XXVI. Coma

898 103 7
                                    

Tolong sadarlah untukku.
--*

Seorang lelaki tengah duduk di ruang tunggu rumah sakit dengan air mata di pipi. Sesekali dia mengumpat karena kobodohannya. Di sisi lain ia juga sedang menunggu dokter yang tak kunjung keluar dari ruang UGD.

Yang jelas, dia merasa bersalah atas kecelakaan siang tadi.

"Jungkook-ah!"

Pria yang merasa dipanggil Jungkook itu menoleh. Ia segera menghapus air matanya begitu melihat seorang gadis berambut pendek datang bersama dengan seorang pria hitam yang lebih tinggi darinya.

"Yuju tidak apa-apa, 'kan?" tanya gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

Jungkook tersenyum nanar. Sedangkan gadis di depannya itu terus mengguncang-guncangkan pundak Jungkook.

"Katakan padaku Yuju baik-baik saja, Jungkook!" teriak gadis itu sambil terus terisak.

"Sudahlah, Eunha-ah," Mingyu bergerak untuk memeluk Eunha. "Yuju pasti akan baik-baik saja. Dia gadis yang kuat."

Air mata Jungkook kembali mengalir. Pria macam apa dia yang hanya bisa menangis. Seharusnya dia bisa menjaga Yuju lebih baik lagi. Seandainya dia tidak melamun, pasti dia akan mencegah Yuju untuk tidak menyelamatkan Sewon. Ah, tidak. Seharusnya mobil itu tidak datang. Atau Sinbi yang harus menyebrang lebih hati-hati.

"Tidak perlu menyalahkan diri sendiri."

Jungkook menoleh. Seseorang menepuk pundaknya dengan senyum tipis yang terkesan dipaksakan.

"Hoseok hyung," ucap Jungkook lirih.

"Maafkan aku, hyung. Aku tidak bisa menjaga Yuju dengan baik, seharusnya aku tidak mengajaknya pergi, pasti sampai sekarang Yuju baik-baik saja," Jungkook memeluk saudara laki-laki Yuju itu dengan perasaan bersalah.

"Sudah kubilang, kau tidak perlu merasa bersalah atas hal ini. Semua terjadi karena takdir Tuhan, kita hanya perlu berserah diri kepada Tuhan. Dan biarkan Tuhan yang mengatur yang terbaik untuk kita semua," pesan Hoseok sambil menepuk-nepuk punggung Jungkook.

"Apa yang dikatakan Hoseok hyung benar adanya. Kita hanya perlu berdoa untuk keselamatan Yuju," tambah Mingyu.

Ceklek!

Empat pasang mata memandang pintu yang terbuka dengan perasaan campur aduk. Kemudian, keluarlah seorang dokter laki-laki diikuti dua suster perempuan di belakangnya.

"Bagaimana keadaan adik saya, Dok?" tanya Hoseok.

"Saudara Yuju... Kondisinya tidak baik-baik saja. Dia kritis. Dan kondisinya bisa memburuk kapan saja. Saya harap kalian bisa mendukungnya lewat suara," jelas Dokter yang bernama Yoo Ah In itu.

"Maksud, Dokter, Yuju..." Eunha tidak melanjutkan perkataannya.

Dokter Yoo mengangguk, "Yuju koma untuk beberapa hari."

--*

"Ayah, kenapa Ayah bisa mabuk lagi?"

"..."

"Bagaimana kalau gadis itu mati? Ayah bisa masuk bui!"

"..."

"Jangankan menunggu dia sampai mati, Ayah bisa dipenjara sekarang!"

"Maafkan Ayah, Sewon."

"Bukankah Ayah tahu, cuma Ayah yang Sewon punya. Semenjak Ibu meninggal dunia, hanya Ayah harapan Sewon, tapi Ayah mengecewakan Sewon."

"Maafkan Ayah, Sewon. Ayah tidak tahu kalau jadinya akan seperti ini."

"Ibu pasti kecewa dengan Ayah!"

--*

"Yuju-ah."

Jungkook masih setia menemani Yuju. Hingga malam menjelang pun Jungkook enggan beranjak dari samping ranjang Yuju. Eunha dan Mingyu baru saja pulang, sedangkan Hoseok sedang mencari makan malam.

Mata sendunya menatap wajah Yuju yang lemas. Kepalanya diperban dan jangan lupakan selang oksigen di hidungnya. Melihat keadaan Yuju itu, membuat Jungkook ingin menggantikan posisi Yuju sekarang juga.

"Yuju-ah, ireona," gumam Jungkook pelan. Tak lupa dengan kecupan manis di tangan yang dia sembahkan untuk Yuju.

Ceklek!

Refleks Jungkook menoleh. Seorang pria masuk diikuti dengan seorang perempuan di belakangnya.

"Jimin? Sinbi?"

Jimin tersenyum. Dia mendekat ke arah Jungkook dan menepuk pundaknya sekali. "Jangan bersedih lagi."

"Terima kasih, Jim," Jungkook tersenyum tipis.

"Jungkook-ssi," panggil Sinbi pelan. Kepalanya menunduk. "A-aku minta maaf. Kalau saja aku tidak menyebrang jalan ...."

"Ini bukan kesalahanmu. Semua sudah ditetapkan oleh Tuhan," kata Jungkook.

Jimin mengangguk, lalu dia merangkul Sinbi hangat, "Bagaimana dengan keadaan Yuju?"

Jungkook menghela napas berat, "Dia koma."

Sinbi melepas rangkulan Jimin dan dia berjalan mendekat ke arah ranjang Yuju. Matanya berkaca-kaca.

"Yu-yuju-ah, aku minta maaf. Maaf telah merebut Jimin darimu, maaf telah mengirim puluhan pesan teror untukmu. Maaf untuk semua niat jahatku padamu," isak Sinbi.

Pipinya dipenuhi oleh derai air mata. Tentu saja itu air mata yang tulus. Bukan air mata yang dulu sering dia tunjukkan pada Jimin.

Jimin tersenyum, lalu mengusap kepala Sinbi dan memeluknya.

"Kau sendiri?" tanya Jimin mencairkan suasana.

Jungkook menggeleng, "Tidak." Lalu, tangannya mengusap kepala Yuju. "Hoseok hyung sedang membeli makan malam."

"Ah, geurae," gumam Jimin nyaris tidak terdengar.

Keadaan selanjutnya hanya diam. Sinbi yang masih terisak di pelukan Jimin, Jimin yang terus mengusap kepala Sinbi guna menenangkan gadis itu, dan Jungkook yang menatap sendu Yuju. Tak jarang air matanya kembali turun.

"Jungkook, maaf hyung la--" Hoseok masuk dengan wajah syoknya begitu dia melihat Jimin dan Sinbi.

"Eh, ada Jimin?" lanjutnya. Jimin tersenyum begitu pula Sinbi.

"Jungkook kau makan dulu saja," Hoseok meletakkan sekantong plastik makanan di meja.

Jungkook mengangguk samar. Kemudian, Hoseok kembali ke luar kamar. "Aku akan pulang ke rumah sebentar. Lalu aku kembali lagi ke sini."

Jungkook mengangguk lagi, lalu Hoseok tersenyum pada Jimin dan Sinbi. "Terima kasih sudah menjenguk Yuju."

"Sama-sama, hyung," balas Jimin dengan senyum tipisnya. Sementara Sinbi hanya mengangguk, matanya masih berair.

Sepeninggal Hoseok, Jimin menatap wajah Jungkook serius. "Terima kasih sudah menjaga Yuju."

Jungkook tersenyum. "Sudah menjadi kewajibanku sebagai kekasihnya."

"Aku tahu Yuju adalah gadis yang keras kepala dan dia sangat sensitif."

"Iya, dia sangat keras kepala," Jungkook tekekeh. "Namun, aku tetap mencintainya."

"Berjanjilah untuk menjaga Yuju karena aku menyayanginya."

--*
tbc

Haloha...
Em kambek!!
Apdet pagi :) maafkan saya yang nggak apdet beberapa hari ini karna UN :')
Dan maaf cuma apdet satu part pendek lagi. Moodku nggak ada di sini. Malah terbang ke cerita lain hehehehe 😂
Betewe.... Yang nonton WINGS TOUR seminggu yang lalu, pasti seneng bat ya . Belum bisa move on akunya gegara wawancara eksklusif CNN IND sama Bangtan 😭
Udahlah. Vote dan komen dibutuhkan
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Antt

[COMPLETED] Rough [BTSXGFRIEND FANFICTION] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang