Rio

39 2 1
                                    

Hari bergulir terus berlalu, emelia sudah mulai mencoba mengikhlaskan sahabat yang disukainya untuk temannya.

Emelia pun semakin dekat dengan rio, bahkan di kawasan tempat kursus itu banyak yang mengira rio dan emelia berpacaran seperti saat ini.

Emelia menatap sebal kearah rio yang dengan seenaknya memakan bakso miliknya, tanpa ada rasa jijikpun rio melahap bakso yang telah dimakan emelia.

"Iooo ihhh itu bakso aku, kok kamu makan. Nggak sopan banget deh, entar aku bilangin mama lastri loh"
Ucap emelia dengan mulut monyongnya.

"Hehehe aku lapar ras, pulang sekolah tadi nggak sempat makan siang langsung kesini"
Jawab rio dengan wajah tanpa dosanya

"Aduh aduh,, enaknya siang-siang, panas gini berpacaran di kantin"
Sindir alyza dengan gaya alaynya.

"Hooh bener kata lo, dua duaan berasa yang lain ngontrak"
Sambung riska dengan mata yang dikedip kedipkan

"Napa lo ris, kelilipan?"
Tanya ucup polos dan dibalas pelototan mata oleh riska.

"Hahahaha ngelucu lu cup"
Canda agas dan dibalas cubitan di lengannya oleh riska.

"Iihhh love kok kamu nggak belain aku sih, malah ngikut-ngikut si ucup"
Teriak riska sebal.

Sementara sahabat-sahabatnya asyik bercanda tawa. Emelia dan rio seakan larut dalam dunia mereka sendiri.

"Kamu makannya hati-hati, nih minum dulu"
Ucap rio dengan menyodorkan minuman kepada emelia yang sedang tersedak.

"Makasih io"
Emelia bersuara manja dengan senyuman manisnya.

"Dielahh berasa dunia milik berdua aja lo"
Ucap rafa meganggu emelia dan rio yang saling tatap.

"Adduhh yayang bebep, aku aja nggak pernah kamu senyumin manis gitu, sedihh deh aku"
Ucap ucup begitu dramatisir mengalahkan sinetron yang biasanya tayang di tv.

"Bener tuh cup, mana pakai aku kamu lagi"
Timpal alyza juga.

Sedangkan emelia dan rio hanya menatap sebal kearah sahabat-sahabat mereka yang sedang menggoda.

"Sirik aja lu semua"
Ucap emelia dengan memeletkan lidahnya.

"Hayyy guys, sorry gue telat. Habisnya sekolah gue ada tambahan jam belajar lagi"
Ucap shabrina yang baru saja datang dengan napasnya yang tersenggal senggal.

"Eh dari tadi gue nggak liat alda. Mana dia?"
Tanya emelia kepada alyza.

"Dia lagi ngantarin bokapnya berobat ke jogja"
Sahut shabrina setelah selesai minum.

"Shab lo sadar nggak sih lo barusan minum air siapa"
Ucap rafa dengan menatap horor ke shabrina.

"Mana gue tau"
Ucap shabrina cuek, namun semua mata mengarah kepadanya.

"Bukannya itu air lo ya cup?"
Tanya rio saat menyadari air itu milik ucup dan diberikan anggukan oleh sang pemilik air.

"Anjiiiirrr gue minum air ucup,, astaga bibir gue ternoda"
Teriak shabrina dengan menggosok mulutnya.

"Hahahahahahaha"
Tawa semua orang dimeja itu, bahkan emelia tak tahan menahan air matanya yang keluar dan mengelap ingusnya ke baju rio.

Rio yang melihat itu semua hanya tersenyum manis dan membawa emelia kedalam pelukannya lalu mengelus lembut rambut gadis itu.

"Udah jangan banyak ketawa, entar ketahuan lo"
Ucap rio dengan berbisik di telinganya emelia.

rio sudah sangat mengenal emelia, 3 bulan sudah mereka saling mengenal dihitung sejak saat pertama kali mereka bertemu.

Rio tau bahwa emelia tak bisa terlalu ketawa nanti bisa-bisa dia kentut hahaha,, itulah kebiasaan buruk gadis itu tapi hal itu tak membuat rio ilfeel melainkan gemas dengan kebiasaan itu.

"Hahahaha,, iya iya aku berhenti"
Ucap emelia dengan masih memegang perutnya.

"Napa lo berdua bisik-bisik? bicarain masalah yang jorok ya"
sindir rafa karena melihat kedua sahabatnya itu asyik berdua.

"Nggak lah, emang otak lu yang isinya mesum semua"
sewot emelia dengan menjulurkan lidahnya.

Rafa melototkan matanya kearah emelia dan dibalas rio dengan pelototan juga karena membuat emelia sedikit takut.

"Udah ah, daripada gangguin mereka berdua yang lagi kasmaran,mending kita ke kelas"
ajak shabrina ke semua sahabatnya kecuali rio dan emelia.

"Yudah yuks"
Riska langsung menggenggam tangan agas, Begitupula dengan alyza dan rafa. Sedangkan shabrina melangkah lebih dulu dengan melototkan matanya ke ucup yang terus menggodanya karena meminum air milik ucup.

"Lucu ya mereka semua"
emelia menatap kearah sahabatnya dan tersenyum tipis.

"Ras, ada hal yang ingin aku katakan"
rio mengenggam tangan emelia yang tadinya bertumpu dimeja, sedangkan emelia menatap bingung kearah rio yang tiba-tiba serius.

"Apa io? kamu masih lapar"
emelia mencoba menghilangkan suasana serius diantara mereka.

"Bukan, ini lebih penting dari urusan makan"
ucap rio dengan senyuman manisnya, yang membuat lesung pipinya tercetak jelas.

"Ada apa?"
emelia kembali bertanya

"Mungkin kita kenal nggak terlalu lama, tetapi selama kita dekat aku merasa udah nyaman sama kamu ras, aku merasa lebih menikmati hidup saat denganmu"
ucap rio yang menatap lekat manik mata emelia.

"Maksud kamu apa io? aku nggak ngerti"
emelia berusaha mengalihkan pandangannya ke lain.

"Aku suka sama kamu, please jadi kekasih aku ya"
rio tutup point, yang membuat emelia langsung melepaskan genggaman tangan mereka.

"Io, kamu tau kan aku cuman menganggap kamu sahabat, nggak lebih dari itu. Aku takut saat kita pacaran, nanti ada masalah diantara kita dan aku bakalan kehilangan sahabat terbaikku"
jawab emelia dengan menatap rio.

"Ras,aku janji apapun yang terjadi dengan kita aku nggak bakalan melupakanmu"
rio kembali mengengam tangan mulus emelia.

"Maaf io, walaupun aku berusaha melupakan adit. Tetapi dihati ini masih ada namanya. Maafkan aku io"
emelia segera beranjak dari tempat duduk itu, dan berlalu meninggalkan rio begitu saja.

"Yang sabar ya ri"
rafa menepuk pundak rio dan diikuti senyuman semua sahabatnya. Semua sahabat rio dan emelia memang tidak benar-benar pergi,mereka memilih untuk bersembunyi karena rio mengatakan ingin mengungkapkan cinta ke emelia.

"Lo kuat bro, sekali penolakan masih ada lain waktu"
ucap agas dengan tonjokan di lengan rio.

"Yaudah aku susul em dulu ya"
ucap alyza lalu melangkah meninggal kan semua sahabatnya.

"Gue yakin,emelia juga cinta sama lo. Tapi kayaknya dia hanya merasa takut dengan kegagalan"
riska menyuarakan pendapatnya dan dibalas rio dengan senyuman.

"Ia ri, gue lihat ada cinta dimata em buat lo"
tambah shabrina

"Thanks guys"
rio memeluk rafa,agas dan ucup, lalu bertos ria dengan shabrina dan riska.

Dalam hatinya yang paling dalam rio berjanji akan selalu berusaha meluluhkan emelia, gadis yang berhasil membuatnya merasakan jatuh cinta.

sorry "Rio" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang