Chapter 3

185 15 0
                                    

Aku baringkan tubuh ku diranjang dan menutup mataku, tapi aku malahan melihat sosok itu. Sosok dengan jubah hitam membawa sebuah rantai panjang yang sering ku lihat digudang sekolah. Aku tetap memaksa diriku untuk tidur dan akhirnya aku tertidur.

Pagi ini aku demam, tidak pergi kesekolah karna kepikiran hal kemarin. Ayah membawakan seorang dokter kerumah untuk memeriksa ku. Tapi aku seperti nya kenal dgn dokter itu. Aku mengantuk sangat mengantuk. Satu jam kemudian aku sadar, dokter itu susah tidak ada lagi dikamar ku.

Aku dengar pembicaraan ayah dan ibu di kamarnya. Mereka bilang aku sakit lagi aku butuh psikiater. Tapi itu tidak benar aku sehat sangat sehat bahkan.

"Cukupppp..." teriak ku mendorong pintu kamar mereka

"Ada apa frany?" tanya ibu

"Aku.. Aku tidak butuh psikiater aku.. Aku tidak gila ibu ayah percayalah padaku" ucapku histeris air mataku mengalir tak henti

"Sudah frany kami minta maaf" ucap ayah memelukku dan aku melihat wajah ibu panik melihat ku

Aku sudah tenang, aku beristirahat dikamar ditemani ibu yang menonton televisi dikamar ku. Aku tau acara itu, itu acara kartun kesukaan ku.

Ntah kenapa aku tertawa lepas membuat ibu khawatir. Aku tertawa menunjuk adegan saat anak itu dikejar serigala. Aku mendukung tokoh serigala agar cepat untuk memakannya. Tanpa sadar aku membuat ibuku memanggil ayah untuk melihat diriku ini.

Akhirnya, aku tidak boleh keluar rumah. Sekolah pun aku tidak karna ayah khawatir. Saat ini ayah sedang mandi dan ibu didapur, aku kabur dan pergi ke rumah sonya yg membuka toko laundry. Aku mengunjunginya untuk pertama kalinya.

"Frany? Ada apa?" tanyanya

"Apa kau Sedang mencuci? Laundry?" tanya ku balik

"Iya.. Aku akan mencuci" ucapnya

Entah kenapa tubuh ku serasa bergerak sendiri mendekap si sonya dan memasukan nya kedalam mesin cuci. Aku tambah air dan sabun cuci.

Sonya berteriak histeris tapi percuma karna dia didalam mesin cuci. Aku menyalakan mesinnya dan meninggalkannya lewat pintu belakang, dan untungnya laundrynya tidak ada cctv.

Darah mengalir dari mesin cuci tersebut. Aku pulang kerumah diam2, tapi ayah memergokiku. Ayah mulai menginterogasi ku. Aku hanya jawab aku mencari udara segar dihalaman depan dan belakang dan aku berkeliling.

Ayah membiarkan ku kekamar dgn tatapan curiga. Dan esoknya, ada berita pagi bahwa seseorang dibunuh dgn sadis ditoko laundry miliknya sendiri. Aku hanya tersenyum kecil, seketika ibu mematikan tv dan mengatakan itu tidak baik untuk dilihat.

Aku langsung menuju kamar ku. Kamar gelap yang berantakan, setiap ayah atau ibu mau masuk aku selalu mencari alasan agar mereka  tidak masuk ke kamar ku.

Karna isinya adalah koran dgn berita Pembunuhan yang pelakunya adalah aku sendiri. Dan kumpulan foto orang2 yg membully ku. Yang ku beri silang itu tandanya telah kusingkirkan dan ku ceklis di sudut nya itu target berikut nya.

Kamar ku hanya lampu belajar saja yg menyala menerangi ku untuk memikirkan sebuah rencana yang sadis dan menyenangkan hati ini.

Pagi yang cerah, cahaya masuk kekamar ku memeranginya sampai aku terbangun. Ya sepertinya aku lupa menutup gorden saat aku tidur.

Aku pergi mandi Dan memakai baju yg rapi dan bagus, karna ayah bilang akan mengajakku ke taman bermain. Aku melihat ayah dan ibu menunggu ku dibawah tersenyum kearah ku.

"Ayah ayo berangkat" ucap ku senang

"Baiklah ayo kamu kemobil duluan"kata ayah

"Bu, apa aku kelewatan bahwa berpikir semua terror disekolah terhadap temannya adalah perbuatannya" katanya pelan

"Sudahlah, jangan dipikirkan ayo kita kemobil" ucap ibu

Kami bertiga menuju taman bermain yang tidak begitu jauh dari kota, karna ayah bilang disana tempatnya sangat bagus dan Menyenangkan dan aku suka hal yg menyenangkan.

Aku bisa melihat loketnya dari sini, kita sampai. Mobil kami masuk ke dalam taman bermain dan mencari area parkir.

"Ayah-ayah ayo naik kincir angin aku sangat ingin" ucap ku menarik lengan ayah.

"Ayo baiklah ayoa sayang cepat sepertinya anak kecil kita sangat senang" ucap ayah membuat ibu senyum

"Aaaaaa.... Serunyaaaaa tinggi sekali ayah ibu" ucap ku senang

Kami bermain sampai sore dan sampai rumah larut malam. Aku sangat mengantuk dan ingin tidur.

Aku pamit kekamar dan tidur karna lelah. Tapi tunggu, aku lupa aku harus bangun pagi untuk rencana ku. Hahaha...

My Psycho LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang