١٣ | Lupa Ingatan

6.1K 391 5
                                    

"Allah memberi hambanya cobaan, karena Allah tau, bahwa hambanya mampu melewatinya. Diukurlah ketabahan, dan kesabaranmu menghadapi ujian-Nya!"

————————

"Bunda, dia siapa? Kenapa ada ada di rumah dan bersama bunda?" tanya seseorang sambil menunjuk Prilly. Dahinya berkerut bingung, tak suka.

Bunda yang ditanya hanya diam. Ia tak tau harus berkata apa. Ia kasihan pada Prilly, calon menantunya. Harus diuji apalagi cinta mereka ini. Ia hanya berharap pada Allah agar dimudahkan segala urusannya. Sudah selesai masalah tentang Gladish, dan sekarang anak sulungnya melupakan semuanya, melupakan orang-orang yang ia cintai. Matanya mengeluarkan cairan bening di pelupuk matanya. Tak menyangka bahwa keadaan seperti ini.

"Aku prilly calon istri kamu Ali, kamu kenapa? Kamu gak lupa kan kalau aku istri kamu?" Prilly menjawabnya dengan mantap. Tanpa ada keraguhan. Emang benarkan? Apanya yang salah?

"Calon istri Ali itu gue, bukan lo. Kenapa lo ngaku ngaku jadi calon istrinya Ali, sih. Lihat, gue punya cincin yang sama, bahkan kita sudah tunangan. Terus lo siapa? Kok tiba-tiba ada di rumah calon suami gue. Lo pembantu ya disini?" suara itu. Bukan suara Ali. Ali hanya menatap ketiga perempuan itu dengan heran, apa yang mereka perebutkan? Kenapa calon istrinya ada dua?

"Gue calon istrinya Ali, Alena Ayunda. Seorang anak dari pengusaha terkaya raya di Duni. Bokap gue seorang bilioner dengan memiliki resort dan hotel di seluruh dunia. Nyokap gue, seorang mantan model Victoria Secret. Dan gue, gue model majalah. Gue udah pacaran sama Ali, selama 2 bulan. Dan saat itu, Ali menjadi tunangan gue. Dan bulan depan, gue dan Ali bakalan nikah. Tunggu aja ya undangan dari gue. Gue tau, lo pembantu, pingin makan enak kan? Jadi gue undang lo agar makan sepuasnya disana, tanpa membayar apapun." ucapnya dengan nada sombongnya, dan melihat penampilan Prilly dari atas sampai bawah, no level. Jadi dia mengaku istrinya Ali? Ralat. Calon.

"Bunda, Lena kan yang jadi istrinya Ali? Kenapa pembantu ini mengaku istrinya Ali?" Prilly menatap Ali tak percaya. Dadanya terasa sesak. Bagaimana ia bilang kalau prilly pembantu. Ingat. PEMBANTU. Kalau orang lain mungkin bisa. Ini?
Prilly berlari menuju kamarnya.

Flashback

Resi sedang merajut pakaian untuk Prilly saat ini di depan rumahnya, tepatnya di teras rumah. Menikmati udara pagi hari yang sejuk. Ditemani dengan roti, susu putih dan sup yang dibuatkan Prilly untuknya. Calon menantunya itu, menantuable. Bisa melalukan apapun. Bukan berarti bisa melakukan apapun, disamakan dengan pembantu, bukan. Tapi bisa melakukan apapun, untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga kedepannya.

Resi juga membayangkan betapa bahagia anak laki-lakinya yang akan menikah dengan orang yang tepat, pasti bahagia. Memiliki cucu yang imut, tampan, cantik dan menggemaskan.

Hijrah Cinta [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang