PROLOG

89 31 12
                                    

Hujan deras terus turun tak kunjung henti, membasahi tubuh seorang pria yang saat ini tengah berlatih bela diri. Samsak berukuran besar itu berayun tak tentu arah akibat pukulan dan tendangan yang dilancarkannya. Deru nafas dan leguhan nan bertenaga saling bersautan dengan deru angin yang bergemuruh, menerpa pepohonan hingga daun dan dahan-dahannya saling bergesekan.

Pria itu terus memukul-mukul samsaknya hingga butiran2 air hujan yang terserap oleh samsaknya tersebut bercipratan membelah udara.

Tiba-tiba petir menyambar penangkal petir yang berada tak jauh dari posisinya berdiri hingga membuat suara ledakan yang cukup keras dan memekik telinga siapapun yang mendengarnya. Pria itu menghentikan aktifitasnya sejenak, menyeka rambut basah yang menutupi sebagian matanya.

Dia menengadahkan kepalanya, menikmati terpaan air hujan yang membasahi sekujur tubuhnya.

"Arrggghhh~"

Petir bersautan di sana sini seolah ingin menyambar apapun yang ada di bawahnya. Pria itu menjatuhkan tubuhnya hingga tertidur di atap gedung itu. Kepalanya tenggelam dalam genangan air hujan yang tidak bisa mengalir turun karena lubang salurannya yang tersumbat oleh lumut dan kotoran.

Matanya masih terpejam seolah terus menikmati malam badai nan panjang itu.

Memorinya kembali memutar alur saat dia harus memutuskan pergi meninggalkan seorang yang sangat dia cintai. Entah kenangan itu kini hanyalah lukisan yang telah terlupakan atau sebuah tinta yang menggoreskan luka terdalam dikisahnya.

******************************

[>>> TRACKING... SPIONASE COORDINATES FOUND... VERIFYING... JEAN 97% MATCH <<<]
[>>> TRACKING HACKERS... FOUND <<<]
[>>> CONNECTING... TRANSMISSION ENABLED...]

*****************************

"Detected..."

Radeva memasukkan PDA miliknya kedalam ransel dipunggungnya. Tangan kanannya memasukkan pistolnya ke saku depan ransel setelah pemicu dikunci oleh sebuah tombol pengaman yang terdapat di bagian kiri, sedikit diatas pelatuk. Sekedar menjaga agar pistol itu tidak menembak dengan sendirinya karena tersangkut barang-barang lain yang memenuhi isi ransel.

Matanya terus mengamati gerak gerik setiap orang yang berjalan melewatinya. Mencoba mencari tau posisi targetnya saat ini.

Tiba-tiba jam tangannya berbunyi dan mengeluarkan sebuah kepingan kecil yang tersambung dengan kabel bagaikan cacing yang keluar dari tempat persembunyiannya.

Radeva mengambil kepingan kecil itu dan memasukan kedalam telingannya. Sebuah layar 3D keluar dari dalam jam tangannya. Dia pun memakai kacamata yang tergantung dikerahnya sedari tadi dan menyiapkan mode

»MIRROR DETECTED«.

Sesosok pria terliat berdiri didepannya saat kacamatanya berhasil merubah wujud 3D video call didalam jam tangannya menjadi fitur yang lebih besar.

"Apa kau sudah bertemu dengan clientmu hari ini?". Tanya suara dari sebrang yang langsung dibalas dengan gelengan oleh Radeva.

"Aku rasa dia bukan tipe orang yang tepat waktu, Hell."

Radeva hanya mengetikkan ucapannya dilayar yang terhubung dengan jam tangannya dan seketika ketikan itu keluar persis seperti dirinya yang tengah berbicara.

Alat itu adalah alat yang dirancang khusus seperti fitur video call dalam ponsel namun lebih canggih karena kita bisa melihat lawan bicara kita secara 3D tanpa layar dan tidak perlu berbicara untuk menjawab ucapan lawan bicara. Hanya tinggal mengetiknya dan secara otomatis akan memunculkan suara seperti saat kita berbicara dengan orang lain.

"Jam berapa kau dan dia janji untuk bertemu?"

"09.45. Dan sekarang sudah jam 10.20 tapi dia masih belum datang" Radeva menyibakkan rambut yang menutupi keningnya. Sambil sesekali membetulkan posisi earpice ditelingannya.

"Lakukan saja tugasmu dan kita bisa bersenang senang setelahnya. Lagi pula aku sudah muak berada di negara yang penuh dengan sampah masyarakat ini." Umpat Hellen sambil terus mengotak-atik layar didepan wajahnya.

"Kau pikir dengan bayaran yang kita dapat kita bisa pergi semudah itu dari negara ini? Bahkan hanya untuk membeli permen karet saja tidak akan cukup, Hell."

"Setidaknya kita bisa bersenang-senang sedikit dengan itu. Apa kau tidak jenuh dengan pekerjaanmu yang hanya seperti itu saja yang bahkan bisa mengan..."

»»» CALLED END «««

"Yak...yak.. Radeva yak..." sambungan telepon Radeva tiba-tiba terputus dan membuat Hellen mengumpat karena ucapannya yang terputus sepihak.

****************************************

[>> TRACKED DETECTED <<]

Radeva langsung menutup teleponnya dengan Hellen begitu dia mengetahui posisi client yang sudah cukup dekat dengannya.

Dia melepas kacamata hitamnya dan kembali menggantukan dikerah bajunya. Earpice dilepasnya dah seketika earpice itu kembali menjadi kepingan kecil dan masuk kedalam jam tangan miliknya.

Dia mengambil face mark didalam tas lalu memakainnya diwajah. Seketika wajahnya berubah menjadi seorang pria parubaya yang telah berkepala tiga.

»»»»● MISSION COMEBACK ●««««

------------------

*INFO :

(Face mark adalah alat berbentuk topeng yang terbuat dari silikon tipis yang apabila ditempelkan diwajah makan wajah pemakai akan berubah menjadi sosok dalam topeng. Ini membantu para Spy untuk menyamarkan identitas aslinya)

Jangan lupa vote and komen wattpad ini.
Adegan bunuh2annya nanti dulu ya Author sedang mencari bahan untuk membunuh orang di real dulu biar bisa di tulis di sini..ehhh gimana2
Semoga suka

Proudly by. HACKER

©®Hyloveanya

SPY - Who I'am?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang