Aku pun melangkah lagi, membawa sepasang kakiku ini menyusuri satu demi satu puzzle dalam kisah ini.
Penglihatan dan Indra gerakku terhenti di sebuah daerah luas di atas bukit.
Sekeping cerita pun terlintas di ingatanku.
Kala itu, aku yang sedang ditawan oleh diapun menjadi benar - benar tawanannya. Aku menjadi seorang tawanan lahir dan batinnya.
Dia memperlakukanku beda.
Ya aku tak tau pasti mengapa. Yang aku tau hanyalah dia membuatku istimewa diantara puluhan gadis tawanan yang lain.
Rio, pemuda dari Belanda itu benar -benar. Aku bahkan menikmati masa tawananku ini karena engkau.
"Ik Hou Van Jou"
Ujarku lirih seraya menatap langit luas diatas perbukitan yang penuh dengan hijau rerumputan. Tak terlihat penyiksaan, letih, kebencian dan dendam disana. Hanya pegunungan yang menjulang tinggi hingga ke awan, Damai dan membuatku nyaman.
"Aku mencintaimu juga, Ify."
Aku terkaget, dan segera membalikkan tubuhku. Tak percaya dengan apa yang baru saja kudengar.
Dia berjalan santai kearahku yang mungkin mulutku di masuki lalat saking kagetnya. Mulutku benar - benar terbuka lebar. Benarkah itu dia?
Ia tersenyum dan kembali mengucap kalimat indah tadi "Ik Hou Van Jou,"
Aku masih memandang kearahnya keheranan.
" Aku mencintaimu Ify. Sungguh,"
Ia menatap mataku tak berkedip membuatku pun tak bisa melepas pandangannya pula.
"Kamu mencintaiku?" tanyaku lirih
"Entahlah. Bukankah cinta itu tiba tanpa bisa kau duga? Jujur. Aku mencintaimu."
Ya Allah, Benarkah yang baru saja kudengar itu?
"Sir," Aku masih tak mampu mengucapkan kata lain.
"Let me love you, Latifya," Katanya lagi yang membuatku bergeming. Aku tidak bisa membayangkan ini menjadi sebuah kenyataan.
" Tolong jangan panggil aku menir atau sir lagi. Panggil aku seperti bagaimana kau sebut pemuda disini. Panggil aku engku, oh kalau tidak kakak juga boleh. bukankah seperti itu dirimu memanggil mereka?"
Oh Tuhan, aku benar - benar terpaku. Ia bahkan baru saja mengucapkan kata - kata indah yang entah dari mana ia tau.
" Kau benar mencintaikju Cedrio?" Kuberanikan diri bertanya kepadanya.
" Sungguh Ify. Aku mencintaimu. Sejak berjumpa dengan kau,"
Aku kembali menatap mata birunya yang indah itu. Berusaha mencari kebohongan disana. Namun aku sendiri tak mendapatkannya. Yang ku dapat hanyalah sepasang mata biru yang teduh dan hangat.
" Kita tak mungkin bersama,"
Ujarku lagi. Segera ku balikkan badanku dan kembali menatap alam luas. Seandainya saja alam itu adalah aku.
" Aku serius fy,"
Dia menarik tubuhku ke dalam dekapnya.
" Aku benar - benar tulus padamu. Aku akan berusaha meyakinkan kedua orangtuamu agar menerimaku sebagai sandinganmu,"
Ah lembut sekali dia. Aku tak mampu melepaskan tubuhku dari tubuhnya. Walau aku tau, ini adalah tabu. Di larang seorang gadis perawan bersentuhan dengan seorang pria.
" Kita takkan bisa bersama Dutch," Aku menekankan kata Dutch padanya. Agar ia mengerti perbedaan antara aku dan dia.
" Kita bisa, pasti bisa gadis Indon-ku. We will make a history that no one will make it today."
Saat itu aku dan dia yang telah ku leburkan katanya menjadi kami benar - benar terjatuh dalam cinta. Kami bahkan saat itu berkhayal agar cinta antara kami dapat bersatu dan meleburkan sebuah perbedaan. Perbedaan yang saat itu menjadi sangat tabu bagi keluargaku. Sangat - sangat tabu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in a Story [discountinued]
Short Story(Short Story) Kumpulan cerita pendek tentang manusia yang saling jatuh cinta, perasaan yang terpendam atau cinta yang tidak terbalaskan. ATTENTION : Tidak semua tokoh diberi nama Rio dan Ify. Sebagian tokoh dari cerita telah diganti. Ditulis saat p...