bag 4

562 23 4
                                    

POV Peter

"Ya,kau tahu itu artinya kau harus jaga adikku.Dan kau harus..."Seketika suara Darren Terputus. Kulihat kepala Darren sedang menunduk kebawah.

"Dan apa?.."tanya ku.
Kepalanya masih tertunduk kebawah. Dan tangan kanan yang tadi memegang leher jatuh kebawah.

Ku angkat kepalanya,ku harap akan baik baik saja.

Dan ternyata saat ku angkat kepalanya,dengan jelas matanya sudah berubah bola mata berwarna biru tosca menjadi putih seperti katarak warnanya. Tangannya langsung menarik tangan ku yang ada didagunya dan akan memasukan kemulutnya .

Dor...kulihat Luke yang datang sambil menembak kepala Darren sampai pelurunya menembus tengkorak dan menghasilkan darah segar yang deras.

Kami semua terdiam menatap mayat sahabat kami yang mati dengan tragis. Ku lirikan mataku ke arah Luke yang tampang wajahnya kecewa.

"Maafkan aku Darrel. Aku sungguh tega."ucapnya dengan suara lirih seperti akan meneteskan air mata.

"Maafkan aku juga Darrel. Seharusnya tadi kita langsung mengobatinya."kataku kecewa.

Kulihat Darrel menatap Luke dengan tampang kecewa. Dan duduk disamping Kakaknya.

"Sudahlah,dia sudah berubah Darrel."Ujar Grace menenangkan.

"Kalau kita tidak menembaknya,  akan menambah banyak zombie."Ujar Reyn sambil menepuk bahu kanan darrel.

Kami pun keluar dari ruangan itu. Meninggalkan Darrel sendirian.

"Kita akan bermalam disini." kataku."Aku yang akan berjaga."

Reyn pun memasukan mobilnya kedalam toko yang kebetulan terdapat 2 daun pintu yang muat untuk dilewati mobil.lalu mengganjal pintu menggunakan besi.

"Aku akan memasak makanan kaleng steak. Bila lapar, kemarilah."ucap Grace.

"Aku akan membantu."ujar Kyana.

"Aku akan menyusul."ujarku.

Selesai makan,Kita langsung pergi ke ruang utama. Karena disini tidak terdapat kamar. Hanya ruang utama tempat rak Rak senjata,WC umum, dan gudang , yang tadi digunakan untuk memasak.

Malam pun tiba...

Aku terus berjaga sambil duduk. Mengawasi setiap pergerakan dan suara suara hanya mengandalkan telinga. Karena bila menyalakan lampu, akan mengundang zombie datang.

Rasa kantuk menyerangku, Aku tertidur dengan posisi terduduk.

***

"Reyn,Lucas,Pete! Bangun ! liat diluar." ujar Darrel dengan suara lantang menggoncangkan tubuhku.

Di luar terlihat zombie yang jumlahnya lumayan banyak mengepung sambil menggedor gedor kaca toko.

"Kaca ini tidak akan lama pasti pecah. Kita harus bergegas." Ujarku tegas.

"Kalian masukanlah semua senjata ke dalam mobil."ucap Reyn sambil menunjukkan jari ke arah Grace dan Kyana.

"Apa kau gila Reyn? Ini tidak akan muat."Ucapku.

"Tidak ada salahnya membawa semuanya. Kita tidak usah khawatir akan kekurangan. Dan kita tidak tahu apa yang akan terjadi."Jawab Luke.

"Ayo kita lawan."Ucapku.

Aku membawa senjata sekalian peluru HK MG4 dan  pedang dengan panjang sekitar ±80 cm. Lalu menyusul temanku yang telah berada diluar.

Aku menembaki kepala kepala zombie hingga kepalanya pecah dan menyemburkan darah seperti botol sasaran berisi air yang ditembak .

Culling the ZombiesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang