Lo kemana aja sih??
Sumpah ya gue tungguin lo di 2.3 tapi lo gak nongol-nongol juga sampe jam setengah 11.
Gue kecewa banget, Tae. Gue kira lo itu cowok gentle yang selalu nepatin janji lo. Tapi ternyata emang bener ya, lo tuh emang playboy kampungan tau gak.Sakit hati gue nungguin lo dateng astaga.
Udah ya Kim Taehyung, mulai saat ini, gue bakalan nyerah untuk dapetin lo lagi.
Gue nyerah untuk bisa deket sama lo lagi.
Karena sekarang, gue udah bener-bener kesel banget sama lo.
Selamat, besok lo gak akan keganggu lagi sama surat-surat dari gue.
Tertanda,
Jung Yein.
"Lah orang dia yang salah dia ngomel," Jungkook bergumam seraya memasukkan surat -yang mungkin akan menjadi surat terakhir untuknya- ke dalam tas.
°°°
Jungkook mendudukkan dirinya di bangku yang biasa ia tempati. Sebelum itu, matanya melirik ke arah bangku yang tepat berada di belakang bangkunya.
Jung Yein.
Gadis itu kini tengah mengobrol dengan Eunseo dan Chengxiao, sahabat terdekatnya di kelas.
Hingga akhirnya, wali kelas mereka yang juga merupakan guru kimia mereka masuk.
"BERSIAP!"
Teriakkan Jungkook membuat seisi kelas yang tadinya gaduh langsung hening. Jungkook menatap ke sekitar, apakah masih ada murid yang belum siap.
"Sebelum belajar, mari kita berdoa menurut kepercayaan masing-masing. Berdoa mulai."
Semua menunduk, mulai berdoa menurut agamanya masing-masing.
"Berdoa selesai!"
"Oke hari ini kalian kerjakan LKS Bab 5 halaman 43 ya. Ibu lagi gak enak badan buat jelasin pelajaran."
"Iya Bu," koor murid-murid 11 Ipa 3 dengan kompak.
Jungkook mengerjakan soal tersebut dengan tenang.
"Ah elah make salah tulis. Gak bawa penghapus lagi," kata Jungkook dan mulai mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru kelas. Teman sebangkunya -Choi Yuju- sedang tidak masuk hari ini. Jadi ia tak bisa meminjam pada gadis itu.
"Minjem penghapus dong?" Yein yang tengah fokus mengerjakan soal langsung mendongak, menatap pemuda yang duduk di depannya.
"Nih," Yein menyodorkan penghapus berwarna putih tersebut pada Jungkook.
"Makasih."
Kriingg Kriingg
Bel pergantian pelajaran berbunyi. Murid-murid telah selesai mengerjakan tugas tersebut.
"Jungkook, Yein, tolong bawa LKSnya ke ruang guru di meja Ibu ya. Ibu mau ke ruang kepala sekolah dulu."
"Iya Bu," jawab Jungkook dan Yein yang merupakan wakil ketua kelas dengan kompak.
Jungkook membagi dua tumpukkan buku tersebut dan menyerahkannya setengah -atau bahkan lebih sedikit dari setengah- pada Yein dan mulai jalan mendahului gadis itu.
Mereka berdua berjalan dalam keadaan hening. Belum lagi saat ini masih jam pelajaran dimana para murid-murid masih berada di dalam kelas. Benar-benar sepi.
"Hm, Sabtu kemaren lu ngapain ke sekolah?" tanya Jungkook berusaha memecahkan keheningan.
"Oh, itu gue nunggu temen," jawab Yein yang kini mood-nya telah turun drastis.
"Terus temen lu dateng?"
"Ngga."
"Terus gimana tuh jadinya?"
Yein mengerutkan dahinya. Apa benar ini Jeon Jungkook yang terkenal dingin itu? Kenapa banyak tanya dan mau tahu sekali?
"Ya gue pulang lah. Ya kali nginep di sekolahan."
Setelah menaruh buku tersebut di meja wali kelas mereka, Jungkook menunggu Yein yang kini tengah mengikat tali sepatunya.
"Ngapain?"
"Nungguin lu."
"Ya ngapain nungguin gue?"
"Ya nungguin aja."
Yein sih, hanya bisa senyum kecil saja. Jungkook benar-benar terlihat kaku sekarang. Dan menurut Yein, itu sangat lucu.
"Eh In," panggil Jungkook ketika keduanya berada di tangga.
"Hm?"
"Pulang nanti ada acara gak?"
Yein kaget, namun berusaha menutupi keterkejutannya dengan bersikap seperti biasa. Pikirannya telah kemana-mana saat ini.
"Apa Jungkook mau ngajak gue jalan?" Ya begitulah isi otaknya saat ini.
"Gak, kenapa?"
"Nanya aja," jawaban dari Jungkook sukses membuat Yein kesal.
"Kurang kerjaan banget dah nih anak hadeh."
"Eh bukan gitu maksud gue," kata Jungkook tiba-tiba.
"Maksud apa?"
"Hm, pu-pulang bareng, yuk?"
°°°
Yein senyum ke arah Jungkook yang berjalan di depannya. Mereka sedang berjalan menuju parkiran Blok A.
Dari sikap Jungkook, Yein bisa tahu bahwa Jungkook sepertinya memang masih kaku -banget- dengan perempuan.
"Gak futsal?"
"Gak. Diliburin jadi besok."
"Ohh."
"Maaf ya gue gak ada helm buat lu. Dadakan juga sih ya."
"Ya gak apa-apa kok. Tapi kenapa sih lu ngajak gue balik bareng gini?"
"Hm, pengen deket aja," jawaban tersebut membuat Yein merasa terbang. Yein hanya bisa mematung mendengarnya. Dan Jungkook yang melihat ekspresi Yein berubah panik.
Ck, dia salah mengartikan ekspresi bahagia namun kagetnya Yein itu.
"Bukan gitu. Maksudnya ya kita kan ketua kelas dan wakil ketua kelas. Masa bicara aja gak pernah sih?"
Yein jatuh dari terbangnya.
--- /// ---
ada yg nonton wings tour? gimana??
dah aku mah apa cuma bisa streaming bolak-balik youtube & instagram :')
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong ✔
ФанфикSujeong dan Yein adalah dua sahabat yang bingung dengan bagaimana cara agar bisa menjadi lebih dekat dengan sang pujaan hati. Kim Taehyung, murid yang terkenal playboy itu merupakan musuh terbesar bagi Jeon Jungkook, seorang pemuda yang memiliki sif...