Empat. Lo lagi lo lagi

4K 178 9
                                    

Tak terasa seminggu berlalu dari kejadian tersebut, baik Khalil maupun Nabila masih cuek satu sama lain. Biarkanlah mereka berkutat dengan masalah mereka itu

Hari ini hari dimana pelajaran yang membosankan menghampiri kelas Nabila dan Salsha selama 3 jam tanpa istrirahat. Pelajaran apa lagi kalau bukan pelajaran Sejarah. 3 jam mereka lewati dengan rasa kantuk dan bokong mereka yang sakit karena duduk selama itu.

Saat istirahat pertama, Nabila dan Salsha tidak membuang waktu dengan duduk manis dikelas dengan buku mereka. Mereka memilih untuk memberikan makanan untuk cacing diperut mereka yang sudah meronta daritadi.

"Yatuhan..... gue laper banget Sallllll. Tolong pesenin yak? Nggak kuat jalan gue" Salsha yang mendengar itu langsung melangkahkan kakinya menuju Mang Dadang penjual kwetiau di sekolah mereka. Sebenarnya banyak makanan yang dijual disini, tapi hati mereka berdua sudah untuk kwetiau Mang Dadang seorang. Untuk minum Salsha memilih air mineral dingin berukuran sedang lalu kembali ketempatnya

"Nih minumnya. Kata mang Dadang bentar lagi dianter tunggu aja" Tak lama mang Dadang datang membawa pesan Salsha tadi. Tanpa pikir panjang Nabila langsung mengambil makanan tersebut dan memakan nya dengan lahap. Sementara Salsha dan Mang Dadang hanya menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Nabila

"Pelan pelang bukkk... Keselek baru tau rasa lu"

"Aphaaih? Ghue lhapar thaukk" Nabila menjawab pertanyaan Salsha dengan mulut yang penuh dengan makanan

"Ihhhhhhhh Nabilaaaa muncrat-muncrat ludah lu ke tangan gue..." Salsha membersihkan tangannya menggunakan tissue yang ada di atas meja. Sedangkan Nabila? Ia masih saja asik dengan makanannya

Setelah selesai, mereka pun bergegas pergi menuju kelas setelah membayar makanan mereka. Di tengah jalan, seorang siswi memanggil Salsha dan Nabila untuk segera menuju ruang kesenian, karena mereka termasuk panitia yang mengurusi pensi

"Loh, kok mendadak? Seharusnya minta persetujuan gue dulu dong"

"Gue juga nggak tau Bil, Pak Ardi langsung nyuruh gue manggil elu sama si Salsha. Pokoknya gue nggak mau tau elu ikut gue, kalo enggak gue yang nanti kena omelan pak Ardi"

"Bodo. Gue nggak perduli, itu urusan lo sama pak Ardi, yuk Sal kita cabut"

"Bil, udahlah ini tuh amanah. Nyok kita ke situ"

Mau tak mau Nabila pun mengikuti Salsha. Mereka pun langsung menuju ruang kesenian. Di sana pak Ardi menyebutkan kalau mereka termasuk panitia pemanggungan.

"Aelah Sal... Males gue ngikut kek gini, balik aja yuk? Mumpung pak Ardi nggak ngeliat" Nabila terus saja merayu Salsha dengan kalimat yang sama dari tadi

"Nggak" Nabila pasrah. Memang susah untuk merayu sahabatnya itu, Nabila pun memutuskan untuk mengikuti kemauan Salsha

Pekerjaan mereka pun sudah dimulai dari tadi. Nabila dan Salsha mendapat bagian untuk menata properti di atas panggung.

Saat ingin memindahkan sebuah meja, tak sengaja Nabila menabrak seseorang yang mengakibatkan ia hampir jatuh

"Aw... sikut gue sakit banget. Eh kalau jalan itu pake mat... LO"

"LO"

Khalil pov

Hari ini gue disuruh jadi panitia acara disekolah gue, males sih tapi yaudah lah. Gue adalah ketua panitia pemanggungan, kalian tau? Gue cuma tau satu orang anggota gue, siapa lagi kalo bukan Kevan.

Waktu gue lagi ngatur anak-anak, tiba-tiba ada yang nabrak gue dari belakang. Dan untungnya gue nggak jatuh, kalo jatuh malu dah gue.

"Aw... sikut gue sakit banget. Eh kalau jalan itu pake mat... LO"

"LO" Dia lagi? Ya Tuhan... kenapa engkau pertemukan hamba dengan anak songong ini lagi? Lelah Khalil ya allah *abaikan

"Aduh... Eh kapten basket yang sombongnya naudzubillah, kalau jalan tuh pake mata"

Tunggu dulu, dia yang nabrak gue dia juga yang marah-marah. Dasar cewek, mau dia salah mau nggak marah aja terus

"Apa? Jalan pake mata? Dimana-mana jalan tuh pake kaki bukan mata. Hehhh... Dasar vlogger sok cantik"

"Kenapa sih gue harus ketemu sama lo? Sumpek tau nggak liat muka lo?"

"Bodo! Pusing gue ribut mulu sama lo!" Gue yakin 100% ini masalah pasti panjang. Capek gue kalo ngurusin dia terus

"Kalo pusing ya nggak usah cari ribut dong! Lo tuh ya..."

"Kalian berdua jadi pemeran utamanya! Nggak ada bantahan ok?"

Nggak salah denger? Apa cuma halusinasi gue aja? Pak Ardi nyuruh gue sama nih cewek pecicilan jadi pemeran utama? Oh No!

"Kita pak? Gu eh saya sama nih anak?" Dia nunjuk gue dengan tatapannya yang sok manis, iuw... mau muntah gue

"Ganti aja gimana pak? Soalnya ya gimana ya? Dia itu berisik banget pak"

"Apa lo bilang?"

"Apa hayo?"

"Sudah cukup! Khalil, Nabila, kalian itu nggak tau apa pura-pura nggak tau sih? Cemistry kalian itu udah pas banget"

"Tapi pak..."

"Tidak ada bantahan! Kalau kalian tidak mau, nilai kalian menjadi taruhannya"

"WHAT? NO!" ini kenapa bisa barengan coba sama nih anak?

Hay!!! Nih cerita akhirnya di next juga, bodo amat lah nggak ada yang baca yang penting heppi.

Ohya Marhaban ya Ramadhan ya, maaf kan cerita ini terlalu jelek dari cerita lain.

Jangan lupa vomments

Senin, 28 Mei 2017
With love, Zahra

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang