendengarkan penjelasan dari Mellan ia baru tau bahwa Nathan adalah salah satu cowo populer disekolahnya.

Cukup jengah mendengar ocehan tiga cewe itu. Kimy mengajak Mellan untuk keluar kelas saja. Memang saat ini guru pelajaran tak masuk karena sedang ada urusan mendadak, jadi jam kosong. Suasana kelas juga terbilang ribut bahkan ada juga yang keluar kelas.

"Kim. Beneran lo mau kesini?" Tanya Mellan sambil menunjuk pintu dihadapannya untuk memastikan jika perkiraannya salah.

"Iya."

"Lo nggak lagi sakitkan?" Tanya Mellan sambil menempelkan telapak tangannya kedahi Kimy.

"Apaan sih. Gue nggak sakit kali." Ujar Kimy sambil menepis tangan Mellan.

"Gue males ah kalo berurusan sama buku."

"Gue nggak bilang mau baca atau nyari buku." Kimy melangkah memasuki Perpustakaan. Cukup lama Mellan baru mengikuti langkah Kimy kedalam perpustakaan.

Selama mengikuti langkah Kimy. Dipikiran Mellan selalu bertanya tanya akan apa yang dilakukan oleh Kimy selain membaca atau meminjam buku diperpustakaan. Mellan memandang heran saat melihat Kimy yang membuka pintu bercat hitam yang terletak dipojok ruangan. Selama sekolah disini Mellan tak pernah mengetahui jika ada pintu disini. Bagaimana ia bisa tau jika dia saja jarang memasuki perpustakaan.

"Kim. Lo mau ngapain?"

"Udah. Ikutin aja." Mellan memandang heran saat dibalik pintu itu terdapat sebuah tangga. Mereka berdua terus menuruni tangga yang sepanjang sisinya terdapat jendela kaca yang memperlihatkan pemandangan diluar sekolah. Diujung tangga tersebut terdapat pintu dari kaca juga.

Mellan memandang takjub tempat yang kini dihadapannya.

"Wahh lo tau jalan pintasnya juga." Puji Mellan. Sekarang ini mereka berada ditepi danau yang berada tak jauh dari sekolah mereka. Namun jika ingin sampai kedanau harus keluar gerbang depan sekolah lalu memutari sekolah baru sampai. Sedangkan sekarang. Mereka hanya butuh beberapa menit saja sudah sampai ditepi danau.

"Lo tau dari mana?" Tanya Mellan saat mereka sudah duduk ditepian danau.

"Dari seseorang." Ujar Kimy pelan sambil memandang lurus kedepan.

"Siapa? Pasti orang yang lo sayang ya?" Tebak Mellan asal, berniat bergurau. Tapi malah ditanggapi serius oleh Kimy.

"Ya....." Jawab Kimy masih memandang lurus kedepan. ".....dia juga sayang gue." Jeda sebentar. "Tapi dia pergi." Lanjut Kimy pelan. Kimy menengadahkan kepalanya untuk menahan agar mata airnya tak keluar. Sudah cukup jangan lagi menangisinya. Belum tentu dia juga menangisimu.

"Jangan mandang gue kek gitu." Ujar Kimy yang menyadari tatapan Mellan sedari tadi.

"Pasti lo sayang banget sama orang itu."

"Nggak. Gue malah benci banget sama dia." Jawab Kimy.

*

Tangangannya dengan lincah menggerakkan pensil yang dipegangnya. Goresan goresan itu membuat sebuah gambar anime perempuan berambut panjang. Ia menghentikan kegiatannya saat cewe disampingnya angkat bicara.

"Gambar lo bagus."

"Biasa aja." Ujarnya seraya menutup bukunya.

"Ye.... pelit amat lo sih Kim. Gue cuma mau lihat doang. Padahal gambar lo bagus banget tau nggak. Gue baru tau lo bisa gambar."

"Thanks......"
"......Mel. Bu Tari belum masuk ya? Katanya cuma sebentar dikantor." Tanya Kimy mengalihkan pembicaraan.

"Gak tau. Bukannya malah lebih bagus jika Bu Tari lebih lama dikantornya? Emang kenapa?" Tanya Mellan.

"Nggak papa." Jawab Kimy singkat. Toh tadi ia tanya cuma untuk mengalihkan pembicaraan. Jadi ia tak terlalu memerdulikan tentang Bu Tari -guru SBK- dikelasnya.

"Kim..."

"Hmm..." jawab Kimy masih fokus pada komik ditangannya.

"Lo sadar nggak sih. Lo lagi digosipin sama tuh para cabe." Ujar Mellan sambil menunjuk dengan dagunya pada tiga cewe yang duduk dibangku bersebrangan dengan mereka.

"Iya." Jawab Kimy masih setia pada komik ditangannya.

"Terus.... kenapa lo biasa biasa aja?" Kimy menghela nafas sejenak.

"Terus gue harus ngapain? Bales gosip? Gue hajar? Atau gue laporin keBK?" Tanya Kimy asal.

"Ya nggak. Tapi kan-"

"Udah orang kek gitu gak usah diladenin."Bertepatan dengan itu, seorang guru yang biasa dipanggil Bu Tari itu memasuki kelas yang membuat suasana kelas menjadi tak begitu riuh seperti sebelumnya.

"Sudah selesai?" Tanya Bu Tari pada seluruh murid kelas Xll l IPA. Sebelumnya mereka diberikan tugas untuk merangkum materi dibuku paket. Lalu akan diterangkan oleh Bu Tari setelahnya. Setelah memastikan semua murid selesai merangkum. Bu Tari mulai menerangkan materi. Cukup lama Bu Tari menerangkan materi tentang seni dengan jelas. Hingga membuat para murid bisa memahaminya dengan mudah.

"Ada yang ingin ditanyakan?"

"Tidak Bu." Jawab para siswa serempak.

"Baiklah..... Ada pengumuman sebentar. Mengingat jika tiga Minggu lagi adalah ulang tahun SMA . Setiap kelas diwajibkan menampilkan pertunjukan untuk acara itu. Meskipun Ibu bukan wali kelas kalian. Ibu harap kalian bisa menampilkan pertunjukkan yang menakjubkan. Seperti tahun tahun sebelumnya. Kelas favorit selalu menampilkan pertunjukan yang memukau dan selalu mendapat juara. Semoga kalian bisa meneruskan prestasi itu. Ohh iya... Jikalau ada yang ingin menampilkan bukan untuk perwakilan kelas bisa mendaftar pada Ibu."

*

"Wahhh.... kira kira kelas kita mau nampilin apa ya Kim? Tahun kemarinkan kelas favorit mendapat juara dua. Waktu itu jika tak salah mereka menampilkan....."

"Mel. Itu ada temen lo." Potong Kimy. Mellan mengikuti arah pandang Kimy. Dan disana terdapat dua cewe yang sedang melambaikan tangannya padanya.

"Ya udah gue duluan ya.... " pamit Mellan.

"Ya." Jawab Kimy singkat.

"Muka kok kaya patung pancoran. Smile......" ujar Mellan sembari menarik keatas setiap ujung bibir Kimy dengan jarinya yang membuat lengkungan diwajah cantik Kimy.

"Apaan sih.... udahlah sono. Itu yang nunggu lo udah nggak sabar tau gak. Ampe nampilin wajah kek gitu."

"Hahaha.... mereka cuma heran aja. Ada wajah tembok kek lo. Ya udah bay.... jangan lupa senyum ya...." pamit Mellan seraya mulai melangkah menjauhi Kimy.

Sepeninggal Mellan. Tanpa sadara seulas senyum tipis tercetak diwajah Kimy.

__________

Halo readers... maaf ya beberapa part ini belum ada momen Kimy dan Nathan. Pasti membosankan ya... Jangan pada ngambek dulu donkz..... part selanjutnya aku usahain diisi sama momen mereka. Jadi jangan pergi dari ceritaku ya.....
Biar aku bisa lanjutin ceritanya
Jangan lupa
Vote & Komentarnya ya...
Salam sayang buat kalian...😘

Kimy&NathanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang