02. "latihan dirumah luke"

356 79 72
                                    

Calum Pov

"Dibilang rem-rem-rem.. adoooooh"

Itu udah kesembilan kalinya luke peringatin gue. Dan itu udah ke empat kalinya gue nabrak tong sampah didepan rumah luke. Sampe abangnya luke- si jack, yang siap siaga betulin tong sampahnya lagi ketempat semula.

"Pelan-pelan lum, kalo belok liat spion" kata luke sambil nunjuk spion yang menggantung diatas.

"Yo coba lagi" lanjutnya.

Gue menghela nafas lalu memainkan gigi dan mulai injek gasnya dengan cukup pelan dan hati-hati.

Sebenernya gue bisa kok nyetir. Cuma gugup aja. Kepikiran kalo nanti yang gue bawa bukan mobil kaya yang gue setir sekarang. Melainkan metro mini yang tinggi nan panjang.

Beruntung gue punya temen kaya luke. Yang mau minjemin mobil buat latihan plus ngajarin gue biar lebih lancar. Luke juga baik banget bikinin gue simulasi jalan raya, lengkap dengan rambu-rambu buatan yang tadi gue-luke-sama kakaknya bikin dari kardus dan kertas warna bekas. Jadi gue bisa latihan sebelum test bikin SIM.

Biar lulus, terus gue bisa cepet-cepet narik metro mini om gue deh. Yey!

"Jangan langsung belok!" Seru luke sambil dorong lengan gue.

"Kan kuning?" gue nunjuk lampu rambu lalu lintas buatan kita yang kini berubah jadi kuning.

"Ya tapi jangan langsung belok. Pelan-pelan". "Kuningkan artinya hati-hati, pelan-pelan" jelas luke.

"Tapi lo gak gitu luke. Gue inget kok, Lo selalu langsung belok kan kalo lagi nyetir terus ada lampu kuning?"

"Dih kapan?" Luke ga terima.

"Kan gue sering nemenin lo kekokas. Tiap lo nyetir, selalu gue perhatiin"

"Ngapain lo merhatiin gue". "Suka lo sama gue?"

"suka mau berak!"

Ngasal banget anjir si lucas. Gini-gini gue masih suka liat cewe make baju ketat-ketat.

Luke ngehela nafas. "Iya iya, gue salah. Tapi seharusnya lo jalan pelan-pelan kalo lampunya kuning" katanya.

"Oke" gue lanjut jalan sampe akhirnya berhenti lagi didepan rumah luke.

÷ ÷ ÷

Setelah seharian latihan. Dan gue rasa udah mulai lancar dan paham mana aja yang bakalan keluar pas test nanti.

Ini fix sih, besok gue bakalan bikin SIM.

"Minum dulu, lum" luke bawain sekaleng coca-cala zero buat gue. Jadi inget bokap. Dia kerja di coca-cola soalnya.

Gue buka penutupnya dan langsung menegguknya beberapa kali. Haus lah, seharian keliling komplek buat latihan doang. Gimana nanti kalo udah narik metro ya :')

"Jadi lo disuruh bawa metro om lo?" Luke membuka perbincangan diatara kita.

Gue mengangguk.

"Yang orang medan itu?"

Gue mengangguk lagi.

"Keren juga" lanjutnya.

"Lah gimana si? Keren apanya?"

"Ya kerenlah, lo bisa bawa metro. Kan metro panjang, lum" Luke tuh ganteng doang, Tempurung kepalanya mah kosong. Gak punya otak.

"Yakan, lum"

"Anjas temen gue nanti bisa bawa metro. Bangga banget gue!" Lanjut luke lagi.

Terserah luke ajalah. Gue berdecak dan lebih milih ngelanjutin minum coca-cola ditangan gue.

÷ ÷ ÷ ÷ ÷

Makin ngaco aja yakan?

Cepet banget anjir baru post udah langsung 3 part. Berasa ajaib tangan dan otak ini. Hamdallah..
Buat lo nih @hoodog terkabul ya.

Karna dipart sebelumnya lupa bonusin pict, jd gue kasih dua nih!

Karna dipart sebelumnya lupa bonusin pict, jd gue kasih dua nih!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huuuyeah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Huuuyeah. Samsama

Enam Sembilan ÷ CHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang