Chapter 5

172 11 0
                                    

"Maaf pak frany Kembali ke dirinya yang dulu sudah saya bilang. Dia mengalami gangguan mental dan kejiwaan. Bahkan lebih parah dari dirinya saat di smp." ucap dokter sam

"Apa.. Kenapa bisa" ucap ayah

"Frany otaknya tetap sadar saat ku hipnotis. Dia bicara sadar bahwa dia tidak gila. Kemudian dia membuka matanya. Aku adalah paman yg merawatnya saat kalian berdua sibuk. Aku melihat diri orang lain bukan dirinya frany sendiri." ucap dokter sam

"Lalu aku harus apa?" tanya ayah

"Habis kan waktu anda bersama nya jangan kurung dia karna akan menambah tekanan di otaknya yang berpikir semuanya benci dia. Dia akan semakin stress bila seperti itu dan bahkan. bisa melukai dirinya dan keluarganya. Kalau begitu tetap awasi dia aku pamit" ucap dokter sam

Ayah membukakan pintu dan mengajak ku keluar dan membiarkan ku menonton televisi. Sementara ibu, mengemasi kamarku. Aku kembali ke kamar ku dan melihat perubahan.

Jendela ku gordennya diganti warna biru. Cat kamar ku diberi warna pink dan tempat tidurku Orange. Kamar ku berubah menjadi full colour.

"Nah.. Frany besok kita akan pergi ke kebun binatang" ucap ibu

"kebun.. Binatang? Ayah juga ikut?" tanya ku

"Tentu kita pergi bertiga" ucap ibu meninggalkan aku sendiri dikamar full colour

Aku merasa cukup senang... Tapi pikiranku muncul suara suara aneh yang menyuruhku menyingkirkan kedua orang tua ku yang menghalangi dendam ku.

Aku tidak mau melakukannya tapi suara itu semakin kencang menghantui pikiran ku.
Esoknya kami berangkat ke kebun binatang. Aku berkeliling sampai aku sadar sudah siang dan kami langsung pulang kerumah.

Suara suara itu tetap menghantui ku dan membuat ku kesal. Malamnya aku  tidak bisa tidur karna suara itu muncul terus dipikiranku. Aku pergi diam diam dari rumah dan pergi kerumah kakak kelas ku yang membuat wajah ku luka.

Aku tau sepertinya ia sedang tidur. Tidak mungkin bangun karna ini tengah malam. Dan dia tinggal dikamar kecil karna jauh dari orang tuanya.

Aku mengetuk pintunya. Dia keluar seperti dugaan ku, aku membekapnya dan masuk kekamar itu. Matanya melotot dan kaget melihat aku dihadapannya yang tidak pernah masuk sekolah lagi.

"Mppp..." ucapnya

"Kakak gk akan bisa bicara karna mulutmu kututup jadi percuma" ucap ku

Aku pergi ke sudut ruangannya mencari sesuatu seperti tali. Aku mengikatnya dikursi dgn mulutnya tertutup. Aku menemukan sesuatu yang menyenangkan seperti pisau tapi tidak tajam. Aku dekatkan pisau itu kewajahnya. Seperti nya ia takut sekali.

"Hey.. Ini tidak tajam jadi kau tidak akan mati secepat itu.. Aku hanya ingin membuat merasa sakit.. Jadi kau akan mati di pagi hari dgn rumah seperti dirampok berantakan dan kalung mu ku ambil dan ku buang" ucap ku sinis

Aku menyayat pisau tumpul dibagian bahunya dgn sedikit-sedikit tapi dgn tekanan yang cukup kencang.

Itu membuat bahunya sedikit berdarah. Dan aku lakukan itu juga di lehernya. Kemudian, setelah menyiksanya ku ambil pisau tajam dan menyayat lehernya dalam. Dan rumahnya ku acak-acak kalung nya kuambil dan ku buang di jalan.

"Sampai jumpa lagi" ucap ku

Aku pulang dan masuk kamar untuk tidur karna lelah.

Paginya aku sarapan dengan ibu dan ayah, tapi hari ini ayah harus kekantor memeriksa kantor yang sudah jarang ia kunjungi.

Sore hari pun tiba, aku benar-benar akan melakukannya. Aku membawa sebuah palu cukup besar dan memukul kepala ibuku dari belakang, ia pingsan dan kepalanya berdarah. Lalu, Aku seperti merasakan ada yang mengintip dari jendela...

My Psycho LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang