+4

631 142 38
                                    

Sepulang ekskul basket, seperti biasanya Taehyung pergi untuk mengambil barang-barangnya di loker.

Dan seperti biasanya, ia mendapatkan surat itu lagi. Dengan semangat, ia mulai membaca surat tersebut.

Kamu pembohong.

Kamu bilang, kamu akan datang pukul 9 pagi di taman kota. Mana buktinya?

Aku kecewa banget sama kamu, Jungkook.

Aku nungguin di sana lama banget. Dan aku bahkan udah beliin kamu sesuatu.

Mulai besok, kamu gak akan dapat surat ini lagi. Selamat!

Terima kasih atas omong kosongnya, Jeon Jungkook.

Tertanda,

Ryu Sujeong.

Melihat isi surat itu, Taehyung tak bisa untuk menahan tawanya.

"Sujeong, Sujeong. Suka sama Jungkook kok ngirim suratnya ke gue," Taehyung kembali menatap surat yang kini berada di genggamannya itu.

Ryu Sujeong.

Salah satu siswi pendiam di kelasnya. Pendiam bukan berarti ia culun. Justru Sujeong tergolong cantik. Sujeong juga tergolong anak hits. Terbukti dari followers Instagramnya yang lebih banyak daripada followingnya. Juga komen-komen yang membuktikan bahwa ia mempunyai cukup banyak penggemar.

"Ryu Sujeong," Taehyung membayangkan wajah gadis yang berponi itu. Menggemaskan.

"Kalau lu memang sukanya sama Jungkook, gue bisa bikin lu suka sama gue."

°°°

Sujeong kini tengah membaca buku pelajaran matematikanya. Berusaha memahami pelajaran. Guru matematika mereka tak masuk hari ini. Sakit.

"Woy, awas!" suara berat seorang laki-laki dengan nada memerintah mampir ke indra pendengarannya. Membuat Sujeong beralih menatap ke sebelah kirinya.

Taehyung tengah menyuruh teman sebangkunya untuk pergi.

"I-iya," jawab siswa tersebut dan berdiri untuk pergi.

Taehyung pun duduk di sebelah Sujeong.

Ck, bagaimana bisa Sujeong tahan untuk duduk bersama siswa culun macam itu? Taehyung melihatnya saja sudah muak.

"Hai Jeong," sapa Taehyung setelah beberapa menit diselimuti keheningan.

"Hm, hai."

"Rajin banget baca buku. Gurunya aja gak ada."

"Daripada ngerumpi. Dosa iya faedahnya gak ada," jawab Sujeong dan menutup buku matematikanya. Memfokuskan dirinya pada ketua kelasnya ini.

"Ada apa?"

"Gimana Sabtu kemaren, temen lu dateng?"

Pertanyaan tadi sukses membuat mood Sujeong turun drastis. Terbukti dari ekspresi wajahnya yang berubah. Seperti orang kecewa.

"Dia gak dateng."

"Ohh sama dong kaya temen gue. Tau gitu lu nebeng gue aja harusnya," kemudian hening.

"Eh Jeong masa kan hp gue pulang dari taman kecebur got anjir. Terus gue ya sebenernya gue jijik tapi gimana lagi? Gue ambil hp gue abis itu gue coba nyalahin gak bisa. Ya udah gue bersihin make air tetep aja gak bisa nyala Ya Tuhan," cerita Taehyung yang didengarkan baik-baik oleh Sujeong.

"Terus kan ya gue diomelin tau sama nyokap gue. Katanya 'kamu kok bodoh si Tae? Emang kamu gak lihat di depan kamu ada got?' gitu."

"Terus?" tanya Sujeong begitu mendengar Taehyung berhenti cerita.

Dan entah kenapa, mood Taehyung turun. Ia kira Sujeong akan tertawa atau bertanya-tanya mengenai peristiwa tersebut. Tapi ini?

"Gue nungguin cerita lu abis dulu, baru angkat bicara," jelas Sujeong menyadari perubahan raut wajah Taehyung.

"Ya cuma gitu doang sih, hehe."

Sujeong ikut tersenyum kecil. Lalu mulai kembali membuka buku matematikanya.

"Minta id line lu dong, Jeong?"

"Kan ada di group kelas? Salah sendiri gak pernah add temen sekelasnya sendiri."

"Yahh kan hp gue abis kecebur got," jawab Taehyung dengan muka yang sengaja ia melas-melaskan.

Sujeong hanya tertawa sebentar lalu mengambil pena dari tempat pensilnya.

"Tulis di tangan gue aja Jeong," Taehyung mengulurkan tangan kanannya pada Sujeong agar gadis tersebut dapat menuliskan id line miliknya di telapak tangannya.

Reflek, Sujeong memegang tangan Taehyung dengan tangan kirinya. Membuat Taehyung tersenyum kesenangan karena skinship yang dilakukan oleh Sujeong.

"Aduh geli anjir," Taehyung mulai tertawa dan menggerakkan badannya karena geli yang disebabkan oleh pena tersebut.

"Diem dong Tae. Ntar tulisannya malah gak kebaca," keluh Sujeong kerepotan dengan tingkah pemuda itu.

Plukk

Sujeong menatap Taehyung dengan pandangan - dasar bego.

Pena tersebut jatuh ke lantai karena tingkah laku Taehyung yang tak bisa diam.

Sujeong menunduk untuk mengambilnya, tentu saja diikuti oleh Taehyung - dia mau modus.

"Aduh sakit!" pekik Sujeong begitu kepalanya terbentur dengan kepala Taehyung. Taehyung sendiri hanya memasang ekspresi kesakitan namun senang juga. Entahlah.

"Duh maaf Jeong."

"Iya gak apa-apa," jawab Sujeong sambil tersenyum santai.

"Jeong."

"Hm?"

"Pulang bareng gue, yuk?"

°°°

"Emang lu gak basket, Tae?" tanya Sujeong begitu keduanya sampai di parkiran Blok B.

"Libur dulu Jeong. Btw lu ikut ekskul apa?" jawab Taehyung sekaligus bertanya.

"Gak ikut apa-apa, hehe."

Taehyung langsung mengembangkan senyum kotaknya.

"Ikut cheer leader aja? Masih butuh dua orang lagi gue denger-denger," usul Taehyung.

"Lu tuh cantik. Ikut itu pasti banyak anggotanya yang seneng."

"Mau sih. Tapi bukannya udah telat kalau gue ikutnya baru sekarang?"

"Gak. Buktinya mereka masih butuh tambahan anggota."

"Kapan boleh daftar?"

"Ntar gue tanya ketuanya dulu ya."

°°°

Taehyung :
Hai Jeong
Gue dah tanya nih, katanya bsk lo langsung ke lapangan basket aja

Sujeong :
Serius nih?!
Okeee besok gue ke sana. Pulang sekolah?

Taehyung :
Iya Jeong

Sujeong :
Makasih Tae!!

Taehyung :
Sama-samaa

Taehyung menutup aplikasi line tersebut. Matanya menerawang ke atas. Terbayang Sujeong disana ikut menyemangatinya di lapangan.

--- /// ---

skrg hari apa? tanggal brp? Ku tak ingat:))

HUHUHUUUU

Wrong ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang