2. ACCIDENT

40 19 1
                                    

CERITA INI HANYA FIKTIF BELAKA. APABILA ADA KESAMAAN NAMA, TOKOH, TEMPAT, KEJADIAN. ITU HANYA SUATU KETIDAK SENGAJAAN SEMATA.

*****
Fyi. Cerita ini aku tulis di tahun 2017 waktu ada kontes menulis diwattpad. Cuma karena ga lolos seleksi akhirnya aku unpublis dan baru aku revisi ulang di tahun 2023 ini. Jadi bukan suatu kebetulan yang disengaja kalau ada tulisanku yang mungkin terlihat memihak ke salah satu kubu di era kampanye ini. Ini murni karangan Author yang pernah author tulis ditahun 2017 tanpa adanya unsur kesengajaan.
Terima kasih
°
°
°
>>>>>>>>>>>>>>>>><<<<<<<<<<<<<<<<<
°
°
°

» JAKARTA « desember 31

Tepat dimalam sebelum kembang api tahun baru dinyalakan. Dua orang pria berada diatap sebuah gedung pencakar langit. Mereka saling beradu. Terlihat jelas dari luka yang memenuhi di setiap inci tubuh dan wajah mereka.

"Apa yang kau inginkan dariku, Jarvis." Pria berambut hitam bangun dari pijakannya. Mengambil ancang-ancang kepalan di tangan kanannya dan berlari kearah pria berambut coklat yang masih mencoba menegakkan tubuhnya.

"Sampai kapan kau akan melakukan ini, Jean.'

Sebuah pukulan terlontar kuat dari Jean, namun dengan sigap Jarvis berasil nenangkis pukulan itu. Jarvis menarik lengan Jean memutarnya hingga membuat Jean meronta kesakitan. Lalu di tendangnya beberapa kali di bagian perut Jean membuatnya mulai memuntahkan darah dari dalam mulutnya.

Rasa sakit beradu kuat didalam tubuh Jean hingga membuatnya kehabisan tenaga untuk melawan Jarvis dengan seringai di wajahnya.

Jarvis menjambak rambut Jean lalu menghempaskannya ke bawah hingga membentur lantai atap gedung itu. Darah segar mulai mengucur dari pelipis Jean. Jarvis melepaskan cengkramannya dari Jean yang mulai tak berdaya.

Jarvis mundur dua langkah dari Jean. "Aku rasa kita harus mengakhirinya sekarang. Bajingan."

Jarvis mengeluarkan Glock17. Dari balik jaketnya memasang peredam lalu mengarahkan ke kepala Jean yang tengah terbujur lemah di atas lantai atap gedung.

Jarvis menatap tajam lurus kearah sasaran tembaknya dann dengan sekali tarikan, pistol itu mengeluarkan pelurunya yang melesat kearah Jean.

Namun dalam waktu sepersekin detik dari jarak Jarvis menarik pelatuknya. Jean dengan sigap mengambil pistol di holster yang tergantung di saku celananya dan menembak kearah Jarvis.

Gerakan yang bersamaan antara kedua pistol tersebut membuat pelurunya yang melesat saling bertabrakan lalu merebak dan mengeluarkan dentuman cukup kencang di udara.

Jean kembali bangkit dari pijakannya. Dengan seluruh kekuatan yang masih tersisa dalam dirinya. Dia mulai melancarkan kembali serangan bertubi-tubi kearah Jarvis. Puluhan pukulan dan tendangan mengenai bagian tubuh Jarvis yang tidak mampu menangkis serangan yang begitu cepat dari Jean.

Tanpa mereka sadari kini mereka telah berada di perbatasan atap gedung itu. Jean menendang betis Jarvis, membuat tulang keringnya patah hingga bibirnya meringis kesakitan.

Dengan cepat ditengah rasa sakit yang menjalar dari tulang keringnya yang patah Jarvis menyerang wajah Jean tepat di mata kirinya. Membuat Jean terhuyun kebelakang dan menabrak bibir pembatas atap gedung itu.

Kembali Jarvis membalas pukulan Jean. Tanganya mencekik leher Jean. Mengangkatnya dan mendorongnya keluar dari bibir pembatas hingga setengah dari tubuh Jean tampak hampir keluar dari bibir atap gedung itu.

SPY - Who I'am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang