Prolog

41 2 1
                                    

Prolog

- This is impossible

- Only if you think it is

                                                                      -Alice in Wonderland-

Ada tujuh hal yang aku percaya ketika aku bangun tidur :

Satu. Fantasi itu nama lain dari tidak nyata.Tidak ada manusia setengah ikan di dunia ini. Tidak ada yang namanya kuda bertanduk dengan sayap di punggungnya yang kalian sebut Unicorn atau Pegasus. Dan, tidak ada mahkluk bernama peri yang akan menyihirmu menjadi apapun yang kau mau. Itu semua hanya khayalan belaka. Tidak nyata. Dan aku peringatkan kalian dengan satu kata yang menurutku hampir mirip dengan segala kebohongan tadi. Imajinasi.

Dua. Tidak ada yang namanya naga di dunia ini. Heh, aku tidak percaya dengan mahkluk raksasa bersayap yang mengeluarkan api dari mulutnya. Kalau kalian masih bersikeras bahwa naga itu ada, maka aku tidak dapat mengatakan apapun. Oh ! atau aku bisa bilang kalimat ini : Naga mungkin komodo yang kelewat besar yang tentunya tidak mungkin menyemburkan api.

Tiga. Pedang yang memberikan kekuatan tanpa perlu berlatih itu palsu. Aku benci mengatakan ini, tapi aku tahu kalian pernah menonton sebuah film, atau membaca sebuah cerita dimana sang tokoh utama yang awalnya begitu lemah tiba – tiba bisa mengalahkan penjahat utama di cerita itu hanya dengan mendapatkan sebuah pedang. Sungguh, itu termasuk salah satu hal konyol yang akan aku tertawakan setiap aku membaca sebuah cerita –tentunya, tidak di depan teman – temanku yang akan mengira aku aneh. Tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan mie instan pun harus kau masak selama tiga menit sebelum memakannya. Oh, atau kau ingin memakannya mentah – mentah, itu bukan urusanku. Intinya, semua perlu proses, termasuk menjadi kuat dan mengalahkan penjahat terkuat yang mengerikan.

Empat. Protagonis selalu mengalahkan antagonis adalah kebohongan besar. Aku mengatakan ini bukan berarti aku membela semua tokoh antagonis yang ada di dunia ini. Tidak, aku masih cukup waras untuk tidak memihak ratu yang bisa – bisanya meracuni seorang gadis muda dengan apel beracun karena iri dengan kecantikannya. Tidakkah dia mengerti dengan kalimat 'tidak ada yang abadi di dunia ini ?' Dan itu sangat berlaku untuk kecantikannya.

Oke, kembali ke topik awal. Protagonis selalu mengalahkan antagonis, apalagi jika protagonis menang hanya semata – mata karena kebaikannya. Kenyataannya, tidak ada orang yang benar – benar baik atau benar – benar buruk. Sama halnya dengan koin. Dalam satu koin, ada dua sisi yang tidak dapat dipisahkan. Orang – orang sama seperti koin, memiliki sisi baik dan buruknya masing – masing. Tergantung kau melihatnya dari sudut mana.

Lima. Membunuh pemimpin musuh bukan berarti mengakhiri perang. Oke, untuk yang satu ini, bukan berarti aku pernah menjadi bagian dalam sebuah perang atau apa. Hanya saja, ketika kau berhasil membunuh pemimpin musuh dan memenangkan peperangan, akibat dari peranglah yang akan membuat tengkuk belakangmu berkedut sakit.

Oh, mungkin aku bisa memberikan gambaran termudah yang terlintas di otakku. Misalnya saja, pertengkaranku dengan kakak kesayanganku, Emily. Sore itu, ketika usiaku masih lima tahun dan Emily tujuh tahun, kami sedang memasak cookies di dapur bersama ibu kami. Lalu, ibu kami meninggalkanku bersama Emily untuk membeli butter. Dan pertengkaran kami kala itu untuk memperebutkan mangkuk berisi adonan cookies berakhir dengan kemenanganku yang diikuti dengan adonan yang terjatuh di wastafel dan dapur yang diselimuti tepung serta Emily yang basah akibat putih telur.

Ketika ibu kembali dan Emily mulai menangis, aku tahu, kepalaku mulai berkedut sakit untuk menerima seluruh kenyataan ini. Yang paling parah adalah bukan ketika aku berhasil merebut adonan kue dan menang dari Emily, tapi membereskan dapur seorang diri dan tidak ada cookies sama sekali !

Enam. Berteriak "Arghhhh..." tidak menjamin kau akan menang. Salah satu adegan yang paling aku benci dalam film – film aksi adalah seseorang yang berteriak di tengah – tengah pertarungan. Menurutku, berteriak tidak akan membuat musuhmu kalah atau menyerah begitu saja. Heh, buang – buang tenaga saja. Kadang, dramatisasi yang berlebihan membuatku memutar bola mata dan berpikir 'Oh, yang benar saja !'

Tujuh. Tidak ada yang namanya cinta pada pandangan pertama. Dan yang paling tidak masuk akal dan paling tidak ada sangkut pautnya dengan topik – topik sebelumnya adalah yang satu ini. Cinta pada pandangan pertama. Entah kenapa, aku selalu bergidik mendengar kalimat itu. Tidak mungkin kau menyukai –apalagi mencintai – seseorang yang baru pertama kali kau temui. Tidak, tidak. Tidak masuk akal bagi otakku. Dan tolong jangan berkomentar jika cinta tidak memakai otak, tapi perasaan, karena aku sendiri tidak tahu dimana letak perasaanku. Orang bilang, perasaan itu ada di hati, sayangnya hatiku dipenuhi cairan – cairan empedu yang mungkin beracun jika tidak dikeluarkan. Hei, bukan itu kan yang namanya perasaan ?

Aku, Linda Wagner, gadis berusia enam belas tahun yang duduk di bangku sekolah menengah atas mengatakan tidak suka dengan hal – hal berbau fantasi . Biar aku perjelas sekali lagi, FANTASI ITU OMONG KOSONG !

Oke, kalian boleh mengerutkan alis tak suka, memaki, dan membenciku. Tidak masalah. Hanya saja, sebelum makian itu sempat keluar dari bibir kalian, aku sudah kena ganjarannya. Oleh karena itu, aku menulis cerita ini. Ya, semua omong kosong itulah yang menjadi dasar dari seluruh cerita ini –aku benci mengakui ini.

Ya, sebagai orang yang benar – benar tidak menyukai hal – hal berbau fantasi, kurasa, aku sudah mendapat pengalaman yang cukup banyak hingga mampu membuatku kehilangan pendirianku selama ini.

Mana yang nyata ? mana yang tidak ?

Entahlah, aku sendiri tidak yakin. Tujuh hal tadi seolah – olah hendak membalaskan dendam mereka selama ini dan menggerogotiku dari dalam. Hei, mereka mau membuatku gila !

Dan cerita ini pun dimulai karena omong kosong yang tadinya benar – benar aku benci satu persatu menghampiriku dan membuatku gila. Ya, semua ini berawal dari tiga puluh detik di kamar mandi yang benar – benar tidak terduga.

Aku Linda Wagner dan inilah ceritaku untuk kalian. 

7 Things That I Called Nonsense!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang