AnemiA

26 3 0
                                    

"Hooooaaam" rere terbangun dr tidurnya. Nampak dia meraih jam di meja samping tempat tidurnya. Jam 6.00
Dia bangun berniat mencuci muka dan segera mengganti pembalut. Yah hr ini siklus haid nya, baru dimulai td malam. Tapi rere sempoyongan saat berjalan menuju kamar mandi.

Skip-

"Hallo re.. iya boleh.. kenapa.. lo nggak papa? Yakin? Jadi lo nggak masuk hr ini? Oke ntar gue bilang ke anak-anak. Yakin lo nggak papa re? Iyaudah ntar habis ngampus gue samperin. Udah jangan cerewet! Bye..." bima mendengus. Saat sakit pun rere masih tetap ngeyel. Hmmm rere nggak masuk td udah bilang ke pak widodo. Dan dia jg nggak bs kumpul BEM hr ini karena sakit.

Bima nggak bisa tenang kuliah hr ini. Baru jm8 dan dia udah khawatir sm rere, padahal kelasnya berakhir jm12 yg berarti masih ada 4 jam lagi. Dia mendengus sebal menatap jam di dinding.

Toktoktok.. toktoktok...
"Ah siapa sih" maki rere.
Toktoktok.... toktoktok...
Ceklek. Pintu kosan rere terbuka. Menampakan sosok bima didepannya.

"Masuk mo. Katanya kesini habis kuliah. Baru jg jm9 mo" ucap rere lelah. Berjalan agak sempoyongan sambil menekan pelipisnya.

Bima diam menatap rere, kemudian melangkah mendekat dan tangannya memegang jidat rere memastikan. "Panas" batinnya. Dan wajah rere pucat.
"Kita ke rumah sakit sekarang. Ambil jaket lo dan nggak usah protes" paksa bima setelah menghela rere untuk masuk ke kamar. Untung dia pake mobil hr ini, motornya lg diservice.

Rere menurut dan masuk. Beberapa saat kemudian keluar sambil mengenakan jaket dan menyelempangkan tas kecil. Saat dia membungkuk hendak mengambil sepatu hampir saja kepalanya terbentur tembok, kalo saja bima tidak sigap menolong.

"Makasih mo" ucap rere pasrah. Saat bima merangkulnya menuju mobil yg udah ada didepan koskosan.

* Rere pov
Gue terbangun di sebuah ranjang rumah sakit, entahlah gue lupa apa yg terjadi sama gue setelah gue naik mobil bemo. Euuuuh dimana bemo. Gue cari dia disudut ruangan, nampak dia sedang duduk di sofa dan main hp.

"Oh sudah bangun?" ucapnya seraya menghampiri gue. "Minum dulu re" lanjutnya setelah mencapai tepi ranjang dan berhasil mengambil air dimeja. Gue hanya menurut saja, udah nggak ada daya buat protes.

Sama seperti siang dan sore tadi. Gue dibangunin bemo, duduk, minum air putih, makan bubur 3 sendok, minum obat, rebahan lagi, dan kemudian tidur. Itupun semua dibantuin bemo, gue bener-bener nggak bs bayangin apa jd nya gue kalo bemo nggak disini. Kepala gue rasanya bener-bener pusing, kaya dipukulin palu.

Gue tau penyakit gue emng nyiksa, tp 2,5 tahun ini gue selalu jaga kesehatan kok, yah mungkin kali ini gue kocolongan aja.. Hmmm anemia gue kambuh, sebenarnya nggak bisa dibilang kambuh sih karena ini salah gue sendiri. Gue sibuk ngurusin praktek minggu lalu dan bazar minggu ini. Dan yah gue nggak mengatur pola makan gue dg baik walhasil gue harus nginep di RS.

"Makasih mo" ucap gue lirih.

"Iya santai aja. Gimana perasaan lo?" balasnya kemudian duduk di kursi dekat ranjang gue.

"Hmmm. Masih sedikit pusing. Jam berapa mo?" kata yg berhasil keluar setelah gue berbaring kembali.

"Oke syukurlah. Hmmm jm 9 malam. Ada apa?" balasnya sedikit kaget.

"Mo bisa ambilin hp gue di tas? Sekalian charge dulu sebentar?" pinta gue lirih.

"Oh oke.." bemo beranjak mengambil apa yg gue minta dan mulai mencharge nya di meja depan sofa yg tadi dia duduki. Gue terdiam sejenak dan memilih memejamkan mata.

"Re... rere.." suara halus bemo membangunkan gue. "Hp lo masih separo. Dan gue udah aktifin, kayanya ada sesuatu yg terlewat. Banyak panggilan tk terjawab di hp lo." katanya sedikit bingung.

Complicated LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang