Tigapuluh dua. Lari

1K 63 13
                                    

Typo(s) itu bagian dari diriku🤭 Maapin yaaa....

"Berhenti!"

Nabila menolehkan kepalanya ke sumber suara. Matanya membulat, dia ketahuan! Para pengawal yang tadinya berjaga di depan, sekarang berada di depannya.

"Shit"

Khalil mengutuk semua rasa sakit di tubuhnya. Jika bukan karena sakit ini, ia bisa saja menghajar mereka. Nabila ketakutan, tapi ia harus melawan mereka. Khalil sudah sangat lemah untuk sekedar berkelahi.

Netra Nabila menjelajahi ruangan ini, ia hanya memiliki kursi yang Khalil tempati tadi, selebihnya kosong. Nabila pun melemparkan kursi itu ke arah belakang dirinya dan membuat kursi itu rusak.

"Kenapa nggak ke arah mereka?" Khalil menunjuk para pengawal di depan mereka. "Nggak bakal mempan, makanya dipecahin dulu biar mudah mukulnya."

"YAH LEBIH NGGAK MEMPANLAH BE- awhh" Khalil lupa mengenai luka disudut bibirnya. Ia harus memikirkan cara lain. Pakai kaki kursi yang dipatahkan oleh Nabila tadi, ia yakin tidak bakal mempan.

"Maju sini" Nabila memegang kaki kursi itu seperti memegang tongkat baseball. Satu per satu para pengawal itu maju. Mata Nabila tetap mengamati setiap langkah mereka.

Di depannya terdapat satu orang, tangan Nabila terayun. Pengawal itu tersenyum, ia sudah bisa membaca pergerakkan Nabila.

Duk

Khalil meringis ngilu, membayangkan daerahnya yang ditendang Nabila. Ya, Nabila sengaja mengecoh pengawal itu dengan tongkatnya.

Pengawal itu tertunduk menahan ngilu di daerah yang ditendang Nabila. Kesempatan itu Nabila gunakan dengan memukul punggung pengawal itu sampai tak sadarkan diri.

Para pengawal lain yang tidak terima, maju secara serentak. Ini yang ditakutkan Nabila, jumlah mereka tidak sebanding.

Nabila merasakan kehadiran di sebelahnya, dan benar saja Khalil sudah bersiap dengan kuda-kudanya. "Nggak usah banyak bacot, gue masih kuat"

Nabila memandang khawatir kekasihnya itu, ia berdoa tidak ada hal buruk yang terjadi kepada Khalil.

Pertengkaran pun dimulai, Khalil melawan para pengawal itu dengan tangan kosong, sedangkan Nabila tetap dengan balok kayunya.

Mereka sudah cukup kewalahan, dan para pengawal itu belum juga kalah. Nabila menatap Khalil gusar, lelaki itu sudah cukup terluka.

Brak

Nabila terkejut melihat salah satu lawannya tumbang karena pukulan tiba-tiba dari arah belakang. Di sana, terlihat Kevan yang membawa tongkat baseball yang entah darimana di dapatnya dan Salsha yang membawa gunting.

"Ayo maju sini, gue tusuk pake gunting perut kalian!" Nabila mundur perlahan, ia mendekati Khalil yang sudah tumbang, benar-benar tumbang.

"Masih bisa jalan?" Khalil mengangguk lemah, "Mau gue gendong?" Khalil tertawa kecil, mana mungkin!

Salsha masih menghadang mereka dengan guntingnya, Nabila memapah Khalil menuju pintu ruangan itu. Mereka berdua harus segera keluar dari sini.

Kevan mengambil alih Khalil dan menggendongnya di punggung. Dalam keadan seperti ini, Khalil sudah tidak bisa berlari. Kevan langsung berlari membawa Khalil dan dibelangnya tidak lupa Salsha dan juga Nabila.

Para pengawal yang melihat tahanan mereka kabur, langsung berlari menyusul mereka. Bisa mati mereka kalau sampai Khalil keluar dari runah ini.

Para pengawal itu semakin mendekat, Nabila menggeser lemari di dekatnya dan mendorongnya ke arah para pengawal. Dengan segera, ia dan Salsha turun ke lantai bawah dengan menggunakan pegangan di tangga itu, jadi mereka hanya perlu merosot.

[FINISHED]Kapten Basket vs Vlogger CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang