Ya... minggu-minggu ini adalah minggu yang sangat membosankan dan membuat amarahku selalu meledak, Setelah Devan Pamit untuk pertukaran mahasiswa ke swiss. Ya, mungkin aku akan melupakan teman baruku satu ini. Aku menjadi selalu tersinggu setiap orang-orang didekatku berbicara dengan nada yang sedikit naik. Ya, Aku marah dengan semua orang yang ada disisiku sekarang, aku mencoba untuk melupakan perbuatan mereka tapi sakit hati ini tak terima jika aku melupakannya. satu persatu orang yang disisiku pun menyadari kekesalanku saat ini, dia menanyakan ada yang salah atau tidak dalam diriku ku hanya menjawab tak ada masalah apapun. Aku keluar dari semua group dan memblock semua orang yang kurasa tak penting kembali dan hanya membuatku kesal. Aku bukan tanpa sebab keluar dari semua group... aku hanya muak kepada mereka semua dan yang kurasa itu sangat menggangguku. Seharusnya aku memang membiarkan mereka dan menghiraukannnya tapi entah ada apa dengan hatiku dan pikiranku...
Setelah berpikir kembali dan menangisi semua hal yang kulakukan aku pun mulai membuka hatiku untuk memaafkan mereka semua, tapi ketika ku ingin melupakannya temanku malah meminta untuk aku menjelaskan yang terjadi dan meminta maaf. Padahal aku ingin melupakan kejadian yang menyakitkan hatiku tapi mengapa ia harus membahas lagi. Setelah ia meminta maaf hari yang cerah pun kembali gelap, aku mulai menangis dan merasa kesal "kenapa harus mempunya hati sebaper ini? ada apa dengan diriku? apa diriku sudah tak kuat dengan sandiwara dunia ini?" aku selalu bertanya-tanya dalam diriku.
Hari inilah aku disadarkan untuk mulai membentengi diriku dari sahabat-sahabatku. Ya, aku mulai tersadar dengan Nia bahwa satu sahabat kita perlahan menjauh dari kita. Lena sudah mendapatkan teman barunya yang mungkin sudah menggantikan posisi kami berdua. dia adalah sosok yang arogan dan cuek sekali, memang kedua orang tua aku dan Nia tak pernah setuju kita berteman bersama dia karena kelakuannya. Tapi, kita terima semua itu. kita akan selalu terima kekurangan itu. Ya.. lama waktu berlalu akhirnya kita menyerah.
Aku dan Nia mulai mundur dan membiarkan Lena pergi dengan teman barunya. Kita hanya berharap teman kita Lena akan menyadari bahwa dia membutuhkan kita. Selama pertemanan kita bertiga yang selalu mengerti Lena, Lena tidak pernah mengerti aku dan Nia. Sedih memang ada? tapi jika aku dan Nia selalu mengikutinya pasti dia akan merasa aku dan Nia yang selalu membutuhkannya.
YOU ARE READING
Be Alone Behind the Laughter
Fiksi UmumTersenyum untuk orang-orang sekitar dan bersedih ketika menyendiri. Itulah topeng yang ku miliki dan selalu ku pakai. ketika aku memakai topeng, diriku akan selalu ceria tanpa beban dan menghibur orang tanpa malu dan tahu terhibur atau tidaknya...