1

58 9 0
                                    

***
Afdan ashadi
Sarapan bubur ayam Pakdeh Gito yuk,Nin

Anindaya paradista
Wah, boleh tuh. Mas Afdan tau aja kalo Anin lagi laper. Hehe

Afdan ashadi
Mau aku jemput?

Anindaya paradista
Gausah,Mas. Aku lagi gak dirumah soalnya.

Afdan ashadi
Emangnya kamu lagi dimana?

Anindaya paradista
Lagi jogging pagi di taman deket apartement,Mas. Yaudah, langsung ketemuan disana aja ya. See you!

Anindaya Paradista. Umur 22 tahun. Pekerjaan seorang Pilot disalah satu maskapai penerbangan di Indonesia. Dan berstatus jomblo karena masih setia menunggu teman kecilnya yang keberadannya masih belum diketahui.

Pagi ini, Anin berjogging disekitar taman dekat apartementnya didaerah Tebet.

Seseorang yang baru saja mengirimkan pesan untuk mengajak Anin sarapan bubur pagi ini adalah Afdan, salah satu kakak di angkatan saat ia masih berada di sekolah penerbangan 2 tahun lalu.

Setelah Anin membalas pesan terakhir dari Afdan. Ia langsung bergegas menuju ke tempat bubur tersebut karena jaraknya memang sedikit agak jauh jika ditempuh dengan berjalan kaki.

Kira kira 15 menit, Anin sudah sampe di tempat makan bubur Pakdeh Gito. Dan beberapa menit kemudian, Mas Afdan datang.

"Udah lama,Nin?"tanya Mas Afdan sambil duduk. Ia mengenakan kaos polos hitam dan celana putih pendek. Tak lupa dengan jam tangan casual kesayangannya.

"Gak kok,Mas. Baru beberapa menit juga. Btw, sarapannya kok jauh banget? haha."

"Iya, lagi kepengen banget makan bubur Pakdeh."jawab Afdan.

"Bubur Pakdeh emang paling the best sih." Bubur pakdeh Gito memang sangat terkenal. Setiap orang yang datang berkunjung ke daerah sini atau sedang bersantai pagi hari akan selalu menyempatkan untuk sarapan di tempat makan ini.

"Bener, bener! Btw, udah mesen belum?"tanya Afdan

Seketika Anin teringat kalo sedari tadi ia belum memesan bubur.

"Belum,Mas. Nungguin tadi biar sekalian. Gak enak kalo makan duluan."

"Oh yaudah, mau mesen apa?"tanya Afdan seraya berdiri.

"Ohiya, aku inget. Bubur ayam gak pake kacang, gak pake cakwe, kecapnya banyak, sambelnya 1 sendok aja. Bener kan?" Mas Afdan menjabarkan tentang pesananku seperti biasa setiap aku membeli bubur disini.

"Hahaha, bener!"ujarku sambil tertawa sambil mengangkat satu ibu jarinya ke Afdan. Terkadang Anin merasa malu karena ia harus banyak printilan yg boleh diikut sertakan atau tidak didalam semangkuk bubur itu.

"Yaudah, aku pesen dulu ya."

Setelah Afdan memesan buburnya, ia kembali ke tempat duduk disebelah Anin.

"Gimana jadwal terbang,Nin? Makin padet?"tanya Afdan.

"Alhamdulillah,Mas. Makin lama, makin banyak aja juga jadwalnya. Sehari aja bisa 2 kali jadwal." keluhku.

Terkadang Anin lelah karena pekerjaan semakin hari semakin padat. Dulu, Anin merasa relax dengan pekerjaannya. Tapi sekarang, ia merasa sangat lelah. Bahkan untuk sehari saja, ia bisa mendapatkan 2 atau 3 kali jadwal. Tetapi walaupun lelah, Anin senang. Pekerjaan ini membuat Anin menjadi dekat dengannya.

"Kalo kerjaan Mas Afdan sendiri gimana?"tanya Anin balik ke Afdan.

"Ya,sama. Capek juga,Nin. Tapi ya, namanya kerja, ya mau gak mau harus dilakuin. Nikmatin aja."ujar Afdan.

1640 MILESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang