Ketika bel pulang sekolah berbunyi,
"Gryt, Lo pulang bareng siapa?" Sambar Ivana yang sedang merapikan peralatan sekolahnya.
"Gue pulang sama kak Stefan, Iva" ucap Gryta.
"Oh, gitu. Kapan kapan lo harus mau pulang bareng kita ya Gryt. Gue tunggu. Yauda, Gue deluan ya. Mungkin sepupu gue yang rese nya gak ketolongan itu udah nunggu diparkiran" Ucap Ivana, sambil meninggalkan kelas.
Gryta yang bisa tersenyum membalas segala ucapan yang dilontarkan sahabatnya itu.Gryta yang tiba didepan gerbang sekolah dan melihat Stefan, langsung saja memasuki mobilnya.
"Dek, tadi gue liat Vano dan sepupu nya loh. Serta temannya yang dua ekor lagi" ucap Vano untuk membuka percakapan diantara mereka berdua."ish apaan sih lo kak, mereka itu manusia. Seenak jidat lo aja bilangin mereka ekor" balas Gryta dengan cengirannya
"hahaha.. Ya itulah, Lo kenapa jarang gabung? Itukan sahabat lo dulu, Gryt." Stefan langsung ke point pembicaraan.
Gryta yang mendengar kata demi kata yang keluar dari mulut Stefan, hanya bisa diam seraya memikirkan jawaban apa yang bisa di jawab Gryta."ditanya malah diam lo. Gryt, lo mungkin punya masalah sama Vano. Dan lo mungkin bisa dan sedang dalam proses ngelupain Vano. Tapi Gryt, pandang mereka dari sudut pandang bahwa mereka itu sahabat lo. Urusan pribadi lo berdua diselesaikan baik baik.
Jangan imbasnya ke sahabat lo yang lain. Gryt, sahabat susah dicari. Mereka itu yang dari dulu, susah senangnya bareng lo. Dan dengan gampang lo menjauh dari mereka hanya gara-gara masalah Hati? Ck! Lo berdua bodo Gryt.
Gue tau, lo berdua itu masih punya rasa yang amat sangat dalam. Lo berdua masih saling Cinta!" tukas Stefan.Stefan gak bisa ngeliat adiknya serta sahabatnya pecah gitu aja hanya karena masalah hati. Dan Stefan ingin membantu mereka bersatu kembali, dengan cara mendukung Gryta Selalu. Ya selalu. Sampai waktu itu tiba.
"Kak, Gue sayang sama mereka. Sayang banget, tanpa terkecuali. Gue emang gak bisa ngejauh dari mereka. Mungkin emang waktunya gini dulu, dan kita tunggu aja kapan waktunya supaya gue dan mereka bisa bareng kayak dulu" Lirih Gryta dan langsung menundukkan kepalanya.
Stefan yang melihat adiknya seperti orang frustasi hanya bisa membuang nafas secara kuat.
Memang benar, tunggu saja waktu yang tepat.===
Di lain tempat, Vano beserta sepupunya yang sedang berada didalam mobil, membahas juga tentang mereka berenam.
"Gue kangen kita berenam." Lirih Ivana.
Vano dan Juan langsung tersentak ketika mendengar tuturan Ivana."lah, tadi kita dikantin udah berenam Ivana, emangnya mau gimana lagi? " Vano membuka suara untuk membalas ucapan Ivana.
"Van, bukan itu yang gue mau. Gue mau kita semua gak ada canggungnya. Gue gak suka situasi gini.
Van, lo buka mata lo lebar-lebar apa lo gak bisa lihat bahwa dikantin itu ada rasa kecanggungan yang menyelimuti Lo dan Gryta? Van, Please.... " balas Ivana."Ivana, ini bukan waktunya.. " Juan hendak membalas, tapi Ivana langsung menyambar perkataan Juan.
"Bukan waktunya gimana maksud lo? Mau sampe kapan Ju? Mau sampe kapan Van? Sampe kita semua bakalan pergi satu persatu, kayak Gryta kemarin? Gue gak mau itu terulang kembali. Gue mohon, terutama untuk Lo, Van. Gue mohon supaya lo ambil tindakan untuk berdamai dengan Gryta. Disini, gue gak berkesan supaya lo balikan dengan dia. Gue cuman pengin lo bisa nyelesain masalah lo dengan dia. Dan kita bisa have fun seperti dulu. Itu aja Van yang gue minta." Sambar Ivana dengan nada yang amat sangat tegas.
"Gue belum ada nyali,Ivana. Sorry" akhirnya, Vano pun mengalah atas semua pertanyaan serta pernyataan yang diberikan Ivana.
"hanya karna mantan lo yang gak seberapa itu, kita semua pecah Van. Gak nyangka gue'' timpah Ivana.
"Kita gak pecah Ivana,seperti yang lo bilang tadi. Kita sedang dalam situasi perang dingin, dan kita diselimuti rasa kecanggungan." Tukas Juan.
"terserah, gue capek. Gue cuman mau ingatin supaya lebih cepat. Jangan sampe telat untuk bertindak" Balas Ivana dan langsung masuk kedalam rumah mereka.
Vano yang mencermati kata demi kata yang dilontarkan Ivana hanya bisa diam, ya. Benar kata Ivana, jangan sampe lambat untuk bertindak.
===
''nanti gue main kerumah lo ya Gryt. Sekalian ngerjain tugas bareng dan ada yang ingin gue bicarakan juga dengan lo. "
Ponsel Gryta berdering, dan memperlihatkan satu pesan yang berasal dari Ivana.
Gryta dengan sigap langsung membalas pesan tersebut."Iya Iva. Dateng aja. Gak usah segan-segan gitu. Hehe, gue tunggu ya." balas Gryta dan langsung terkirim ke Ivana.
Gryta sudah bisa menebak, apa yang akan sahabatnya itu ceritakan. Pasti dia ingin bilang tentang hubungan mereka berenam, terutama Gryta dan Vano.
Tidak lama kemudian, Ivana datang dan langsung memasuki kamar milik Gryta setelah izin dari Linda, mama Gryta.
"astaga kangen banget gue main kesini, lo juga dong main kerumah gue. Masa iya gak kangen,parah lo Gryt'' Ucap Ivana sambil duduk di tepi tempat tidur milik Gryta.
"Iya, lo tinggal main kesini aja pake acara message gue segala.
Iya pasti gue main kerumah lo kok, tunggu aja waktunya" balas Gryta."hhh.. Heran gue Gryt, gak lo, gak Vano. Pasti jawabannya "tunggu aja waktunya" Ivana membalas ucapan Gryta.
''ya mau gimana lagi Iva? Ya emang kita harus nunggu waktunya" Gryta pun membalas ucapan Ivana.
"terserah lo mau dengar perkataan gue apa enggak, Gryt.. Please, baikan sama Vano. Biar semua kita gak canggung.
Gue mau Gryta yang lepas, Gryta yang gak canggung didepan kita. Gue mau lo dan Vano yang dulu, Gryt. Gue disini gak berkesan nuntut lo buat balikan sama Vano, yang gue tuntut hanya berdamai. Supaya persahabatan kita lebih berarti, Gryt. Itu aja" Jelas Ivana."Siap Iva. Lo sabar aja" balas Gryta disertai dengan senyuman.
Ivana yang melihat kelakuan Gryta, hanya memutar bola matanya dengan malas.Aneh. Ya sungguh aneh, seharusnya mereka menyelesaikan masalah pribadi mereka. Tidak membawanya kedalam persahabatan, pikir Ivana.
"terserah, gue cuman mau bilang sekali lagi. Jangan LANDAK! " tukas Ivana.
"Apaan LANDAK? " tanya Gryta dengan paras kebingungan.
"otuhan, lemot lo dari dulu benar-benar gak berubah ya. Landak itu, Lambat Bertindak.'' Jelas Ivana.
"oh hahaha.. Lagian sih lo sok gaul gitu'' balas Gryta.
"Serah lo mau ngomong apa yang penting ingat. Jangan lambat untuk bertindak.
Jangan sampai menyesal untuk yang kedua kalinya Gryt" balas Ivana.
"Iya Iva, makasih ya. Lo sahabat gue yang paling baik dan mengerti gue" tukas Gryta."dan masalah hati, lo mungkin bisa bohongin kita semua Gryt, tapi hati lo sendiri? Apa mungkin bisa lo bohongin?
Gryt, coba lo tanya dan dengerin penjalasan yang keluar dari mulut Vano, itu semua gak seperti yang lo kira Gryt. Gue gak mau buka kartu, gue mau lo langsung dengar dari mulut Vano.
Ingat Gryt, jangan sampai menyesal untuk kedua kalinya" Jelas Ivana.
Gryta yang mendengarkan perkataan Ivana akhirnya bungkam. Dia mencermati dengan seksama setiap kata yang keluar dari mulut Ivana.Ada baiknya juga jika Gue minta penjelasan dan dengarin semuanya ke Lo, Van. Supaya kita gak ada rasa bersalah satu sama lain. Pikir Gryta.
Hai semua...
Vote+Comment cerita aku ini ya.
Apresiasi ya..
Masih amatiran.
Thankyou for reading, love 💖
KAMU SEDANG MEMBACA
Ex Be Mine
Teen FictionKetika masalalu menjadi milikmu kembali? Kita tidak akan tau,semesta sedang merencanakan apa kedepannya. Berujung kebahagiaan atau kesedihan? - - - Jatuh hati boleh. Jgn berlebihan,supaya tidak fatal merasakan sakit.