Chapter 16 - The Last Hanabi

14.6K 1.2K 221
                                    

Hari ini merupakan hari ulang tahun Konoha-gakure. Para penduduk sudah mulai berbondong-bondong pergi ke pasar raya sejak sore tadi. Tidak hanya penduduk biasa, tetapi para shinobi juga ikut meramaikan hari bersejarah ini. Bahkan, Kakashi juga berjanji akan menyalakan hanabi terakhir pada tengah malam nanti sebagai penanda acara puncak ulang tahun desa.

Naruto dan Hinata sudah pergi sejak sore juga. Pemuda penyuka ramen itu bersikeras untuk datang lebih awal agar tidak kehabisan ramen. Mengingat reputasi Ichiraku Ramen sekarang sudah semakin menanjak, Naruto tidak ingin kalah cepat dari pelanggan lain.

Shino dan Kiba juga pergi bersama. Seperti yang mereka sepakati sebelumnya, Shino telah setuju datang bersama Kiba karena rekan satu timnya itu telah membujuknya menggunakan alasan terbaik, yaitu serangga-serangganya. Selain itu, Akamaru juga ikut berjalan-jalan dengan mereka berdua.

Ino, Chouji, Shikamaru, Sai, Tenten, dan Lee akhirnya memutuskan untuk datang bersama. Ya, pada awalnya Lee berencana pergi berdua saja dengan Tenten, tapi karena mereka bertemu di jalan, akhirnya mereka semua memutuskan untuk pergi bersama-sama.

Lalu bagaimana dengan Uchiha Sasuke yang awalnya sempat menolak ajakan kekasihnya untuk datang ke perayaan?

Ah... rupanya dia di sana. Pemuda itu sedang berdiri di depan pintu apartemen kekasihnya. Menunggu dengan sabar si gadis merah muda yang sedang sibuk bersiap-siap.

Seperti yang diketahui oleh teman-temannya, pemuda tersebut telah dituduh cemburu pada Rock Lee yang sengaja ingin mengajak kekasihnya ke perayaan. Tetapi karena ia adalah Uchiha Sasuke, maka ia tetap bersikukuh kalau alasannya ikut bukan karena cemburu. Ya, bukan itu... menurutnya.

Sasuke bersandar di dinding sebelah pintu apartemen milik Sakura. Lihatlah penampilannya saat ini... benar-benar tampan. Ia memakai hakama biru gelap berlengan panjang dan bawahan berwarna hitam. Rambutnya tetap seperti biasa, seperti pantat ayam tentunya. Poninya menutupi salah satu sisi wajahnya, yaitu mata kirinya. Mungkin ia tak ingin orang lain menatapnya aneh karena memiliki warna mata yang berbeda. Hanya satu kata yang bisa mendefinisikan dirinya dengan jelas dan jujur. Dia begitu... tampan.

KLIK! Pintu apartemen terbuka dan menampilkan Sakura yang keluar memakai kimono musim panas berwarna merah maroon dengan motif bunga yang panjangnya hanya sampai setengah paha saja. Rambutnya ia sanggul rapi dengan menyisakan poni di kedua sisi wajahnya. Cantik sekali, Sasuke sampai tak bisa berhenti memperhatikannya.

Sakura memerah karena pemuda itu tak kunjung mengalihkan pandangannya, "Sasuke-kun... kenapa? Adakah yang kurang dari penampilanku?"

Sasuke langsung menggeleng, "Ayo kita berangkat sekarang." Sasuke meraih tangan kiri gadis itu dan mengajaknya berjalan berdampingan. Sakura agak terkejut karenanya. Tidak biasanya Sasuke melakukan hal tersebut, biasanya ialah yang menggandeng lengan pemuda itu duluan.

Tapi ia tidak ambil pusing. Ia menikmatinya, rasanya senang sekali. Sekarang Sasuke benar-benar memperlakukannya sebagai seorang kekasih. Pemuda itu juga sering menjemputnya ketika pulang dari rumah sakit. Diam-diam Sakura tersenyum saat mengingat semuanya.

"Kenapa?" ternyata Sasuke menyadarinya. Senyum Sakura yang dianggapnya aneh itu, "Kau tersenyum seperti orang gila." Huh, ternyata mulutnya masih sangat kotor. Bahkan ia sedang berbicara dengan kekasihnya sendiri.

Sakura agak cemberut mendengarnya, "Tidak apa-apa. Aku hanya senang karena sekarang Sasuke-kun sudah tidak terlalu dingin lagi."

"Aa..."

Mereka kembali berjalan, tangan Sasuke dan Sakura juga masih saling bertautan satu sama lain. Mereka berhenti berbicara, hanya semilir angin malam saja yang terdengar di indera pendengaran mereka. Menerbangkan dedaunan yang gugur satu per satu di Konoha-gakure.

SASUKE HIDEN (√)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang