P R O L O G

169 24 11
                                    

05.00 a.m

Seorang gadis yang tengah menikmati liburan ke alam mimpi, mengerjap beberapa kali setelah mendengar alarmnya berbunyi.

Ingin menarik kembali selimutnya dan melanjutkan tidur, tapi ia teringat bahwa hari ini adalah hari dimana ia harus berada di tempat baru.

Dengan mata terpejam, pelan-pelan ia menyandarkan punggungnya ke kepala ranjang.

Setelah nyawanya benar-benar terkumpul, gadis itu beranjak menuju balkon kamarnya menikmati udara dingin pagi hari.

Gadis itu tersenyum melihat sudah ada beberapa orang yang melakukan aktivitas diluar rumah.

"Gue harap, ini bukan awal yang buruk." gumamnya pelan.

Tak lama setelahnya, seseorang mengetuk pintu kamar gadis itu.

Gadis itu pun menoleh kearah pintu kamarnya.

"Al? Kamu sudah bangun?" tanya orang itu dari luar kamar.

"Iya, Mom. Tunggu sebentar!" sahut gadis itu seraya membuka kenop pintu.

Setelah pintu terbuka, terlihat seorang wanita paruh baya masih dengan piyama miliknya.

"Mandi dan bersiaplah. Mom akan buatkan sarapan," ujar wanita itu pada putrinya.

Gadis itu hanya mengangguk dan tersenyum sebagai jawaban.

Tiga puluh menit berlalu. Gadis itu kini telah siap dengan seragam barunya. Penampilannya pun juga cukup simple. Hanya bedak tipis dan lip balm supaya bibirnya lembab, juga rambutnya dibiarkan tergerai begitu saja.

Masih ada kurang lebih satu jam sebelum berangkat. Gadis itu pun memilih turun dan membantu ibu serta kakaknya memasak.

"Morning, sista." sapa gadis itu pada kakaknya.

"Morning too, Allea." kakaknya pun membalas.

Allea. Allea Kiera Fernando. Gadis berpenampilan simple dengan segala kelebihannya. Siapa sangka gadis secantiknya trauma untuk jatuh cinta? Jangankan jatuh cinta, ia bahkan masih takut untuk memulai persahabatan.

***

"Bang Gio bangun ih! Daritadi gak bangun-bangun deh!" gadis berusia 15 tahun itu terus memprotes karena kakaknya tidak bangun-bangun.

"Elsa cantik, lima menit lagi abang bangun. Janji deh," kata laki-laki itu dengan suara khas orang bangun tidur, bahkan matanya pun masih terpejam.

"Iya boleh lima menit lagi. Lagian tenang aja, lima menit lagi juga mungkin udah masuk," ujar ibu dari laki-laki itu.

Mata yang tadinya sulit untuk dibuka, kini justru membelalak kaget. "Bunda kenapa gak bangunin Gio dari tadi sihh," gerutunya sambil berjalan menuju ke kamar mandi.

"Kuping kamu aja yang bermasalah! Sana cepat!" balas bundanya itu.

Giovanno Jonathan Wilson. Laki-laki yang akan dipanggil Gio itu mungkin tidak pandai tapi juga tidak bodoh. Tingkah konyolnya serta ketampanannya membuat gadis-gadis di sekolah berharap bisa jadi pacarnya. Namun bagaimana bisa kalau laki-laki itu sendiri saja tidak pernah tau apa itu cinta?

Do You Feel Same?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang