Attention!!!
Jangan lupa vote sama comment, oke?!
••• Happy Reading •••
°°°
Masih dengan seragam sekolahnya yang hanya tersisa celana panjang dan kemeja putih, Reno dan Hiro alias sepeda fixienya berhenti di depan gerbang rumahnya. Reno baru sampai rumah sekitar jam setengah 10 malam. Sudah bukan hal aneh lagi Reno pulang malam tanpa mengganti seragam sekolahnya, sebab sehabis pulang sekolah dia selalu pergi nongkrong bersama Ferdi dan Doni. Kadang main di rumah Doni, kadang juga main di rumah Ferdi.
Ketika Reno hendak membuka pagar rumah untuk memasukkan sepedanya, aktivitas sebuah keluarga yang berada tak jauh di seberang rumahnya itu membuat perhatian Reno teralih. Rumah itu sudah hampir 2 tahun kosong karena sengaja dijual oleh penghuni lama rumah itu. Akhirnya sekarang sudah ada penghuni baru yang menempati rumah itu. Reno sedikit merasa senang karena ada tetangga baru yang tinggal berseberangan dari rumahnya.
Sebagai seorang anak Pak RT di kompleknya, Reno sangat populer di antara kalangan tetangga-tetangganya. Selain karena dia selalu ikut kegiatan-kegiatan komplek, Reno juga memang suka SKSD (sok kenal sok dekat) dengan para tetangganya. Jadi, sudah tak heran lagi kalau tetangga-tetangganya pada kenal sama Reno.
Tanpa menghabiskan waktu hanya untuk memerhatikan tetangga barunya itu, Reno segera masuk ke dalam pekarangan rumahnya. Dan tepat setelah dia menutup kembali pagar rumahnya, Reno terlonjak kaget sebab entah sejak kapan mamanya sudah berdiri di belakangnya.
"EH COPOT ANAK AYAM!"
Reno mengelus dadanya yang mendadak senam jantung. Tatapan sinis mamanya membuat Reno menyengir kuda.
"Kamu ya! Kerjaannya main terus, jam segini baru pulang! Mending sekalian aja gak usah pulang kalo gitu!" Dan telinga Reno berakhir menjadi sasaran dijewer oleh mamanya.
"Adududuh iya Ma, iya! Lepas dulu, bisa putus nih kuping Mama bikin!" Reno menggeliat kesakitan dengan posisi hampir berlutut.
"Makanya kalo Mama ngomong itu didengerin! Bebal banget sih kamu!"
"IYAA ADUDUHHH MOHON AMPUN WAHAI MAMA YANG MULIA!" Pekik Reno yang sudah tak tahan lagi menahan jeweran maut di kupingnya itu.
Tak berlangsung lama, akhirnya Sarah—mamanya Reno melepas jewerannya dari telinga anak lelaki bungsunya itu. Melihat kesempatan itu, Reno langsung menjauh dari Sarah agar tidak terkena amukan mamanya lagi.
Masih sambil menggosok-gosok telinganya yang terasa panas habis dijewer, Reno segera kabur seraya mendorong sepedanya menuju garasi. Namun, saat tiba di depan garasi Reno dibuat bingung ketika dia berbalik, mamanya sudah menghilang dari posisi sebelumnya. Reno menggeleng kepala, dia lebih memilih berpikir positif.
"Mungkin Mama punya kekuatan super menghilang, hmm..."
Reno segera masuk ke dalam rumah. Kemudian langsung menuju ke kamarnya di lantai dua untuk bersih-bersih.
Namun, sesaat setelah Reno membuka pintu kamarnya, dia mendadak melotot ketika melihat di dalam kamarnya sudah ada kakaknya yang sedang mengacak-acak laci meja belajarnya.
Langsung saja Reno menghampiri kakak perempuannya itu. "Ngapain sih lo ah, beresin nggak itu?!" kesal Reno ketika melihat mejanya jadi berantakan karena ulah kakaknya.
Kakak Reno yang bernama Vanessa itu berkacak pinggang dengan wajah yang terlihat frustasi. "Flashdisk gue hilang!"
"Lah terus?"
KAMU SEDANG MEMBACA
RENO: An Annoying Guy
Teen Fiction[ON GOING] Reno, cowok tampan dan tengil dengan beragam macam kelakuan yang membuat orang di sekitarnya harus mengelus dada untuk menenangkan jiwa dan raga oleh tingkah absurdnya yang dapat memancing emosi siapa pun yang menjadi korban kejailannya. ...