Warning: semakin gaje dan membingungkan. Disini diceritain Arsya yang udah mulai deket sama Adis. Ceritanya Adis suka ngajarin Arsya matem sama kimia... Typo berhamburan dan tak terhitung. Alur berbelok-belok dan tak bikin paham wkwk... Selamat menikmatiiii
Vote dibutuhkan. Kritik dan saran yang membangun diperlukan, terimakasih 😊
***
Hari selasa, hari yang tak pernah ku minati. Pasalnya di hari ini aku harus mengikuti pelajaran olahraga yang memang tak ku sukai. Bukan karena harus berada di lapangan selama 3 jam pelajaran, hanya sama kemapuan olahragaku dibawah rata-rata. Dan jika aku mengikuti pelajaran ini sama saja dengan mempermalukan diri sendiri. Bagaimana tidak, di kelas ini hanya aku dan Shofi yang tak menyukai olahraga, sisanya... Jangan ditanya! Mereka sangat menyukai olahraga!
Aku duduk di bawah pohon di pinggir lapangan basket. Sengaja duduk berdua dengan Shofi, tujuannya tentu saja agar tidak ikut bermain basket. Mana bisa aku bermain basket.Selasa minggu ini tidak menjadi selasa yang mengerikan seperti minggu-minggu sebelumnya. Mungkin keberuntungan sedang berpihak padaku karena hari ini pak Bondan gak masuk. Aaah senang sekali...
Aku melihat Arsya berjalan ke arahku, sambil melambaikan tangannya.
" yuk main! ". Ajaknya.
"nggak ah, ntar tim kalian kalah".
" siapa juga yang mau ngajak kamu masuk ke tim aku?". Tanyanya.
" tadi ngajak! ". Aku memalingkan wajahku.
" ah salah. Maksud aku, ayo belajar".
" belajar apa? ". Kini aku menautkan alisku.
" belajar main basket".
" apa? Nggak deh makasih".
" BELAJAR! Pokonya harus mau". Ujarnya garang.
" nggak ah buat apa! ".
" biar kamu bisa main basket".
" nggak Sya".
" harus mau, namanya juga belajar. Kamu aja bisa maksa aku buat belajar matem, masa aku gak bisa maksa kamu! ".
" ck, iya iya".
" shofi mau ik---
" buruan!". Arsya menarik pergelangan tanganku.
Aku mengikuti Arsya menuju lapang basket dalam. Di SMA Ganesha ini ada dua lapangan basket dan kali ini aku akan menggunakan lapangan basket dalam hanya berdua dengan Arsya.
Arsya mengajariku, dari mulai cara mendribble bola, mengoper bola dan memasukan bola ke dalam ring.
" aduh Dis, bolanya jangan dipukul dong! Coba liat aku ya! Perhatiin! ". Kemudia Arsya mencotohkan gaya mendribble yang benar.
" ayo coba! ". Arsya menyerahkan bolanya padaku.
Aku mulai mencoba lagi, semua yang diperintahkannya aku turuti meski aku termasuk payah dalam bidang ini tapi tetep saja dalam hati kecilku aku ingin bisa olahraga seperti teman-temanku yang lain.

KAMU SEDANG MEMBACA
Janji Cinta Darimu
Roman d'amourAdisya dzakiya merasakan getaran getaran cinta selama ini tak pernah ia rasakan. Rasa khawatir pun sering muncul. Bagaimana bisa ia bertahan untuk tidak mengingkari janjinya pada sang ayah jika terlalu banyak godaan yang menghampirinya. Rasa senang...