2. First Night

930 17 0
                                    

Ada rasa aneh yang menjalar ketika bibirnya menyentuh kulit leherku. Membuat syaraf-syaraf di tubuhku lumpuh. Kugigit bibir bawahku. Tanganku mencengkeram kaos di pinggir pinggangnya.

Ferdi menggigit kulit leherku lembut kemudian menghisapnya kuat, membuatku menutup mata erat-erat. Decakan-decakan bibirnya yang menjelajahi leherku terdengar begitu menggairahkan. "Mmmhhh... Hhhh..." desahnya begitu merdu terdengar di telingaku membuat perutku seperti diaduk-aduk.

Bibirnya bergerak pelan ke tengah leherku membuatku mendongak, memudahkannya untuk menyusurinya. Detak jantungku mulai tidak beraturan. Nafasku mulai tersegal. Bibir Ferdi terus merambat ke sisi lain leherku dan semakin naik ke atas, ia menggigit lembut telingaku. Terpaan nafasnya yang hangat, nyaris membuatku hilang kendali.

"Jangan ditahan..." bisiknya sepelan angin. "Ayo kita bernyanyi bersama, dan saling menulis skenario di atas tubuh ini,"

"Oooohh..." pertahananku hancur saat tangannya meremas dadaku lembut. Rasanya ada ribuan kupu-kupu yang terbang di dalam perutku. Aku menggeliat pelan dalam dekapannya. Ia masih terus meremas dada kiriku sementara bibirnya masih menyusuri leher bagian belakang telinga kananku.

"Nngghhh..." desahnya lembut disela-sela bunyi decakan dari kecupannya.

Tiba-tiba saja ia bangun sambil menarikku. Kini kami berdua dalam posisi duduk dengan dia duduk di pahaku. Dilepasnya kaos longgar yang kupakai, kemudian tangannya bergerak ke belakang bersama dengan bibirnya yang mengecupi setiap inci bahuku.

"Nngghh... hhhh..." desahku pelan. Bibirnya merambat ke tengkukku dan berhenti di satu titik, membuat cupang disana. Kuhirup aroma tubuhnya yang lembut. Kukecup lehernya pelan. ia mendesah semakin keras. Lalu kugigit dengan lembut.

"Aaaaarrrrggh..." erangnya tertahan. Tangannya bergerak membuka kait braku kemudian membuang benda itu entah kemana. Dan dengan cepat ia melepaskan kaosnya sendiri kemudian mendorongku untuk kembali tidur.

ia mencium keningku lembut. Mataku, pipiku, hidungku kemudian bibirku. Ciuman pertamaku... ditekannya lembut bibirku. Aku merasa jantungku sudah berhenti saat merasakan lidahnya menjilati bibirku, membasahinya. Ia melumat lembut sambil menekannya semakin dalam, membuatku tergoda untuk membalasnya.

"Mmmhh..." desahan-desahan kami terdengar kontras bersama decakan-decakan bibir kami yang memenuhi ruang kamarku itu.

Aku merasakan lidahnya mencari celah untuk masuk ke dalam mulutku. Kubuka mulutku, membiarkan lidahnya masuk untuk bertemu lidahku. Saling membelit dan bertukar air liur. Bibirnya terasa sangat manis dan lembut, membuatku ingin terus mengulumnya. Kuhisap lidahnya di mulutku dan ia menjerit tertahan. Sesekali ia memberi jeda untuk kami mengambil nafas selama dua detik.

Tanganku terangkat mengusap punggung telanjangnya yang basah oleh keringat. "Nnggh... Fer..." aku merasakan jari telunjuknya menari-nari diatas kedua buah dadaku. Seperti ular yang menyusuri permukaannya dengan tarian gemulainya. Kemudian diremasnya payudara sebelah kiriku lembut.

"Aaaahhh..." aku menggeliat dalam himpitan tubuhnya. Bibir Ferdi turun ke bawah mencium daguku... leherku... ia mengecupi belahan dadaku sebelum akhirnya ia menjilati puting dada kananku. Dikulumnya puting payudaraku dan dimainkannya dengan lidah di dalam mulutnya, sementara ia masih meremas payudara kananku dan memilin-milin putingnya. Memutarnya sambil menekan-nekannya lembut.

"Sssshhh..." perutku terasa diaduk-aduk semakin cepat. Bagian bawah pada tubuhku berkedut-kedut dengan cepat. Kakiku tidak bisa diam dan terus bergerak menggesek kakinya.

Ferdi menyedot putingku kuat-kuat kemudian menggigitnya dan mengunyahnya renggang-renggang, membuat buah dadaku itu mengeras. Kemudian ia berpindah ke sebelah kanan dan melakukan hal yang sama. Aku meremas rambutnya yang halus. Dalam imaginasiku-pun dia tidak seperti ini.
Tiba-tiba ia melepaskan hisapannya kemudian bangun dan melepaskan hotpansku beserta celananya sendiri. Aku memejamkan mataku tidak ingin melihat tubuh kami yang telanjang. Entahlah aku merasa sangat malu saat melihat ia menatap tubuh polosku.

My Wedding Scenario [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang